Chapter 41

34 7 9
                                    

Sudah sekitar tiga jam kedua cewek itu duduk di dalam mobil. Mengawasi setiap mahasiswa yang keluar masuk melalui gerbang Unviersitas itu. Matanya sampai lelah ketika melihatnya. Tak diragukan lagi punggung beserta kakinya.

Bodoh.

Ara berada disini hanya berbekal nama kota beserta nama universitas untuk mencari laki-laki yang bernama Farel itu. Hei, Bandung luas tetapi untung saja ia masih disyukurkan oleh nama universitas yang katanya menjadi tempat belajar Farel.

Tetapi berbekal nama Universitas pun Ara masih kesulitan. Bagaimana pula ketika ia harus menunggu selama tiga jam sampai-sampai seluruh tubuhnya pegal. Entah mau berapa lama lagi Ara mau memantau setiap mahasiswa yang keluar masuk dari gerbang besar itu. Belum lagi jika ternyata Farel masuk jam berapa, atau yang lebih parah lagi cowok itu tidak mempunyai jadwal hari ini.

"Gila sih, pegel banget gue."

Ara sendiri tak menggubris keluhan Clarissa yang entah sudah yang keberapa kali. Padahal sejak kemarin Ara sudah mencoba untuk mengirim Direct Message melalui akun instagramnya, tetapi tetap tidak ada balasan. Tidak ada unggahan story atau apapun itu. Sepertinya akun itu terakhir kali digunakan pada Desember kala Farel menunggah foto pertamanya. Ia mengetahui nama Universitasnya saja dari satu-satunya tag yang ada disana.

Febby is calling!

Ara tersentak ketika ponsel yang berada digenggamannya bergetar dengan nada dering telepon.

"Halo?"

"......"

"Belom, ini aja gue masih nungguin di depan gerbang."

"....."

"Iya."

"....."

Mata Ara membulat ketika mendengar penuturan dari temannya yang tengah merentetkan umpatan beserta cacian kebodohan.

Bodoh, memang bodoh!

Setelah panggilan dari Febby tertutup, Ara buru-buru mendorong Clarissa untuk keluar.

"Eh-eh apaan sih?"

"Ikut gue."

"Ra, apaan sih?"

Sembari berjalan dengan menggeret Clarissa, Ara terus menoleh kanan-kiri guna mencari salah seorang mahasiswa yang terjamah matanya.

"Bego. Kenapa kita nggak turun terus tanya dari tadi sih, Cla?"

Kemudian Clarissa tersadar. Iya juga?

Belum sempat Clarissa menjawabnya, ia sudah ditinggal lari oleh sahabatnya. Seperti anak ayam yang kehilangan induknya, Clarissa berusaha mencari keberadaan Ara yang tenggelam oleh banyak mahasiswa yang entah kenapa menjadi banyak.

Alih-alih mendapati keberadaan Ara, cewek cantik itu justru melihat kumpulan cowok ganteng di seberang jalan. Clarissa kalap. Bodo amat dengan Ara, dirinya berjalan menuju cowok-cowok itu. Ah ketiban duren!

Sementara Ara sendiri tengah mencoba bertanya pada seluruh mahasiswa yang berpapasan dengannya. Tetapi dari tadi pun ia tidak mendapati hasilnya.

Nama Farel banyak kali disini mah. Kata mereka sih gitu. Padahal ia juga sudah menyebutkan nama lengkap cowok itu. Tetapi tetap saja mereka tidak ada yang mengetahui.

Ara berjalan lunglai kembali ke mobilnya yang berada di luar kampus. Baru setengah jalan, kemudian ia baru ingat akan keberadaan Clarissa.

"Lah itu anak kemana coba? Masih di mobil kali ya?"

About YOUWhere stories live. Discover now