Hujan

15.1K 508 14
                                    

Aku selalu mengingatkan kalian kalo disini banyak typo!

Dan kalian yang sayang sama aku yang udah cape ngetik ini tolong tinggalkan jejaknya ya!!

========#####========

      -Author POV-
Jam sudah menunjukkan pukul 17 lewat. Seorang gadis yang tadinya tertidur nyenyak di salah satu gedung pencakar langit di Jakarta mulai membuka perlahan matanya. Karena mengingat sesuatu yang belum ia kerjakan. Ya dia belum shalat ashar karena tidur terlalu nyenyak dengan cepat dia langsung mengambil wudhu dan shalat.

Setelahnya dia langsung keluar dari kamar itu, dan pulang kerumahnya. Karena memang sudah tak ada urusan lagi dia disini.

       -Queen POV-
Sekarang gue udah di mobil, gue melajukan mobil ke rumah ingin mengecek data-data perusahaan yang sedang dalam masalah. Huh,,,, padahal minggu depan gue mau nikah, tapi ada aja yang ganggu. Untung cuma masalah kecil.

Setelah selesai gue memutuskan untuk mandi. Gue ke bawah dan langsung masak,, ya kalo gue ada mood masak gue bakal masak. Dan sekarang gue pengen masak. Gak banyak sih cuma tumis kangkung, ayam goreng kuning, sama oseng tempe kecap. Gue masak lumayan banyak karena sekalian buat orang kerja yang ada disini. Gue langsung menata makanan itu diatas meja secukupnya selebihnya masih di dapur.

Tiba-tiba ada suara grasak grusuk dari atas, apaan ya.

"QUEEEN!! MAKAN BI IJAH UDAH MASAK!!!" Bang Vian teriak lalu bergegas kemeja makan.

"Loh kok dikit banget? Bi Ijah,,, kok ini dikit banget buat kawan Vian mana??"

"Jangan teriak teriak kali bang, nih tambahannya. Queen gak tau kali ada yang lain" ya ternyata di kamar ada kawan mereka, taulah bang Abyan, bang Satrya sama Kenan.

"Ini lo yang masak?" Tanya bang Abyan. Yang gue angguki.

"Aroma nya enak, lo pinter masak. Wahh istri idaman" goda bang Abyan, bukan bukan gue yang digoda tapi Kenan.

"Gue jait mulut lo biar diem ntar" oke Kenan menjawab nadanya seperti biasa datar tapi seperti ada tekanan didalammnya.

"Canda doang gue, lagian kan sekarang udah ada pawangnya, ya gak Queen" pipi gue rasanya memanas tapi gue langsung menghentikannya. Bisa? Entahlah tapi serius gue bisaaa.

"Oh iya ya udah ada pawang, gak usah takut lagi kita sama si beruang kutub" bang Satrya ikut ikutan.

"Udah dulu ceritanya, makan gih...... Bi Ijahhhhh itu ada lebih di dapur,,,, kasih sama yang lain ya" suruh gue dibalas anggukan sopan oleh bi ijah.

Kami makan dengan santai hingga Zahiya dan Tio datang. Zahiya langsung mengambil tempat disamping Satrya, dan Tio di samping Kenan. Setelah duduk mereka menatap gue lalu meja.

"Bi ijah, tolong bawaain piring buat Zahiya sama Tio" ya gue udah tau semua kode-kode mereka.

"Makasih bi, maaf ganggu makannya" kata gue

"Sami sami non" jawabnya dan langsung undur diri.

"Tau aja lo, kata Tio," oh ya kalian tau apa Zahiya sama tio udah banyak bicara sekarang walau kadang dingin sih, tapi ya mungkin dapet temen yang pas makanya bisa gini.

Kami kembali makan dengan tenang, hanya detingan sendok yang terdengar. Hingga makanan selesai, gue dan Zahiya bawa ke belakang biar gak terlalu ngerepotin yang lain sih, walau yang cuci tetep mereka.

Setelah itu kami kembali ke ruang TV dan melihat keempat Curut ini maen PS. Kenan Ngak main dia lebih milih duduk di sofa samping gue dan memainkan iPhone gue. Ntahlah dia minta iPhone gue ya gue kasih aja.

Queen (End)Where stories live. Discover now