ALGIS-BAGIAN 41

5.6K 407 72
                                    

Sahabat itu yang berani menegur atas tindakan bodoh kita.

— Algis Keivan Prasafi

DniarDniar
HAPPY READING

DniarDniarHAPPY READING

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Jam 06:40 anak-anak Juhar sudah berada di parkiran sekolah

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Jam 06:40 anak-anak Juhar sudah berada di parkiran sekolah. Senyum mereka tidak kalah cerah dengan seragam putih-putih yang saat ini mereka kenakan.

Anak-anak lain melihat adanya anak Juhar di parkiran sekolah sepagi ini merupakan sebuah kejadian langka. Iya, termasuk Bu Leli yang baru turun dari tukang ojek.

Wanita berbaju batik dengan bibir yang sudah merah merona itu memberikan ongkos kepada tukang ojek lalu melangkah tergesa-gesa ke parkiran dengan tangan menenteng tas hitamnya.

"Loh ini kalian gak salah? Ini kalian yang kepagian atau Ibu yang kesiangan?" Bu Leli menatap bingung murid-murid didepannya. Mengecek jam tangannya lalu kembali menatap anak-anak Juhar.

Tidak! Dirinya tidak kesiangan. Jam tangannya masih menunjukkan pukul 06:41 bukan jam 08:30 yang berarti ada masalah di anak-anak Juhar.

Bu Leli menatap semua anak-anak Juhar termasuk ketuanya. Tampilan mereka masih sama. Seragam yang tidak dikancingi semua dengan dasi yang hanya disampirkan tanpa berniat memakainya dengan benar, ada pula yang mengikatnya di kepala dan ada juga yang melilit-lilitnya di tangan seperti orang mau adu tinju. Celana putih mereka juga kompak style-an pensil bukan standar pada umumnya. Bahkan beberapa diantaranya menambal bagian lutut mereka dengan hansaplast termasuk ketuanya sendiri.

Jangan tanya sepatu mereka yang sudah pasti bermacam-macam warna dengan aksesoris seperti kalung dan gelang yang tidak pernah ketinggalan.

"Pagi Bu," sapa anak-anak Juhar seraya menyalimi Bu Leli dan kembali duduk di atas motor, ada juga yang duduk berjejer di trotoar parkiran.

Bu Leli meringis bingung. "Ah i-iya iya pagi."

"Ibu tumben kesiangan?" tanya Algis

"Bukan Ibu yang kesiangan tapi kalian yang kepagian." Bu Leli sedikit menekankan

ALGIS ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon