Chapter 2 Part 7

380 32 5
                                    

'Braaaak'

Aku melihat pemandangan yang mengagetkan. Mecha berwarna pink itu terlihat tidak kenapa-kenapa. tetapi digantikan dengan Mecha berwarna hijau yang melindunginya. Bagian atas Mecha itu kepala dan pelindung pengemudinya terlihat rusak parah dan pengemudi di dalamnya berada di ujung garis nyawanya. Terlihat darah berkucuran di kepalanya. Seandainya berbeda beberapa senti saja. Pisau besar itu akan mengoyak wajahnya.

Pisau besar itu menunjukkan seluruh wujudnya. Sebuah predator yang besar yang berukuran sama dengan Mecha yang berada di sini. Seluruh tubuhnya berwarna hitam dengan mata yang bersinar terang berwarna merah. Dan ada dua buah pisau besar yang menempel di kedua tanganya yang satunya lagi digunakan untuk menyerang mecha Allita tadi.

"AAAKHHH!!!"

'Booom' Allita menembak dengan senjata rudal ke arah monster itu yang membuatnya terlempar jauh, Allita segera memastikan keadaan Curio, cemas melihat diri Curio yang berkucuran darah. "Curio, Curio, kamu tidak apa-apa?"

"Hah, haah, ini hanya luka kecil aku hanya tergores saja" Curio terlihat bersusah payah mengatakanya.

"Lihat lukamu ini, kamu harus secepatnya dirawat" Allita mengatakanya dengan nada parau, penuh kecemasan.

"Yah aku memang ingin secepatnya ke rumah sakit, tapi sayangnya ini bukan saat yang tepat, monster itu belum mati" Dengan lambat Curio menunjuk ke arah monster yang terlempar jauh itu.

Aku segera melihat ke arah monster itu, yang santai berdiri meskipun sudah terkena tembakan seperti tadi, darah hijau berkucuran dari luka bekas ledakan yang melukai tubuhnya, tapi dia terlihat bergeming tidak memperdulikan luka yang diderita.

Aku mengumpulkan energi di tanganku membentuk pedang tajam, aku bersiap menghabisinya tapi aku kembali merasakan kejanggalan yang tadi. Dia tidak sendirian.

"Muncul semua!!"

Aku mengeluarkan cahaya berbentuk lingkaran ke sekitarku. Cahaya itu menerangi semuanya sampai ke monster itu. Dan perkiraanku terbukti, satu persatu monster-monster itu muncul. Monster yang berwarna hitam dengan matanya yang merah, bermunculan di sekeliling kami dan mereka tampak tenang meskipun kamuflase mereka terbongkar. Aku tidak menyangka sudah ada sekitar 20 monster yang telah mengepung . Bagaimana mungkin mereka dapat mengendap diam-diam tanpa aku sadari?

Kemudian aku ingat kata-kata Airi, salah satu mahkluk yang ditakuti bangsa Givel, mahkluk yang telah menguasai berbagai macam planet yang kemampuan kamuflasenya bahkan dapat mengelabui sensor bangsa Givel. Sekarang mereka ada di hadapan kami. Bangsa Nevatz.

"Cryakk, cryakk" Mereka mengeluarkan teriakan berganti-ganti tampak seperti menyerukan aba-aba menantikan pergerakan kami.

"Komandan bagaimana jika kita tunda dulu pertempuran kita, aku ingin membersihkan dulu lalat-lalat yang mengganggu"

"Yah boleh saja, aku juga ingin berpesta dulu, tapi tampaknya tidak ada jamuan yang tersisa untuk yang lain." Gildo segera mempersiapkan senjatanya.

Meskipun kami berdua terlihat santai tapi kami sebenarnya tahu ini bukanlah musuh yang bisa dilawan dengan main-main. Kesalahan sedikit saja dapat membuat keselamatan dari kami terusik. Aku sudah mepersiapkan pedang di kedua tanganya yang berasal dari energi. Aku bersiap menyerangnya untuk menguji monster-monster itu dan mengetahui kemampuanya.

"AAAAAAKKKKKHHHH" Tiba-tiba Allita menyerang ke kumpulan monster itu, dia menyerang dengan membabi buta tampak emosi masih meliputi pikiranya.

"Allita jangan, mereka bukan musuh yang bisa kamu lawan tanpa pikiran yang tenang" Aku berusaha untuk memanggil Allita karena apa yang dilakukan dia sekarang sama saja dengan bunuh diri.

"Aku tahu, tapi aku tidak akan memaafkan apa yang mereka lakukan terhadap Curio." Allita langsung menuju monster yang telah melukai Curio, monster yang terlihat luka di perutnya.

Allita menyerang dengan cepat menggunakan pisau yang berada di tangan kanan Mechanya. Tetapi monster itu dapat dengan mudah menghindarinya. Allita dengan segera mengejarnya kembali tetapi sekarang dia dihadang oleh monster lain yang membuat senjata mereka berdua beradu.

Pisau yang digunakan Allita adalah pisau yang sangat tajam yang membelah monster-monster ulat tadi dengan mudah, tapi ternyata monster berwarna hitam itu dapat mengimbanginya. Meskipun begitu kecepatan Mecha Allita tetap lebih unggul dengan segera dia membalas dengan senjata di tangan kirinya. Tapi hasilnya tetap nihil. Temannya yang lain ikut melindungi monster yang dihadapi Allita sekarang. Mereka kalah kemampuan dalam individu, tapi mereka mengimbanginya dengan kemampuan team. Mereka membentuk formasi yang susah ditembus yang membuat Allita tidak dapat berbuat apa-apa.

Keadaan Allita sangat berbahaya hanya tinggal menunggu waktu saja sampai nyawa Allita terancam, jika bisa aku ingin segera menolongnya tapi keadaanku sekarang juga sama denganya. Monster -monster itu pun sekarang juga sudah mengepungku. Mereka hanya mengawasiku tapi terlihat formasi mereka sangat kuat. Dan aku melihat Gildo juga dalam posisi yang sama, waktupun semakin sempit untuk menunggu Mecha Allita kehabisan energinya.

"Komandan, aku tahu mungkin kau akan jijik mendengarnya tapi tampaknya kita harus bekerja sama" Sebenarnya aku juga merasa jijik berkata tadi.

"Hah, kau tahu apa maksud dari perkataanmu itu?!!" Seperti yang kuperkirakan dia mengeluarkan nada yang tidak enak mendengarnya.

"Ya aku sebenernya bisa saja teleport langsung ke dalam Mechanya Allita tapi melihat pergerakanya yang cepat saat ini akan sulit untuk memperkirakanya, kecuali jika posisi aku lebih dekat."

Dia hanya terdiam dan tak ada tanda-tanda mau bekerjasama.

"Sebentar lagi Mecha yang kau benci itu akan hancur tetapi hal itu juga akan membawa nyawa Allita, apakah itu yang kau inginkan?"

Mendengar perkataanku Gildo dia mengarahkan senapan yang dia sembunyikan dari tempat persenjataannya tepat ke arah Allita.

"Selamatkan dia, akan kupertaruhkan nyawaku kepadamu."

"Hmm ternyata keluar juga sifat aslimu komandan, baiklah akan kukabulkan keinginanmu."

Terlihat cahaya yang bersinar terang dari senapanya tampak senapan itu sedang mengumpulkan energi.

Melihat kejadian ini 3 monster yang mengepungnya segera menyerangnya . Tapi aku segera menembakkan bola energi membantu Gildo, menyerang monster itu dari belakang.

Serangan mereka berhasil kugagalkan dan Galia yang sembunyi juga membantu dengan serangan jarak jauhnya. Hanya tinggal beberapa detik lagi Energi yang dikumpulkan Gildo akan ditembakkan.

"HYAAAAAH"

Laser yang sangat besar ditembakkan, tekananya yang sangat besar membuatku hampir terdorong.

"GRRUAAAH"

5 monster itu segera bergerak menahan laju dari laser yang ditembakan Gildo. Meskipun laser itu dijamin dapat melelehkan besi dalam sekejap tetapi perisai energi yang dilancarkan monster itu tidak kalah kuat bahkan laser itu dapat terpukul mundur.

Sayang usaha mereka tetap sia-sia, akibat laser yang ditembakkan Gildo formasi untuk menahanku menjadi longgar, aku segera bergerak cepat ke tempat monster itu bertahan dari laser. Meskipun mereka dapat bertahan dari laser yang ditembakkan Gildo tapi aku mempunyai kemampuan untuk mengontrol energi dan cahaya. Apakah mereka dapat bertahan dengan kekuatan lima kali lipatnya.

"Meledak"

Aku memperkuat laser dari Gildo dengan mengendalikan laser itu dengan tangan kananku. Ledakkan yang sangat besar membakar monster-monster itu termasuk monster-monster yang mengepung Allita.

Sebagian besar monster yang mengepung tadi sekarang hangus terbakar. Aku segera teleport ke dalam Mecha Allita. Dan di dalam terlihat Allita sangat kelelahan.

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang