Patah Tumbuh Hilang Berganti~

4.2K 555 178
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Jangan bersedih saat sesuatu tidak sesuai keinginanmu, sebab sudah Allah persiapkan gantinya yang lebih baik lagi. Percaya akan ketetapan Allah."
Indahnursf~

🌼🌼

Aku menatap tubuhku di kaca, pantulan wajah yang sudah tidak asing lagi bagiku begitu menyedihkan. Ya, wajahku begitu sedih saat ini. Bagaimana tidak, hari ini tepatnya satu jam lagi Nathan dan kak Acha akan melangsungkan pernikahan. Masih seperti mimpi bagiku saat menjadi panitia di pernikahan Nathan dan kak Acha, serta aku juga menjadi saksi perjalanan mereka.

Ternyata memang ikhlas itu tidak sebatas ucapan saja. Melainkan tindakan dan rasa juga. Aku berkata ikhlas namun hatiku masih berusaha keras. Tidak apa-apa, setidaknya aku sudah berusaha untuk menjadi lebih baik dan berusaha untuk menerima segala ketetapan-Nya.

"Ayah sudah siap?" ucapku saat melihat seorang lelaki dengan kursi rodanya mendekatiku.

Ya, kemarin ayah dibolehkan oleh dokter untuk pulang, tetapi harus dengan menggunakan kursi roda sebagai alat bantunya. Aku tidak keberatan, toh aku bisa tetap mengurus ayah dengan membantunya. Terpenting ayah bisa kembali pulang itu adalah hal yang sangat aku syukuri.

"Kamu sudah ikhlas, Nak?" tanya ayah yang memelukku. Aku memeluk ayah seraya mensejajarkan posisi kami.

Tepatnya dua Minggu lalu, ayah tidak sengaja melihatku menangis saat memegang undangan pernikahan Nathan dan kak Acha, aku benar-benar tidak tahu jika ayah melihatku, aku pikir ayah benar-benar tertidur saat itu, ternyata ayah masih terjaga dan mengetahui semuanya.

Benar ..., sehebat apa pun kita menyembunyikan sesuatu pada orang tua, lambat laun mereka akan tahu walau bukan dari mulut kita sendiri. Itulah yang dinamakan insting orang tua terhadap anaknya.

Senyumku mengambang, seolah aku memberitahu ayah kalau aku baik-baik saja saat ini. Ayah sudah mengatakan padaku kalau aku mengungkapkan isi hatiku pada Nathan, setidaknya bisa membuat hatiku sedikit lega. Namun aku menolak saran ayah, aku bukannya tidak ingin menuruti ayah, namun aku tidak mau merusak kebahagiaan seseorang yang tengah menyiapkan segalanya untuk pernikahan mereka. Sudahlah, aku akan belajar ikhlas untuk semua ini. Lagian, memang aku sudah belajar untuk ikhlas walau masih dalam proses.

Segala sesuatu itu tidak ada yang mudah untuk dilakukan. Semuanya berproses dan terus berproses. Terpenting kitanya saja harus berusaha dan berdoa meminta Allah lapangkan hati kita dan Allah berikan keikhlasan dalam diri agar tetap kuat dan kokoh kembali.

"Ikhlas itu memang sulit bagi mereka yang tidak mau berusaha untuk ikhlas, namun ikhlas itu akan terasa ringan dan tidak menjadi beban saat kita mampu untuk mengamalkan arti ikhlas itu, bukan hanya sekadar ucapan namun juga tindakan yang nyata, Ayah," ucapku pada ayah. Kemudian aku mencium pipi ayah dan berlanjut mencium punggung tangan ayah dengan khidmat.

"Yah, Lissa minta Ayah untuk selalu memberikan ridho dan doa terbaik Ayah untuk Lissa, doakan Lissa agar bisa menjadi perempuan yang sabar dan memiliki pribadi yang lebih baik lagi agar bukan hanya perkara dunia saja yang membuat Lissa bersedih, melainkan perkara akhirat yang utama," ucapku lirih. Air mataku membasahi punggung tangan ayah. Aku benar-benar menangis tergugu dan ayah memelukku.

"Doa terbaik Ayah selalu terucap untukmu, Anakku. Percayalah, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari ini. Ayah yakin, berkat sabar dan ikhlasmu Allah akan beri ganti yang terbaik, jodoh, maut, rejeki, semuanya sudah Allah atur dan tetapkan. Jangan risaukan itu wahai Anakku," ucap Ayah menasihatiku.

Madani (END)Where stories live. Discover now