End Of Chapter 4, Start Of Tragedy

165 15 3
                                    

Linda

"Aku harus menyelamatkan kakak"

Pasukan kerajaan tidak henti-hentinya mengepungku, menahan pergerakanku. Barisan tombak yang tersusun rapi dihunuskan ke arahku. Aku hanya mengangkatkan tangan kananku dan seketika itu juga mereka terjatuh. Mereka tidak bersalah, mereka hanya dikendalikan oleh parasit yang menggerogoti jiwa mereka. Dari tangan kiriku keluar kabut berwarna biru menyelimuti mereka.

Parasit-parasit itu telah hilang dari tubuh mereka, tapi syok yang dideritanya masih membuat mereka terkapar diam.

Di perjalananku aku melihat teman seperjuangan Gildo yang telah berjuang sepenuhnya. Jiwa semangat terasa pada tubuh mereka yang tidak bergerak dengan darah merah yang membahasi sekujur badan. Kabut berwarna biru kulepaskan dari tangan kiriku, luka-luka mereka perlahan sembuh dan membangkitkan kesadaran kembali.

"Guaah"

Nadleen, assisten kepercayaan Gildo, sepertinya dia sudah siuman.

"Aaah, hah aku hidup kembali? Luka-lukaku sudah sembuh."

"Tidak, kamu belum mati, jika aku terlambat menyembuhkan lukamu, mungkin akan berbeda."

"Suara ini, Linda!!" Dia melihat ke arahku kemudian terperanjat.

"Kamu yang telah menyembuhkanku? Penampilanmu ini, bayangan besar di belakangmu dan aura berwarna hijau. Kamu seperti titisan dewa."

"Hmm dewa, bisa dikatakan aku meminjam kekuatan iblis. Kamu tidak usah khawatir lagi, aku sudah di sini aku akan mengusir parasit-parasit itu. Lihatlah teman-temanmu juga sudah bangun."

Pasukan-pasukan Gildo yang awalnya hampir mendekati kematian mulai bangun secara perlahan, luka-luka di sekujur tubuhnya sudah menghilang. Tampak raut bingung pada wajah mereka.

"Aku akan menyelesaikan pertempuran ini, berhati-hatilah kak Nadleen."

"Tunggu Linda, kamu masih kecil, hal ini terlalu berat untuk dipikul dirimu sendirian. Biarkan kami juga membantumu."

Aku hanya tersenyum kecil ke arahnya yang terlihat sangat khawatir.

"Tidak apa-apa kak, aku sudah dipercayakan tenaga besar ini, aku harus menjalankan tanggung jawabku."

Sebelum sempat dia membalas kata-kataku, aku pergi melesat cepat menjauhinya. Aku harus segera menghentikan pertempuran sia-sia ini. Perisai pelindung, karena benda ini tidak aktif parasit Styr dapat merasuki bangsa kami. Jika perisai pelindung ini telah aktif, penduduk Forste akan aman, tapi sebelum itu aku harus menolong kakakku.

Aku merasakan 2 orang, 1 kilometer lurus di depanku. Gildo telah bersama dengan kakakku.

Kemudian aku mendengar suara tembakan.

...

"TIDAAAAAKKK!!!"

Aku berteriak kencang, suaraku memenuhi ke seluruh ruangan ini. Dalam arti sebenarnya, hingga membuat bangunan ini bergetar dan bumi berguncang.

"Linda kenapa kamu..., apa yang terjadi pada dirimu."

"Gildo, apa yang kamu lakukan, kamu telah membunuh keluargaku."

"Aku... aku harus melakukanya demi bangsa ini. Aku terpaksa."

"Bedebah!" Aku melemparnya dengan energi telekinetisku, terlempar ke ujung ruangan hingga menembusnya.

"Lalu apa yang selama ini telah aku lakukan, aku telah berjuang sejauh ini demi melanjutkan pekerjaan ayah. Ayah, ibu dan kak Reina mereka semua telah meninggalkanku. Semuanya telah sia-sia."

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang