Istikharah (End)~

9.9K 712 151
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Jika kita tidak dipersatukan dengan seseorang yang sering kita sebut namanya dalam doa, mungkin saja Allah ingin mempersatukan kita dengan seseorang yang diam-diam menyebut nama kita di dalam doanya."

Indahnursf~

🌼🌼

Note: Sebelum baca harap mengetahui dahulu kalau ini adalah bab terakhir dari cerita Madani versi Wattpad. Jadi, jangan tanya kapan update lagi setelah selesai baca ini.

Endingnya gantung atau engga itu kembali pada yang baca, ya. Akan hadir Madani versi buku harap menabung dari sekarang agar bisa beli versi bukunya nanti. Untuk versi buku tentunya akan lebih baik dan ada tambahan/perubahan dari versi Wattpad.

Tahan tangannya untuk tidak berkomentar negatif/yang bisa membuat seseorang insekyur/down. Maaf atas kekurangan cerita ini. Mohon dimaklumi dan semoga bermanfaat.

Siapin hati, siapin kuota untuk vote dan komen, serta siapin duit untuk beli bukunya nanti🤣

Happy reading SSI❣️

.
.
.

🌼🌼

"Mak--sud kamu ..., apa?" tanyaku masih tidak bisa mencerna semua ucapan Yusuf barusan.

Jujur, aku tidak mengerti kenapa mimpiku kala itu dengan hari ini seperti ada kaitannya. Bahkan aku sudah berusaha keras untuk tidak mengingat mimpi waktu itu, namun tetap saja melekat di dalam ingatanku. Aku sering bermimpi, bahkan sudah banyak sekali mimpi yang aku rasakan, dan dengan mudah sebagian dari bunga tidur itu dapat aku lupakan, entah kenapa untuk mimpi satu ini berbeda.

Seperti ada yang aneh.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya ingin menjadikanmu istri saya, Madani. Menjadikan kamu makmum saya dan menjadikanmu sebagai bidadari saya. Maukah kamu menerima lamaran saya. Wallahi, saya sudah memikirkan hal ini matang-matang, sudah lama saya berusaha untuk mempersiapkan semuanya agar saya benar-benar pantas untuk menikah dan melamarmu, saat saya sudah menyerahkan semuanya sama Allah, hati saya terasa mantap dan Allah telah memberi banyak jawaban atas doa-doa saya salah satunya Allah yakinkan jika kamu adalah jodoh saya, atas izin-Nya." Yusuf menatapku sekilas dengan tersenyum kemudian dia kembali menunduk.

Bagiku kedatangan Yusuf sangat tiba-tiba. Tidak ada kabar sama sekali darinya tidak ada pemberitahuan juga dari teman-temannya dan siang ini, ya, hari yang cerah ini seakan ikut menyambut kehadirannya.

Aku bingung untuk mengekspresikan perasaanku saat ini. Sekilas aku bahagia, sekilas lagi juga perasaanku bingung, dan sisi lainnya hatiku berbunga-bunga.

Ah, entahlah! Aku merasa diriku ini benar-benar aneh.

"Nak, jadi Nak Yusuf ini sudah tiga hari yang lalu datang kemari, tetapi sendirian dan hanya bertemu dengan Ayah saja, Nak Yusuf mengutarakan isi hati dan maksud baiknya itu. Ayah tidak langsung menyetujuinya karena Ayah hanya beberapa kali bertemu dengannya itu pun hanya kebetulan yang ditakdirkan Allah, beberapa pertanyaan yang Ayah ajukan padanya mampu memantapkan hati Ayah untuk mengizinkannya melamarmu hari ini bersama keluarganya. Ayah juga tahu, tidak mudah untuk membuka hati di saat hati kita baru saja patah karena harapan kita tak sesuai kenyataan, namun, menatap masa depan adalah pilihan terbaik, hidup ini tentang pilihan, memilih melangkah tetap ke depan dengan banyak hal-hal berharga yang akan kita dapatkan atau justru berdiam diri tanpa adanya tindakan," jelas ayah.

Madani (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu