Chapter 2 Part 4

450 38 3
                                    

"Ayo masuk, tapi jangan kaget yah"

Allita membuka pintu menuju sebuah ruangan yang sangat luas, tampaknya ruangan ini didesain untuk menyimpan suatu benda berukuran besar, ya benda yang cukup besar yaitu Mecha.

"Waw luar biasa."

Aku terkagum melihat ke sekeliling bangunan ,terlihat kabel-kabel dan penyangga untuk menyokong benda yang berukuran besar, tapi sayangnya benda yang disokongnya itu sekarang tidak ada. Tampaknya Mecha tersebut sedang melaksanakan operasinya di luar sana. Kemudian aku melihat ke sekeliling lagi, terlihat ada satu Mecha yang tertinggal. Perasaanku mengatakan tampaknya ini punya Allita.

Seperti dugaanku Allita berlari menuju ke Mecha tersebut.

"Ayok ke sini." Dia mengajakku untuk mendekati Mecha tersebut.

Aku mengikuti dia, melihat dengan dekat Mecha tersebut meskipun tidak bisa terlalu dekat karena ada pagar penghalang yang membatasi, sehingga aku berdiri di batas aman yang paling bisa ditolerir .

Di depanku, sebuah kendaraan yang berukuran sekitar 20 meter, seperti layaknya Mecha yang dibayangkan manusia bumi. Kendaraan ini terlihat bergerak dengan 2 kaki dan di bantu dengan sepasang tangan di kiri dan kanan menyerupai manusia.

Tetapi topografinya agak berbeda dengan gambaran manusia ideal, kaki penyokongnya berukuran agak besar, dengan bagian tubuh di tengahnya berbentuk silinder yang memporsir 2/3 dari ukuran tubuhnya, Tanganya panjang dan berukuran kecil, tapi terlihat lentur kemungkinan tangan ini dapat mencapai seluruh bagian tubuh.

Dan terakhir adalah kepalanya yang berbentuk seperti bola yang ditempel 2 mata berwarna merah, tampaknya itu sebuah kamera dan dilihat dari posisinya mata itu, benda ini dapat mengambil pemandangan dari segala sudut, segala arah 360 derajat. Meskipun yang paling menarik adalah pewarnaanya yang mencolok yaitu merah dan pink.

"Bagaimana lucu bukan? Dia diberi nama AFU-60 tapi aku memanggilnya dengan sebutan Fuco, yah angka 6 kan kadang bisa terlihat hurup c juga" Dia menggambarkan pengejaan nama Mecha ini dengan tanganya.

"Luar biasa, dari dulu aku penasaran bagaimana sebenarnya bentuk Mecha itu jika dikembangkan, aku tidak menyangka akan seperti ini, Pinky"

"Hei jangan mengejek, kau tahu tidak pertama kali aku mendapatkan Fuco, warnanya putih polos tidak menarik sama sekali, dan setelah kuubah seperti ini sekarang dia terlihat lebih cantik." Tampangnya cemberut ngambek dengan perkataanku.

"Haha, lalu apa yang bisa Mecha ini lakukan?"

"Hmm banyak sih, tapi yah sejak 2 tahun lalu aku mendapatkan Mecha ini, tugasnya hanya untuk eksplorasi dan melihat keadaan sekitar, berbeda dengan punya komandan Gildo yang memang didesain untuk bertempur. Mecha ini hanya memliki persenjataan yang sedikit , cukup untuk bertahan diri saja. Jika kau melihat Mecha komandan , wah bentuknya seram dan ganas senjata ada dimana-mana, Eh, tapi bukanya hal kayak gini kamu bisa langsung baca pikiranku saja"

"Anggap saja aku gak tahu, kan jadinya gak seru kalau aku langsung baca pikiranmu"

"Ah iya bener juga sih." Katanya sambil mengangguk.

Kemudian aku mengamati kembali ke Mecha yang bernama AFU-60 itu, mungkin karena sifatku yang sebagai peneliti yang membuatku penasaran terhadap Mecha ini, normalnya aku akan membongkar semua bagian dari Mecha ini dan mengamatinya satu persatu. Meskipun sekarang tidak perlu, diriku yang sekarang dapat melihat tembus ke dalam tubuh Mecha ini. Mungkin aku memang harus berterima kasih kepada bangsa Givel.

Kerangka yang tersusun dengan kabel-kabel yang bersambungan dan mesin pembangunya, adalah sesuatu yang luar biasa yang belom pernah ada di bumi. Dulu mungkin aku akan terkagum-kagum melihatnya tapi sekarang berbeda. Entah karena evolusi yang terjadi dalam tubuhku atau ilmu dari bangsa Givel, aku memiliki pengetahuan yang lebih canggih dibandingkan mereka sehingga benda seperti inipun terlihat primitif dimataku, dan aku yakin aku dapat mempercanggih mesin ini. Tetapi ada sesuatu yang mengganjal, apa sumber energi pengerak kendaraan ini?

Aku mengamati lebih jelas ke arah Mecha ini, kemudian aku melihat sebuah kristal yang terletak tepat di tengahnya, di bagian luarnya.

"Apa itu?" Aku menunjuk ke kristal itu yang kira-kira berdiameter 10 senti.

"Oh itu, kristal itu yang menggerakkan Fuco, cukup sambungkan dengan kabel dan BAAMM, listrik langsung mengalir"

"Umumnya tiap-tiap Mecha terdapat 6 kristal pembantu dan 1 kristal utama, di luar, di dalam dan di masing-masing tangan dan kaki, oh iya aku menyimpan satu kristal jika kamu mau liat lebih jelas"

Lalu dia mengambil sebuah kristal dari kantong di bagian pahanya . Waw, meski baju itu terlihat sangat ketat ternyata masih punya kantong untuk menyimpan barang.

"Ini, biasanya aku gunakan buat menghangatkan tubuh." Dia menyodorkan kristal itu kepadaku.

Aku mengambil kristal itu, yang berukuran lebih kecil dibanding yang tertempel di Fuco.Aku memperhatikanya dengan seksama, sebuah kristal berwarna jingga berbentuk 2 kerucut yang disatukan, dan terlihat aliran listrik yang mengalir didalamnya. Sangat indah dan sangat menakjubkan. Ini berbeda dengan generator yang diciptakan James.

Di dalam kristal ini terlihat energi dengan jumlah yang sangat besar, energi yang dapat menerangi bumi sampai puluhan tahun. Dan energi ini ramah, tidak merusak, tidak ada reaksi yang berbahaya di dalamnya. Dan yang membuatku kecewa adalah kristal ini hanya digunakan untuk menggerakkan satu mesin, kristal ini dapat melakukan sesuatu yang jauh luar biasa.

"Apakah ini Kristal Eden?"

"Bisa dibilang begitu, meski sebenarnya ini kristal kecil yang diberi radiasi Kristal Eden yang asli, kalau kristal ini jumlahnya berlimpah, berbeda dengan Kristal Eden yang asli, yang wah sekali. Eh darimana kau tahu tentang Kristal Eden itu, rasanya aku tidak pernah membahasnya deh, mikirin juga kagak."

"Ah aku hanya pernah mendengar Kristal Eden itu, apakah kamu tahu lebih dalam tentang Kristal Eden?"

"Hm baiklah, kabarnya dahulu kala sekali planet ini adalah planet yang hampa, tidak ada udara, air bahkan atmosfer. Suhunya sangat panas dan tidak akan mungkin ada mahkluk hidup yang dapat bertahan."

"Kemudian tiba-tiba muncul suatu batu dari langit, BAAAAM. Air, udara bahkan atmosfer terbentuk dan sejak itulah organisme mulai bermunculan, ya batu itu adalah Kristal Eden"

"Kami menyebutnya batu dewa, dan kristal-kristal ini kabarnya menyimpan serpihan energi dari Kristal Eden tersebut. Dulunya tapi kami belum menggunakan serpihan kristal ini, Professor Erfindor yang pertama kali menggunakanya dia juga pencipta Mecha-mecha ini."

Aku terkesima mendengar penjelasan Alita, aku tidak dapat membayangkan apa yang dapat dihasilkan Kristal Eden itu dalam wujud sempurnanya. Hmm, Professor Erfindor, aku harus bertemu denganya.

"Yaah, meskipun kami tidak tahu dimana kristal itu berada dan Professor Erfindor juga sudah lama meninggal, eeh tapi kabarnya ada penjaga yang mengetahui di mana letak Kristal Eden itu"

"Hmm, batu dewa yah dan batu dewa ini adalah benda paling rahasia bangsa kalian." Aku tersenyum lebar mendengar penjelasanya, tapi sayang Erfindor itu sudah meninggal.

"Hmm, apa yang kau pikirkan aku merasakan firasat yang buruk." Allita memandang curiga terhadapku.

"Hahaha, tidak ada apa-apa, tapi bukankah sebaiknya kita bersiap-siap menyusul komandanmu itu." Aku mengalihkan pembicaraan mengelak dari kecurigaanya.

"Iya sih, aku tidak mau dimarahin panjang lebar sama Komandan jika aku sampai telat nanti."

Dia bergerak kearah belakang Mecha itu menuju ruang kendalinya.

"Ayok cepat, kamu naik di belakangku."

"Sebentar bisa kau beri aku waktu?"

"Hah kenapa?"

"Jika kamu beri aku waktu 5 menit saja, aku dapat memperkuat Fuco, menyempurnakanya melebihi kemampuan Mecha dari Gildo, kau tidak lagi hanya memantau di belakang tapi juga bertempur di garis depan"

Alita hanya terdiam saja mendengar perkataanku itu.

"Kamu tahu aku dapat melakukanya, anggap saja ini ucapan terima kasih dari informasi yang kamu berikan tentang Kristal Eden"

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang