Latar Belakang~

13K 1K 51
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Jodoh, maut, rezeki. Semuanya sudah Allah atur bahkan jauh sebelum kita ada di dunia. Satu hal yang harus di ingat: persiapkan ketiganya, bukan salah satunya."
Indahnursf~

🌼🌼

"Sekali lagi selamat kepada Alissa Zunaira Madani yang telah merilis karya perdananya dengan banyak peminat di tanah air ini," ucap sang moderator sebelum mengakhiri acara hari ini.

Aku tersenyum saat namaku banyak di sebut orang. Aku bersyukur, setidaknya usahaku selama ini berbuah manis untuk bisa menulis buku yang bermanfaat.

Perkenalkan, namaku Alissa Zunaira Madani. Umurku masih 20 tahun dan tinggal di kota Palembang. Aku bukan akan dari keluarga Sultan apalagi keluarga yang bergelimang harta. Aku hanya anak dari seorang pedagang yang saat ini sudah tidak bekerja lagi.

Aku tidak punya ibu, beliau sudah meninggal sejak aku berusia 10 tahun. Harta yang paling berharga yang masih aku miliki hanya ada satu, dan dia adalah ayahku. Sumber semangatku. Sumber senyumku. Sumber kebahagiaanku. Dialah sumber kekuatan yang aku miliki.

"Kak Madani, apa pesan untuk semua yang hadir di sini sebelum kita akhiri dengan sesi foto bersama," instruksi Kak Meli--moderator launching bukuku hari ini.

Aku mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya memberikan sedikit pesan yang sudah menjadi motivasi hidupku hingga aku bisa meraih mimpiku ini--menjadi seorang penulis islami.

"Hidup ini adalah sebuah perjalanan. Ada yang panjang ada juga yang pendek, itu tergantung dari takdir Tuhan. Namun, kita tidak pernah tahu di mana kita akan berhenti berjalan dan semuanya berakhir. Kita di takdirkan bukan untuk memenuhi isi bumi saja, melainkan dari perjalanan kita di dunia ini kelak akan menjadikan kita seseorang yang banyak bekal untuk akhirat. Ibaratnya kita sedang mengumpulkan banyak buah-buahan, jika kita hanya fokus pada buahnya maka kita akan lupa untuk memetiknya, tetapi saat kita fokus pada tujuan kita untuk mengumpulkan buah tersebut, maka seindah apa pun buah itu tidak akan membuat kita khawatir, sebab kita sudah memetiknya sebanyak mungkin. Hidup ini singkat, jangan kau isi dengan hal yang membuat sia-sia. Belajar dan terus sebarkan ilmu, sebab kita tidak akan pernah tahu amalan kita yang mana yang akan membuat kita selamat dunia akhirat."

Riuh tepuk tangan dengan tatapan kagum membuatku tersenyum. Lagi-lagi hatiku bersyukur, berkat kuasa Allah, dan berkat perantara diriku yang terus berjuang akhirnya yang dulu sekedar mimpi kini menjadi kenyataan.

Alhamdulillah.

"Baiklah, berhubung kita sudah berada di penghujung acara, marilah kita tutup bersama-sama bincang buku sekaligus launching karya pertama dari Kak Madani, saya selaku moderator di sini mohon undur diri. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada semua yang sudah datang pada hari ini dan saya mohon maaf bila ada kesalahan kepada Allah saya mohon ampun, saya akhiri dengan wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarokatuh."

Acara launching dan bincang bukuku hari ini resmi berakhir, namun kenangan semuanya tidak akan pernah berakhir dan terus melekat di dalam hatiku. Oh iya, di sini aku hanya di temani oleh sahabatku, namanya Ayuna Rahma, dia saat ini berada di barisan terdepan menyaksikan aku yang ada di panggung. Sebenarnya aku tidak sebahagia apa yang mereka lihat, ya, aku sedih karena di hari menurutku sangat spesial ini ayah tidak bisa menemaniku. Ayah tidak bisa ikut hadir di sini menyaksikan mimpiku yang sudah menjadi kenyataan.

Sudahlah! Jika aku mengingat ini maka hatiku akan sakit dan aku seakan menentang takdir Allah. Aku harus kuat, saat ayah bangun, aku akan menceritakan semuanya. Ya, semua perjalanan hidupku ini tanpa ayah di sampingku. Tak akan aku beri sela ayah untuk tidak mendengarkan ceritaku. Ah, seegois itu aku kalau sudah bersama ayah.

Madani (END)Where stories live. Discover now