ALGIS-BAGIAN 60

5.2K 368 1.5K
                                    

Hallo siapa yang nungguin ALGIS update?
Maaf ya gaes baru bisa update, biasa author nya istirahat dulu. Terimakasih sudah menunggu. Love untuk kalian 💛

Komen lagi ya cantik, support author nya biar sama-sama enak.
NO KOMEN NO NEXT-!!!

⚠️WARNING⚠️
Bijaklah dalam membaca. Ambil positifnya buang negatifnya. Cukup jadikan bacaan sebagai hiburan bukan untuk sebagai contoh tindakan yang harus dilakukan.

Sudah pincet bintang?
Jangan lupa follow author nya juga yaa.

Note :13k kata.
Tandai jika ada typo yaps ❤️

DniarDniar
HAPPY READING

Flashback.

Dari habis dipukuli oleh Hardi, Jovan mengurung diri di dalam kamarnya. Dari adzan ashar sampai adzan magrib cowok itu sengaja berlama-lama mandi di bawah guyuran shower hingga terlihat tubuh atletisnya yang mana telah basah oleh air shower yang berada di atas kepalanya. Air yang menetes dari kepalanya berubah merah karena darah terus keluar dari sana. Kepalanya bocor saat membentur paku yang berada di dinding kamar Elin. Tangannya menengadah dari tetesan air yang berada diujung rambutnya dan air masih saja berubah merah.

Jovan memejamkan matanya menikmati rasa perih di kepala dan sudut bibirnya namun rasa sakit itu tidak kalah hebat dengan rasa sakit di hatinya. Jovan merasakan hatinya begitu sakit saat orang yang disayanginya benar-benar tidak ada untuknya. Baik Papanya maupun Elin. Jangan ditanya Regina sudah pasti membencinya lantaran dirinya menyakiti Elin. Ucapan Hardi kembali terngiang di kepala nya.

"Papa pikir kamu akan berubah tapi ternyata kamu tambah gila! Satu tahun Papa menahan malu punya anak pembunuh kayak kamu! Papa sudah merendahkan diri didepan Ferdi dan Algis demi masa depan kamu biar kamu bisa sekolah lagi, biar kamu bisa pinter tapi ternyata tempat kamu memang pantasnya dirumah sakit jiwa! Jika boleh memilih Papa lebih baik tidak punya anak dari pada punya anak satu tapi menyusahkan! Seharusnya dari kejadian satu tahun lalu Papa tidak menghabiskan harta Papa untuk mengeluarkan kamu dari penjara! Seharusnya Papa membiarkan kamu dipenjara dan dihukum mati! Papa menyesal mempertahankan kamu hidup! Kenapa kamu harus hidup si Jovan! SEHARUSNYA KAMU ITU MATI! KAMU ITU PANTASNYA MATI JOVAN!"

"MEMANGNYA YANG MEMBUAT AKU MENJADI SEORANG PEMBUNUH ITU SIAPA SELAIN PAPA!?" Jovan berteriak sangat kencang seraya menunjuk dirinya dan Hardi.

"Aku membenci keluarga Algis karena dia udah mempermalukan Papa di depan anak-anak SMA Wirmapafi! Aku tahu Papa di permalukan karena kesalahan Papa yang udah korupsi di sekolahnya Algis tapi tetep aja sebagai anak aku gak pengen melihat orang yang aku sayang menjadi bahan tontonan lalu di tertawakan! Meskipun Papa melakukan kesalahan, meskipun aku merasa malu karena perbuatan Papa tetap aja aku masih sayang sama Papa! Papa sadar gak sih Mama meninggal itu karena Papa! Meskipun Mama punya lemah jantung tapi kalau bukan denger kabar perbuatan buruk Papa yang korupsi di sekolahnya Algis Mama gak akan meninggal! Papa tuh gak pernah ngertiin perasaan aku! Memangnya Papa pikir aku gak sakit kehilangan Mama? Memangnya selama ini Papa pikir aku baik-baik aja? Gak ada Pah seorang anak yang baik-baik aja saat di tinggal pergi seorang wanita yang begitu dicintainya! Meskipun Jovan sudah besar tetap aja Pah Jovan gak pengen kehilangan Mama! Memangnya selama ini dirumah siapa yang perhatiin Jovan selain Mama? Memangnya selama ini siapa yang peduli sama Jovan selain Mama? Memangnya selama ini siapa yang selalu memberikan kasih sayang sama Jovan selain Mama? Papa pikir itu Papa? Enggak Pah! Papa itu sibuk mengumpulkan harta hasil korupsian Papa di sekolahnya Algis! Papa pikir aku sama Mama butuh uang haram? Papa pikir aku terima di nafkahi dengan uang haram! Aku suka nangis lihat Mama yang menjalani berobat dengan uang haram Papa! Aku pengen marah sama Papa karena udah bikin Mama meninggal tapi kenyataannya aku cuma diam aja! Aku gak bisa membenci orang yang juga berharga dalam hidup aku! Akhirnya aku lampiaskan itu ke keluarga Algis! Aku pikir kalau Algis gak mempermalukan Papa Mama pasti gak akan meninggal tapi ternyata aku berdiri di atas kesalahan! Aku salah membunuh orang! Seharusnya yang aku bunuh itu bukan keluarga Algis tapi Papa! Dan aku bener-bener malu sama Algis dan keluarganya! Dan aku menyesal berdiri di atas kesalahan!" sarkas Jovan

ALGIS ✓Where stories live. Discover now