Chapter 4 Part 14

95 13 0
                                    

Aku melihat pasukanku tertusuk oleh tombak-tombak. Mecha yang hampir rusak itu tidak akan dapat melawan pasukan kerajaan yang sudah terlatih. Pasukanku tidak berkutik melawan formasi pasukan kerajaan yang kuat. Persenjataan yang seadanya tidak akan dapat melawan tombak pasukan kerajaan yang canggih. Rakyat sipil yang tidak terlatih hanya menjadi bualan mereka. Darah teman-temanku bercucuran.

Mereka tetap semangat melawan, meski tangan dan kaki mereka terlepas dari tubuh. Meski dalam beberapa detik napas mereka akan berhenti. Mereka tetap berjuang mendukungku, membela planet ini.

"Ayo semangat."

"Hidup Bangsa Forste."

"Jaga, komandan."

"Lindungi, komandan."

Apa yang harus kulakukan? Aku membalas serangan-serangan pasukan kerajaan. Tapi perbuatanku hanya mengulur kekalahan. Teriakan, tangisan dan suara tebasan bersemarak di sekitarku. Apa yang harus kulakukan?

Aku tidak akan menyerah, aku tidak akan biarkan perjuangan mereka sia-sia. Aku mengemban tanggung jawab membawa kemenangan untuk mereka.

"Uuukh."

Tombak panjang menembus mechaku sampai ke perutku. Mereka berhasil menembus pertahananku setelah menyerang dengan pasukan berjumlah sepuluh orang. Aku berhasil mengalahkan mereka tapi diriku terluka dengan darah yang mengalir dari perutku.

"Komandan!!" Zasnik mendekatiku dengan mecha birunya. Dia tidak bertanya, dia tahu aku mengalami luka parah. Tapi dia hanya melindungiku dari serangan musuh yang lain.

"Komandan!!" Noeele juga mendekatiku, aku kemudian dikelilingi oleh 4 mecha yang lain dan kami diserang oleh 100 pasukan yang menargetku juga.

"Aku akan membuka jalan untuk komandan pergi."

"Apa maksudmu, kamu tidak lihat luka yang diderita komandan?" Noelle mempertanyakan perkataan Zasnik.

"Aku percaya komandan dia pasti akan membawa kemenangan, dia pasti dapat mengaktifkan perisai pelindung." Yang lain pun mendukung perkataan Zasnik.

"Ayo kita buka jalan untuk komandan!"

100 pasukan kerajaan itu pun menyerang bersamaan menyerangku melewati 4 mecha yang melindungiku. Mecha-mecha itu pun berjatuhan rusak tertusuk oleh tombak-tombak yang besar. Noelle, Zasnik dan yang lainya, merekapun jatuh ke darat, mecha mereka tidak dapat berfungsi lagi.

"Selamatkan Reina komandan."

"Lindungi planet ini."

"Kami percaya kepadamu, komandan."

Sampai akhir mereka mempercayai diriku.

"Ya aku akan mewujudkan permintaan kalian."

Senjata terakhir Linda yang diharapkan tidak pernah digunakan. Diriku dan Eden Crystal ini akan termakan habis oleh senjata terakhir ini, dan aku mengaktifkanya. Mecha ini menjadi terang berwarna hijau, dilapisi sesuatu kabut yang menyeliputi seluruh tubuh mecha ini menjadi seperti Aura.

Pergerakan pasukan kerajaan itu seperti melambat, indera pada tubuhku diperkuat beribu kali lipat. Dan tubuhku seperti bergabung dengan mecha ini. Efek pada tubuhku langsung terasa, aku memuntahkan darah, jiwaku dengan cepat digerogoti.

100 pasukan kerajaan itu segera menyerangku yang tinggal sendiri. Lambat, sangatlah lambat. Meski mereka mengepungku aku seperti dapat melihat celah yang sangat lebar pada kepungan mereka.

Dengan pedang laserku aku membelah salah satu dari mereka, kemudian yang satu lagi, yang lainya dan yang lainya. Sampai 100 orang pasukan itu terbelah dengan pedangku dalam sekejap, hitungan detik.

Aku bertempur sendirian melawan kepungan pasukan kerajaan. Menanggung harapan ribuan orang yang telah mendahuluiku, melawan pasukan yang dengan giatnya menyerangku. Berbagai formasi, berbagai senjata, berbagai cara melawanku yang kutepiskan dengan sigap. Semakin banyak aku mengalahkan mereka, semakin banyak pula jiwaku berkurang tapi. Tapi semangatku tidak akan hilang, harapan yang kubawa tidak akan pudar. Sampai aku mendapatkan kemenangan, demi bangsa ini.

Mereka menyerangku menggunakan susunan tombak yang diatur oleh 10 orang. Tanpa celah, tapi ruang sebesar satu senti saja bagiku adalah celah yang besar. Aku menusukkan pedangku ke salah satu dari mereka, dan sebelum yang lain dapat bereaksi merekapun telah binasa. Tidak sampai sedetik mereka bergerak, formasi mereka sudah buyar dan membawa korban.

Ratusan rudal di arahkan kepadaku, aku menangkisnya dengan perisai energi yang sudah diperkuat dengan energi Eden Crystal yang maksimum, perbuatan mereka nihil dan kubalas dengan rudal yang lebih canggih, lebih kuat.

Aku sudah melewati kepungan mereka, 100 sudah kulewati. Tambah seratus lagi, bertambah lagi, hingga 1000 pasukan menahanku yang terus bertambah lagi.

Jiwaku semakin pudar tapi semangatku semakin melonjak. Aku sudah menggunakan tangan kiriku sendiri. Tersisa pedang laser yang dipegang di samping kananku. Kembali ku ayunkan pedang laserku itu, menebas ratusan pasukan. Dilawan dengan serangan pasukan yang semakin kuat, bertambah banyak, formasi yang semakin solid, bertubi-tubi, semakin intens menusukku.

Tapi itu tidak cukup, bahkan hingga darahku tidak ada yang memompa lagi, aku tetap bangkit berjuang.

"AAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH"

Sebuah sinar menembus kepungan badai hitam itu, menunjukkan arah menuju harapanku.

"Drap..."

"Drap.."

"Drap.."

Formula hijau terakhir yang menopang hidupku telah habis. Mungkin ini adalah saat terakhir aku dapat berkumpul denganya.

"Reina..."

Aku telah sampai...

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang