Chapter 4

240 155 151
                                    

Ara yang tengah membaca novelnya kembali terganggu dengan kedatangan sang guru yang tengah memperkenalkan seseorang.

Ia mengadahkan kepalanya. Matanya melotot.

'Dia!'

Ara menoleh ke sampingnya saat mendengar pekikan seseorang. Ia melihat Febby yang tengah menatap sang murid baru dengan tatapan memuja. Lalu ia menengok ke sebelah kanannya, tak jauh beda, disana Clarissa juga tengah menatap sang murid baru sambil menggigiti ujung pulpen.

"Terima kasih Pak. Ehm... Pagi semua, gue Farel Adhyasta Pramudya. Kalian bisa panggil Farel. Gue pindahan dari Bandung."

"Farel, silahkan duduk. Cari bangku yang kosong. Kita akan memulai pelajaran hari ini."

"Iya Pak terima kasih." Setelah mengucapkan itu, si anak baru pun mencari tempat duduk. Ia berjalan ke arah dimana Ara duduk.

Saat ia berjalan ia terus menatap Ara yang sedari tadi terus melotot melihatnya. Air mukanya terlihat begitu menahan amarah. Tuhkan murid baru! Baru murid baru aja kelakuannya gitu cih! Gimana kalo udah setahun disini,

Si anak baru pun berhenti tepat di depan Ara sambil terus menatapnya.

"Gausah begitu liatin guenya. Gue juga tau kalo gue itu ganteng."

Ara berusaha meredam emosinya dengan menutup mata sejenak. Ia beralih menatap ke sembarang arah tanpa menjawab pernyataan Farel tadi.

"Dasar cewek." Ucapnya lalu duduk di bangku depan Ara. Tak lama kemudian ia berbalik menghadap meja Ara. "Oh iya gue inget, lo yang tadi pagi kan? Sorry ya ada urusan tadi."

Febby yang berada di bangku sebelahnya pun terheran."Eh bentar-bentar ada peristiwa apaan nih tadi pagi. Kok lo bisa ketemu sama anak baru. Jangan-jangan lo..."

"Brisik!"

Kekesalan Ara kian memuncak, ia menatap sebal ke arah punggung tegap dihadapannya. Geram, rasanya ia ingin menggeplak serta menjambak rambut cowok itu. Berani beraninya dia!

"Ya Allah ra itu diliat dari belakang aja gantengnya kebangetan gimana kalo... ahh Farel," belum juga selesai Clarissa ngomong Ara terlanjur memotongnya.

"Brisik banget sih. Jauh-jauh sono, templokin sekalian!"

"Lo kenapa sih dari tadi marah-marah mulu. Bukannya kemaren lo ngebet juga sama cogan baru."

"Bodo!"

                           ***

"Gila aja! Gamau gue kelompokan sama tu cowok. Kok bisa sih gue sama dia. Biasanya juga sama Fani. Sebel!"

"Ya ampun ra lo tuh cewek paling beruntung tau! Semua cewek juga mau kali jadi elo. Dari pada gue sama si curut satu itu. Zbl!" Clarissa terus menerus berbicara tentang itu.

"Seandainya gue bisa tukeran sama lo ra, gue pasti bakal syukuran." Timbal Febby yang juga ikut-ikutan.

"Yaudah tukeran aja sini. Gue ogah sama tu cowok. Mendingan gue ngerjain sendiri."

"Seandainya bisa ra! Gue mau banget. Alah rezeki lo ini mah syukuri ajah."

"Rezeki apaan? Malapetaka gue baru iya!"

~Flashback on

"Hari ini bapak ada tugas untuk kalian. Tugas ini dikerjakan secara kelompok yang beranggotakan 2 orang. Kelompoknya bapak yang akan menentukan.

Semua siswa mendesah kecewa karena kelompoknya ditentukan. Coba saja tidak, mereka pasti akan memilih kelompok teman yang tergolong pintar. Yah, keinginan semua siswa, biar mereka nggak ngerjain. Tinggal terima beres aja. Wkwk

About YOUWhere stories live. Discover now