Chapter 2 Part 8

444 40 9
                                    

"Kamu tidak-tidak apa Allita"

"Haah, haah, haah, aku tidak apa-apa, tidak usah khawatir aku masih dapat bertempur." Dia mengucapkanya dengan susah payah.

"Sebaiknya kamu diam dan tidak usah berbuat apa-apa!!" Aku menghardiknya dengan keras.

"Apa yang kamu lakukan tadi hanyalah bunuh diri saja aku dan Gildo bersusah payah menolongmu."

Allita terdiam mendengar hardikanku.

Aku melihat keadaan Fuco meskipun tidak ada yang rusak tetapi energinya terlihat hampir habis, sehingga beberapa fungsi tidak berjalan.

"T-tolong aku ingin ikut bertempur..., aku..., aku..." Allita berkata dengan suara yang kecil, memohon kepadaku.

"Apakah kamu sudah tenang." Aku bertanya dengan suara yang lembut kepadanya.

"Ya aku sudah tenang." Dia membalasnya dengan sigap.

Aku tahu meskipun dia berkata begitu dirinya masih dipenuhi amarah dan dendam, dia dapat berbuat sesuatu yang membahayakan nyawanya.

"Aku sudah memastikan keadaan Curio, nyawanya tidak terancam, dia memang terluka parah tapi tidak akan membahayakan nyawanya, jika dia cepat diberi pertolongan dalam waktu yang dekat dia akan dapat beraktifitas seperti semula. Baiklah aku persilahkan kamu untuk ikut bertempur tapi sekarang aku yang memegang kendali utama."

"Baik" Allita membalasnya dengan sigap.

"Monster -monster itu sekarang sisa empat kita pasti akan dapat menghabisinya dalam sekejap."

"Siap, Radit."

Aku menggerakkan Fuco untuk menyerang monster yang tersisa empat itu.

"Gruaaarrrh"

Satu monster bergerak ke arahku melihat pergerakan dari Mecha ini.

'Traaang'

Senjata kami beradu, kekuatanya lebih besar dibanding sebelumnya hingga membuat aku terdorong. Entah karena tenaga Fuco yang melemah atau karena dia telah mengamati pergerakan Mecha ini. Tetapi meskipun begitu aku juga telah mengetahui kelemahan mereka.

Aku mengeluarkan rudal-rudal kecil dari sisi bahu Mecha ini untuk menembaknya. Dengan sekejap monster itu melindungi dirinya dengan membuat perisai energi. Seluruh seranganku tidak mempan, tapi itu sudah sesuai perkiraanku. Ledakan ini membuat kabut tebal yang menghalangi pemandanganya. Dia segera bereaksi dengan seranganku selanjutnya. Monster ini memiliki indra yang sangat sensitif, pendengaranya sangat tajam dan dengan cara itulah dia dapat menebak gerakan-gerakan musuhnya. Serangan yang besar dan kuat dapat ditahanya tetapi dia tidak akan menyadari tusukan dengan jarum yang sangat kecillah yang menyerangnya.

"Gruaah" Monster itu berteriak sangat kencang, kesakitan. Seranganku tepat menuju lehernya. Dia telah berusaha berlindung dari seranganku tapi dua pisau besar tidak cukup untuk berlindung dari tusukan dengan jarum yang kecil dan tajam yang dilancarkan dari tangan kiri Mecha ini. Meskipun indera pendengaranya kuat tetapi penglihatanya tidak cukup untuk melihat serangan yang datang. Yah tidak disangka monster yang terlihat kuat ini ternyata punya perlindungan yang lemah.

Tinggal 3 monster lagi, aku segera bersiap untuk menyerang monster selanjutnya.

'CRAAASSSSHHHHH'

Apa yang terjadi? Tidak ada monster yang berteriak, tidak ada ledakan terdengar, atau pergerakan dari suatu benda tapi aku yakin ada sesuatu yang terbelah. Kejadianya sangat cepat bahkan sampai aku tidak menyadarinya, ada sesuatu yang aneh dengan mesin ini,tangan kanan mesin ini terbelah dan sekarang melayang tepat di depanku. Kenapa.., kenapa ini bisa terjadi? Aku melihat ke arah sekitar, monster yang akan aku lawan tadi sekarang berpindah tempat ke belakangku beberapa meter.

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang