Fakta yang Sesungguhnya~

4.2K 522 77
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Bukan kekayaan yang membuat seseorang menjadi tenang, tetapi keimanan dan akhlak yang mulia."
Indahnursf~

🌼🌼

"Apa kabar ayahnya?" tanya Risty yang duduk di kursi belakang samping Madani. Persis Nathan seperti seorang sopir.

"Tidak ada pertanda kalau keadaan ayah membaik ... bahkan dokter bilang tadi pagi kalau alat-alat di tubuh ayah dilepaskan saja sehingga ayah bisa istirahat dengan tenang dan biaya ayah--"

"Astagfirullah, benarkah seperti itu?" potong Nathan tiba-tiba. Dia menginjak pedal rem dengan mendadak.

Madani mengangguk, kepalanya menunduk, dia benar-benar tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Sedari awal memang itulah yang ingin dia ceritakan pada Nathan, tetapi sepanjang perjalanan Nathan tidak pernah berhenti bercerita tentang Risty, membuat Madani tidak punya peluang untuk bicara. Madani hanya bisa menyimak dan menjadi seorang pendengar yang baik.

"Itulah yang ingin aku bicarakan padamu, Nathan." Madani semakin lirih dalam tangisnya. Sementara Risty memeluk tubuh Madani erat. Memberikan kesempatan dalam ruang rindu dalam pelukan Risty. Seolah Risty berkata pada Madani bahwa silakan saja luapkan semuanya dalam dekapku ... aku siap mendengarkan.

"Kita ke rumah sakit sekarang, saya harus bertemu dengan dokternya," instruksi Nathan.

"Iya, Bang. Gue setuju," imbuh Risty. Madani hanya termenung saja dalam air matanya yang sudah banjir di wajahnya.

🌼🌼

"Kamu jangan takut, urusan biaya saya yang menanggung semuanya karena seperti itulah janji saya dari awal. Saya akan menepati semuanya, Madani," ucap Nathan saat Madani bilang dia tidak enak hati jika harus merepotkan Nathan terus-menerus.

Madani tahu, ini adalah ayahnya. Ini tanggung jawabnya. Tetapi dengan imbalan hanya sekadar menulis kisah Nathan, Madani rasa tidak masuk akal. Biaya yang dikeluarkan oleh Nathan tidaklah sedikit. Madani tahu itu. Sedangkan imbalan yang Nathan dapat hanya sebuah naskah yang menurut Madani paling mahal bisa dihargai dengan 10 jutaan saja. Sangat tidak setimpal dengan apa yang Nathan berikan untuknya.

"Apa ada hal lain yang harus aku lakukan untuk menebus semua kebaikanmu, Nathan?" tanya Madani menatap Nathan sendu. Tatapan itu hanya bertahan beberapa detik saja sebelum akhirnya Madani kembali tertunduk.

"Ada."

Kedua mata Madani tertuju pada Nathan, "Apa?"

"Jaga dirimu baik-baik dan bahagialah. Jangan biarkan air matamu jatuh, sudah terlalu banyak air mata yang telah dikeluarkan," ucap Nathan lembut.

Madani tertunduk. Apa sepenting itukah kebahagiaan Madani untuk Nathan?

"Aku ingin ayah kembali," lirihnya.

Seulas senyum Nathan begitu menenangkan. Dia berjongkok di hadapan Madani yang terduduk lemah di kursi rumah sakit. Sementara Risty terus merangkul Madani.

"Kamu tahu kenapa saya sangat senang bila bisa mendengar ceritamu?" tanya Nathan. Madani menatap Nathan, seolah mengatakan kalau dia sedang menunggu jawaban Nathan. "Karena semangat dan sifat optimismu begitu tinggi. Saya ingin terpengaruh hal positif itu agar saya bisa sepertimu yang tetap tersenyum saat kamu di hadapkan dengan banyak ujian ... itu adalah Madani yang selama ini saya kenal," pungkasnya.

Hiks.... Hiks....

Suara tangis Madani semakin jadi. Dia benar-benar berada di titik lemah saat ini.

Madani (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin