Titik Lemah Madani~

3.8K 476 85
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Setiap manusia, pasti pernah merasakan pada titik yang paling lemah dan seakan tidak berdaya."
Indahnursf~

🌼🌼

Setelah selesai mengetik naskahku di aplikasi platform tempatku menulis. Aku kembali membuka naskah yang sedang aku tangani di laptop. Kisah perjalanan hidup Nathan.

Kisah hijrah Nathan hingga dia menjadi seorang mualaf belum tuntas aku jelaskan di dalam naskah ini. Aku akan melanjutkannya lagi. Kisah Nathan saat menyebut kalimat mulia itu tergambar jelas di dalam ingatanku. Buku kudukku merinding mendengar suara Nathan yang dengan lantangnya menyebut kalau dia mengakui Allah adalah satu-satunya Tuhan yang ada di dunia ini.

Kata demi kata aku ketik menjadi sebuah kalimat dalam paragraf. Air mataku jatuh begitu saja saat aku mengingat kembali kisah Nathan. Sejak awal aku bertemu dengannya, perjanjian yang kami sepakati bersama, masa pengenalan antara aku dan Nathan, hingga akhirnya aku melabuhkan hatiku padanya tanpa dia tahu.

Jika ditanya apa aku sudah siap menanggung konsekuensi dari rasa yang aku punya? Maka aku sendiri tidak tahu jawabannya apa. Aku takut jika rasa sakit harus aku rasakan, tetapi seperti itulah konsekuensinya. Pelabuhan cintaku apa benar itu Nathan, atau justru,... orang lain.

Nyaliku sangat kecil, mencintai kan memang ada dua kemungkinan. Mendapatkan feedback dari rasa itu atau justru mendapatkan rasa patah hati. Entahlah, aku rasa nyaliku tidak siap untuk bertarung dengan rasa ini.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuka murottal dari ponselku. Aku buka aplikasi Al-Qur'an Indonesia, kemudian membuka surah Al-Mulk. Lantunan surah Al-Mulk dari seorang Qori bernama Mishary Rashid. Berbicara mengenai seorang Mishary Rashid, sejak dulu aku sangat menyukai suaranya. Apalagi saat beliau membacakan ayat suci Al-Qur'an. Hatiku begitu tenang dan sejuk mendengarnya. Bacaan yang fasih dengan suara yang lembut membuatku terhanyut dalam ayat-ayat suci itu. Hingga sekarang beliau tetaplah menjadi seseorang yang sangat favorit bagiku jika ingin mendengar murottal.

Drrtttttt

Ponselku bergetar dua kali. Menandakan ada pesan masuk dari salah satu aplikasiku. Oh, ternyata dari Ayuna. Aku masih berhubungan dengan Ayuna, masih sering bertanya kabar, tetapi tidak terlalu intens seperti dulu. Aku tidak memberi jarak antara persahabatan kami, tetapi aku merasa Ayuna yang sepertinya sangat sibuk. Dia sedang banyak tugas dan sepertinya dia bisa mengerjakan tugas-tugas itu tanpa bantuan aku.

Syukurlah. Aku merasa senang, setidaknya Ayuna sudah satu langkah lebih maju dalam kuliahnya. Aku sering menanyakan kabar Ayuna juga melalui chat WhatsApp, aku berusaha menghilangkan kecanggungan diantara kami. Tetapi Ayuna masih sama, dia seperti menghindar.

Ayuna: Lisa, apa kamu masih berhubungan dengan Nathan?

Aku tercekat membaca pesan dari Ayuna. Kenapa dia menanyakan hal ini? Apa yang terjadi padanya, atau tetap kasus kemarin. Karena hubungan masa lalu antara kedua orang tua mereka.

Madani: "Aku masih terikat kontrak dengannya. Lagian Nathan tidak seperti orang tuanya, Ay. Boleh jadi orang tuanya bersalah, tetapi belum tentu anaknya berlaku sama. Jangan takut, Ay. Aku bisa jaga diri kok, aku baik-baik aja. Makasih ya.

Setelah selesai mengetikkan pesan itu aku  kembali mengunci ponselku. Aku bingung, sebenarnya kenapa Ayuna begitu khawatir padaku. Sejauh ini aku benar-benar tidak pernah melihat hal buruk yang Nathan lakukan padaku. Dia benar-benar baik dan bertanggung jawab. Aku masih bingung dengan sikap Ayuna akhir-akhir ini. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ayuna?

Madani (END)Where stories live. Discover now