Chapter 4 Part 2

207 20 0
                                    

6 Jam yang lalu

"Kondisi yang mulia stabil, tekanan darah normal dan tidak ada luka pisik yang terlihat."

"Baik, siapkan pengaktifan kembali."

"Baik, pengaktifan kembali akan dimulai dalam 5 detik. 1,2,3,4,5. Demi kejayaan Styr."

"Aaakh." Aku merasakan sakit dari jarum yang disuntikkan di lengan kananku. Tapi aku tetap tidak tersadar. Diriku tiba-tiba seperti melayang, melayang ke galaksi yang luas dengan bintang-bintang yang bersinar terang di sekitarku. Kemudian tiba-tiba ada sebuah benda aneh yang mendekatiku. Sebuah benda hitam besar yang menyinari kegelapan galaksi ini dengan cahaya yang sangat terang. Dan seketika itu pula diriku terasa damai dan angin sejuk menyelimuti diriku. Aku mendekati benda aneh itu, dan tidak ada ketakutan sedikitpun pada diriku. Bagiku itu adalah suatu benda yang suci. Dan hanya ada satu keinginan pada pikiranku. Aku bersujud terhadap benda itu.

"Hanya kepadamulah aku patuh."

"Demi kejayaan Styr."

"Demi kejayaan Styr."

"Demi kejayaan Styr."

Tiba-tiba pemandangan berubah. Aku dikelilingi oleh orang-orang yang bertepuk tangan terhadapku. Sebuah kumpulan orang yang sangat banyak dengan jumlah yang tidak dapat dihitung. Semua wajah orang terlihat bahagia dan tersenyum. Aku tahu kami semua mempunyai tujuan yang sama. Sebuah tujuan yang mulia. Kemudian kami bersama-sama bersorak.

"Demi kejayaan Styr."

Yang Mulia Raja Forste

Aku terbangun dan di sekelilingku terlihat pengikut-pengikutku menunggu dengan senyum. Langkahku terasa ringan dan senyum yang lebar mengembang di pipiku. Diriku seperti dituntun oleh sesuatu yang besar dan suci yang membuat diriku penuh kepercayaan diri. Dan aku memiliki pesan penting yang akan aku sampaikan kepada mereka yang telah menungguku.

"Bagaimana yang mulia?" Seorang pemuda yang berambut kuning dan berjubah putih pakaian yang sama dengan semua orang di sini, bertanya kepada diriku dengan penuh penasaran.

"Ya aku telah menemukanya." Jawabanku membuat semua orang bersorak sorai penuh kebahagiaan.

"Apakah ini saatnya yang mulia?" Sekarang seorang tua yang telah beruban bertanya kepada diriku.

"Ya sekarang adalah saat yang kita tunggu-tunggu. Saat menyambut hari kemenangan."

Seketika itu sebuah suara tiba-tiba memanggilku langsung terdengar di dalam kepalaku. Suara yang merdu dan suci. Suara yang juga didengar oleh semua orang yang berada disini. Suara pemimpin kami yang agung.

Dia muncul di dalam pikiran kami. Sebuah benda hitam tak berbentuk yang menyinarkan cahaya yang sangat terang menyinari seluruh hati kami. Diri kami terasa sejuk ketika berhadapan denganya. Dan ada rasa kerinduan yang sangat mendalam yang tidak ingin aku berpisah lagi denganya.

Kemudian pemimpin kami yang agung itu berkata dengan suaranya yang merdu. "Wahai anak-anakku, katakanlah bagaimana keadaan kalian?"

"Tetap dalam kebahagian." Kami berseru bersama-sama.

"Bagaimana keadanmu Raja Forste setelah hidup kembali?"

"Aku tetap dalam kebahagian, dan cintaku terhadap tuan tidak pudar sedikitpun."

"Baiklah aku sangat senang mendengarnya. Kamu tidak usah khawatir terhadap faktor yang mengganggu rencanamu itu, dia sudah dihabisi oleh budakmu yang telah kamu rawat dengan baik."

