Kalau bisa mengatakan yang sebenarnya maka Madani akan mengatakan dia akhir-akhir ini merasa aneh dengan sikap Nathan yang berbeda. Tidak seperti biasanya.

"Santai, gue mau ajak Madani makan, kok. Setelah itu mau ke rumah sakit," ucap Risty. Madani menatap Risty bingung. Sebab, Madani merasa tidak punya janji apa-apa pada Risty.

"Sudah, kamu ikut gue makan aja ya. Kita jalan-jalan, kamu terlalu lelah menghadapi semua ini, Madani. Kamu juga butuh refreshing, oke," titah Risty.

"Kamu ... ada urusan kantor ya, Nath?" tanya Madani yang hanya ingin memastikan.

Nathan tersenyum, "Nanti kamu tahu sendiri, Madani. Saya pamit dulu, ya. Assalaamualaikum." Salamnya kemudian meninggalkan Madani yang masih terdiam dengan seribu pertanyaan mengambang di otaknya.

"Gue siap-siap dulu, ya. Setelahnya kita makan terus ke rumah sakit, oke," ucap Risty. Madani hanya mengangguk seraya tersenyum. Saat ini dia benar-benar bingung dengan sikap Nathan. Hatinya berkata seperti ada sesuatu yang menjadi teka-teki. Madani tidak pernah melihat Nathan bersikap seaneh ini.

🌼🌼

"Cha, kamu mencintai saya?" tanya Nathan sungguh-sungguh. Saat ini dia datang ke rumah Acha untuk bertemu dengan perempuan yang selama bertahun-tahun ini mengisi hatinya. Nathan sudah bertemu dengan ayah Acha, dan untuk pertama kalianya Nathan bertemu dengan ayahnya Acha.

"Kenapa kamu bertanya hal itu, Nath?" tanya Acha seraya menunduk. Degup jantungnya seperti pacuan kuda. Hanya Acha yang tahu bagaimana detak jantungnya saat ini. Andai jantungnya bisa berbicara, mungkin jantung Acha sudah protes pada si pemiliknya.

Seulas senyum Nathan tergambar di wajahnya, "Saya hanya ingin memastikan semuanya, Cha. Apa benar kamu mencintai saya, atau hanya saya saja yang mencintaimu seperti dulu ... Cha, mencintai sendirian itu menyakitkan," ucap Nathan dengan nada akhiran yang lirih bagi Acha.

"Kamu ingin tahu jawabannya?" tanya balik Acha. Nathan mengangguk seraya menatap Acha sekilas. "Apakah kamu berpikir kalau aku selama bertahun-tahun ini tidak menanti kehadiranmu? Tidak merindukanmu? Apakah kamu pikir aku sudah melupakanmu, Nath? Apa kamu pikir aku tidak lagi mengingat tentangmu? Ketahuilah, aku tidak pernah bisa melupakanmu. Dulu, aku pernah berusaha untuk membencimu, memakimu, menghapuskan semua tentangmu, membenci dirimu, tetapi itu sia-sia. Aku tidak kuasa untuk melawan semua itu. Bahkan aku sering mendoakanmu dalam doaku, semoga suatu saat kamu bisa menjadi seorang mualaf dan mewujudkan janjimu dulu padaku. Aku pikir, ini sudah hampir memasuki tahun keenam, barangkali kamu sudah melupakan janjimu, logikaku berkata aku harus melupakanmu tetapi hatiku selalu menolak itu. Hatiku berkata, kau akan datang suatu hari nanti dan mewujudkan janjimu dulu. Ya, begitulah kata hatiku yang membuatku untuk tetap menunggumu walau aku sendiri tidak tahu sampai kapan aku akan tetap menunggumu. Aku sendiri tidak bisa membatasi rasaku untukmu, Nath," jelas Acha. Helaan napas panjang dengan bulir air mata mengiringi suara hati Acha saat ini.

Nathan tersenyum ... ternyata selama ini bukan hanya dia yang mempertahankan rasa untuk Acha, tetapi perempuan itu juga mempertahankan rasanya. Nathan pun merasakan apa yang Acha rasakan. Bertahun-tahun banyak hal yang Nathan lalui, mulai dari kehancuran keluarganya, cita-cita dan mimpi Risty, perjalanan dirinya dalam mencari keimanan, pelajaran berharga yang selalu Nathan dapatkan di setiap langkah kakinya. Jatuh bangunnya Nathan dalam mencari kedamaian dan ketenangan jiwa. Semua sudah Nathan lalui. Hingga saat hatinya berkata, sekarang adalah waktunya Nathan untuk mencari seseorang yang sudah sangat dia rindukan.

Jika ditanya, kenapa Nathan begitu mencintai Acha. Apa kelebihan yang Acha punya? Maka Nathan cukup tersenyum untuk menjawabnya. Tidak ada yang tahu betapa spesial dan berbedanya Acha bagi Nathan. Acha bagai mutiara di dalam karang, dia terlindungi, terjaga, dan tidak semua orang bisa dekat dengannya. Dia berbeda dari perempuan pada umumnya. Acha adalah, mutiara berharga yang selalu Nathan doakan. Mutiara yang begitu mahal dan tak ternilai harganya. Acha bukan perempuan bak model atau puteri kecantikan, Acha hanya seorang gadis polos dengan wajah teduhnya. Dengan senyum lembut bagai sutera. Binar matanya menyiratkan kasih sayang, pakaian panjangnya menjuntai menutupi dirinya yang selalu Nathan sebut sebagai; mutiara dalam karang.

Madani (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن