Hari Terakhir~

4.1K 532 148
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Setiap awal pasti ada akhir. Begitu juga dengan kisah kita. Jika diawali kita sebagai dua insan manusia yang tidak saling mengenal. Mungkin akhir ini kita pun akan kembali seperti di awal."

Indahnursf~

🌼🌼

"Ayuna...."

Dua bola mataku menatap Ayuna terkejut. Sejak kapan Ayuna ada di sini dan ada apa. Aku mencoba untuk menebak sesuatu dari sorot mata Ayuna, tapi aku tidak menemukan kilatan kemarahan atau kebencian. Bahkan Ayuna menangis di hadapanku dan kak Acha.

Ada apa ini?

"Kak Acha, saha memang bukan siapa-siapa di sini. Bahkan Kak Acha juga baru bertemu dengan saya. Namun, percayalah perkataan saya tadi. Bahwa dia ..., perempuan yang menaruh senyum di saat hari bahagia Kak Acha, sebenarnya dialah yang paling terluka hari itu, Kak. Saya mengatakan semuanya bukan karena saya sahabat Madani, tetapi karena saya ingin menunjukkan apa yang tidak Kak Acha tahu sebenarnya. Dia, Alissa Zunaira Madani, perempuan yang selalu mendoakan Nathan agar segera mendapatkan hidayah. Dia juga yang telah membantu Nathan banyak hal, apa pun yang Nathan tidak punya, Madani akan berusaha melengkapi. Ya, pertemuan Madani dengan Nathan memang sangat singkat. Hanya tiga puluh hari, namun, di hari ketiga puluh ini pula saya ingin mengatakan yang sebenarnya. Saya mohon pada Kak Acha, tolong beri kesempatan Madani untuk bahagia bersama pilihannya. Saya mohon, Kak, tolong pikirkan perjuangan Madani selama ini. Sekali ini saja, Kak."

Aku tercekat mendengar semua penuturan Ayuna. Kenapa beraninya dia mengatakan ini semua. Apa yang terjadi dengan Ayuna. Tahukah dia ..., bahwa apa yang baru saja dia lakukan itu sudah melukai hati kak Acha. Dia sudah menghancurkan perasaan kak Acha yang bertahun-tahun ini dia pendam.

Dengan penuh keyakinan kepalaku menggeleng, aku ingin meyakinkan kak Acha bahwa semua yang Ayuna katakan itu tidaklah benar. Jika sampai kak Acha membatalkan lamaran mereka, maka akulah orang yang paling bersalah di dunia ini. Akulah orang yang kejam telah menghancurkan semua kebahagiaan kedua insan manusia yang sama-sama sedang memperbaiki diri ini.

"Lissa, apa semua itu benar?" Demi Allah, suara kak Acha benar-benar lirih. Air mataku jatuh begitu saja mendengar suaranya.

Allah. Aku mohon jangan sampai Engkau menyakiti hati kak Acha. Dia adalah perempuan yang begitu baik. Hatinya bagaikan kapas putih yang bersih dan lembut. Aku tidak ingin menjadi penyebab hancurnya kebahagiaan kak Acha yang selama ini sudah dia pupuk dengan baik.

"Ayun, aku mohon, tarik semua perkataanmu. Itu tidak benar, Ay," pintaku dengan sungguh-sungguh. Ayuna menatapku dengan air mata. Ya Allah, kenapa semuanya bisa menjadi seperti ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku seperti buah simalakama. Posisiku sedang tidak baik.

"Lissa, Kakak mohon, beritahu Kakak yang sebenarnya. Beritahu Kakak tentang perasaanmu tanpa kebohongan sedikitpun. Kakak mohon, Lissa," pinta kak Acha lirih.

Astaghfirullah Ya Allah ..., apa yang harus aku lakukan sekarang. Kenapa posisiku saat ini sangat menyakitkan. Apa aku harus menceritakan semuanya? Atau aku berbohong. Kebohongan apalagi yang harus aku tampilkan sekarang, bahkan aku tidak punya sesuatu yang bisa menguatkan kebohonganku. Apa aku harus jujur? Apakah kak Acha akan tetap melanjutkan pernikahannya dengan Nathan. Aku takut dengan semua kejujuran ini bisa menghancurkan semuanya.

Astaghfirullahalazim.

"Lissa, please...,"

Baiklah. Semoga Allah menguatkanku untuk kembali membuka apa yang baru saja inginku tutup rapat-rapat tanpa ada celah sedikitpun. Semoga ini adalah akhir dari rasa sakit ini. Setelah ini, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan membiarkan perasaanku hadir lagi untuk Nathan, barang sedikitpun. Semoga aku kuat dan sanggup untuk melakukannya.

Madani (END)Where stories live. Discover now