Aku tahu dia tidak akan bertahan. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan bangsa Forste.

"Lalu, katakanlah berita baik apa yang ingin kamu sampaikan, Raja Forste."

Aku pun membalasnya dengan nada yang lembut. "Aku telah menemukan lokasi dari Kristal Eden, saatnya kita menanti hari yang ditunggu-tunggu, hari kemenangan."

Benda hitam itu kemudian tampak seperti tersenyum meskipun dirinya tidak memiliki bentuk yang jelas.

"Bukankah ini berita yang sangat baik, mari kita semua beri tepuk tangan dan sorakan kepada Raja Forste."

Kemudian semua orang bertepuk tangan dan menyorakkan namaku dengan wajah yang ceria.

"Hidup raja Forste, hidup raja Forste, hidup raja Forste."

"Segera laksanakanlah tugas muliamu itu Raja Forste, aku akan menunggu berita baik darimu."

Kemudian kesadaran kami kembali ke dunia nyata dengan wajah yang tersenyum lebar.

Semua orang di sini tersenyum memandangku menunggu perintah selanjutnya. Ya mereka semua tahu apa yang harus dilakukan, mereka hanya menunggu aba-abaku untuk bergerak. Apakah perintah itu? Yaitu persiapan merayakan hari kemenangan.

"Bagaimana kondisi pasukan yang akan datang?" Aku bertanya kepada penasehatku yang selalu menemaniku. Dirinya sudah tampak sehat seperti biasanya, tidak ada bekas luka sedikitpun yang dideritanya ketika pertempuran melawan Radit.

"Mereka sudah bergerak mengelilingi planet Forste ini. Dalam10 jam planet ini akan sepenuhnya berada di tangan kita dan saatnya kita berpesta merayakan kemenangan."

Aku tersenyum kepada penasehat sambil memuji kinerjanya. Kemudian aku berjalan beberapa langkah sambil memikirkan sesuatu, sesuatu yang harus dilakukan untuk persiapan pesta ini.

"Tempat ini harus dikosongkan untuk persiapan pesta yang terakhir. Hubungkan aku dengan Gildo, aku akan memberi dia tugas terbesar dan terakhir untuknya."

"Baik yang mulia" Ajudanku itupun membalas dengan sigap dan segera melaksanakn perintahku.

Ya aku yakin pesta ini akan menjadi pesta yang terbesar dan termegah yang pernah ada.

---

Aku telah memberikan perintah terakhir kepada Gildo, perintah untuk mengusir seluruh ancaman yang menyerang planet ini. Meskipun sebenarnya apapun yang dia lakukan tidak akan berguna dan sebenarnya perintahku sama saja dengan perintah bunuh diri. Sebelumnya kami hanya bermain-main dengan mereka, planet yang memiliki pasukan sedikit seperti ini tidak akan dapat bertahan dengan serangan besar dari kami.

Sekarang saatnya untuk menjalankan misi terbesar kami, mendapatkan Kristal Eden. Di benteng terbang ini ada sebuah bangunan yang memiliki pertahanan paling kuat bahkan mengalahkan pertahanan istana, gudang penyimpanan mecha. Tempat itu akan terbuka lebar untuk kami.

"Penasehat bagaimana kabar pasukan yang akan menyerang gudang penyimpanan mecha."

"Ya yang mulia, aku sudah mengisukanya mereka akan segera datang."

"Lama sekali kita harus bergerak cepat mendapatkan Kristal Eden."

"Apa Kristal Eden?!!" tiba aku mendengar suara dari tempat yang kosong tidak ada siapapun.

Kemudian muncul mahkluk berbentuk reptil dengan pedang panjang di ujung kedua tanganya menjunjung tinggi di depanku yang membuat diriku bergidik.

"Katakan Raja Forste benarkah kau mengetahui lokasi Eden Kristal berada?"

Ruangan ini pun tiba-tiba telah dipenuhi oleh puluhan bangsa Nevatz.

The Lost ExistenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang