Chapter 26

24 8 13
                                    

Paginya, Ara mengajak kedua temannya itu untuk sedikit jalan-jalan. Menuntun keduanya ke beberapan tempat yang menjadi ikon di kota Jogja.

Taman Sari menjadi tempat pertama yang akan Ara tunjukkan pada mereka. Seperti namanya, dulu Taman Sari ini merupakan sebuah kebun di istana Keraton Yogyakarta. Di dalam sana terdapat berbagai macam tempat yang disajikan, seperti halnya kolam pemandian, danau buatan, pulau buatan, jembatan gantung, taman, lorong bawah tanah, kanal air, Masjid, dan beberapa bangunan lainnya yang gedungnya sengaja dirancang khusus.

 Di dalam sana terdapat berbagai macam tempat yang disajikan, seperti halnya kolam pemandian, danau buatan, pulau buatan, jembatan gantung, taman, lorong bawah tanah, kanal air, Masjid, dan beberapa bangunan lainnya yang gedungnya sengaja dirancan...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gila! Keren banget!"

"Iya lah. Jadi, ini tuh dulu tempat pemandian putri raja dan permaisuri keraton gitu. Sekarang udah jadi tempat wisata dan cagar budaya."

Ara terkekeh melihat antusias Febby yang begitu meledak. Melihat ke sekeliling yang tak begitu ramai membuat mereka serasa memiliki kolam pribadi.

"Berasa jadi putri keraton mau mandi gue."

Ara mendengus sinis, "Helow putri keraton nggak bakal sebar-bar elo ya!"

Febby tak menghiraukan, masih menikmati keindahan arsitektur yang disuguhkan disana. Sedangkan Farel tengah berkutat dengan kameranya. Membidik segala hal yang terlihat menarik di matanya.

"Rel! Sini!"

Dengan sedikit ogah-ogahan, Farel tetap melangkah mendekati orang yang memanggilnya. "Apaan?"

"Fotoin kita berdua dong."

"Ck! Elo kan bawa kamera."

Febby mendengus sebal. Getegetan rasanya ketika Farel menjadi tak nyambung begini. "Lo tuh! Ck! Gue kan bilang fotoin berdua."

"Yaudah cepetan."

Entahlah, Ara saja sudah capek berjalan mengikuti Febby yang terus mencari spot foto untuk dipamerkan pada Clarissa. Farel sendiri merasa acuh tak acuh pada keduanya. Bila sudah memegang kamera, mungkin dunianya telah berubah.

Tak ada yang tau, objek apa saja yang sedari tadi berhasil menarik perhatian di benak lelaki itu. Apakah benar-benar suasana di wisata itu atau justru seseorang yang terus memamerkan senyum dengan rambut tergerai itu.

Setelah puas bekeliling, Febby mengajak Ara menyinggahi sebuah benteng yang setahunya tak jauh dari kawasan Malioboro.

"Vredeburg?"

Febby berpikir sebentar, mencoba mengingat-ingat nama dari benteng yang terkenal di Jogja itu. "Ahh iya kali, nggak tau gue."

"Yaudah yuk, emh gimana kalo kita jalan kaki aja?"

"Hah!? Lo gila? Emang deket dari sini?"

"Ck! Ya maksudnya nggak dari sini juga. Nanti kita parkirnya di deket--"

"Cepet ah jalan aja. Terserah lo mau parkirnya dimana. Elo juga Feb, tinggal ngikut aja banyak protes."

Febby mendelik pada laki-laki yang baru saja berbicara itu. Maksudnya kan buka protes, tapi... ah ya sudah lah. Dasar Farel!

About YOUWhere stories live. Discover now