Chapter 3 Part 6

320 36 0
                                    

Kami berjalan kecil setelah menikmati sarapan yang dibawakan oleh Allita, makanan yang enak memang dapat membawa semangat di pagi hari. Kami telah mengelilingi wilayah ini. Membosankan semua bangunan terlihat sama dan hampir tidak ada penduduk yang terlihat . Mereka berdiam saja di rumah, menerima nasib, pasrah tidak akan mendapatkan perubahan yang mereka harapkan. Meski begitu Allita tetap tersenyum dan bahagia, dia sudah bersama penduduk ini selama 5 tahun dan dia menganggap penduduk di sini orang-orang terbaik yang pernah dia temui. Tapi Allita tidak pernah merasakan kehancuran Forste, 10 tahun yang lalu. Aku tidak menanyakan lebih lanjut mengapa dia tidak ada pada saat kehancuran Forste, dan aku membaca pikiran sampai yang terdalam.

Satu-satunya pemandangan yang menarik dari perjalanan ini, adalah batas dari pesawat ini. Di ujung benteng terbang ini yang dilindungi oleh perisai kaca untuk menahan parasit Styr aku dapat melihat daratan hijau membentang, dengan bukit-bukit tinggi dan organisme raksasa yang terkadang telihat. Di daratan itulah kabarnya budaya Forste berkembang, hidup mereka susah karena monster-monster raksasa, tapi mereka bahagia. Allita tidak tahu kenapa mereka meninggalkan tempat itu, Linda kabarnya yang merancang benteng terbang ini.

"Hmm tampaknya kamu kebosanan yah?"

"..." Aku tidak membalasnya, tapi memang tampangku terlihat bosan.

"Okay, ya udah balik yuk kita keliling di markas aja."

Kemudian kami kembali ke markas mengikuti teleporter, hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk sampai.

Dia berjalan dulu dan aku mengikutinya menuju ruangan yang berada di sebelah teleporter ini, terlihat beberapa operator yang sedang bertugas memonitor keadaan dari depan layar monitor mereka. Sekarang mereka terlihat sibuk berbeda dengan keaadaan yang ceria saat pesta tadi.

"Tempat ini adalah ruang kontrol, merekalah yang memonitor semua keadaan di sini, aku ditugaskan dulu di sini ketika pertama kali aku bergabung." Terlihat nuansa nostalgia dari perkataan Allita, sebenarnya nuansa nostalgia ini juga aku rasakan ketika aku masih bekerja di Nasa. Aku masih ingat apa saja pekerjaanku ketika aku menjadi kepala ruangan di sana.

"Kerjaan di sini sangat berat loh Dit, dulu aku masih ingat harus memonitor keadaan di luar setiap hari, coba lihat orang itu Dit." Dia menunjuk ke seseorang yang terlihat sibuk memonitor keadaan di layarnya.

"Orang itu harus memonitor sarang monster seharian penuh, apa gak bosen yah." Kata dia dengan tersenyum kecil.

"Kemudian orang itu ..." Dia menunjuk-nunjuk beberapa orang yang lain dan menjelaskan pekerjaanya tanpa terasa jenuh sedikitpun.

"Ayok sekarang kita pindah ke ruangan selanjutnya" . Akhirnya dia selesai menerangkan dan berjalan dahulu ke ruangan yang lain.

Sekarang kami ke tempat yang penuh dengan peralatan olahraga di dalamnya. Banyak orang yang berolahraga di sini untuk mengolah tubuhnya dan terlihat juga orang berkumpul berlatih bela diri.

"Di sini tempat kami menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kami, yah jika kau tanya aku sih, aku paling benci tempat ini, oh ya kau lihat orang yang berkumpul itu, Galia adalah instrukturnya." Katanya sambil menunjuk ke instruktur orang yang berkumpul itu.

"Hei Galia." Dia berteriak menyapa ke orang yang ditunjuk tadi.

"Oh Allita gimana kabarmu, wogh pagi-pagi udah kencang aja, suit suit." Dia balik menyapa dengan sedikit bercanda.

"Ah apaan sih." Wajah Allita agak memerah mendengar jawaban Galia, akupun hanya sedikit tersenyum.

"Eh Radit jangan dengerin yah kata-kata Galia, dia cuman bercanda." Dia memperingatiku tapi aku membalasnya dengan senyum yang agak sinis, membuat dia memerah sedikit.

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang