Pelukan

820 35 1
                                    

"Tidak apa-apa, aku hanya rindu", ujarnya diiring senyum paling menenangkan yang pernah aku tau.
Ada lekukan kelelahan dibawah matanya, namun sorot retina itu tak pernah tak bahagia.

Ditariknya aku dalam pelukannya, ada sesuatu yang menghangat yang berdesir diantara katup jantung, memompa banyak endorfin ke otak.

Aku menjadi tenang, seakan dunia menjadi hening sesaat. Dalam dua lengan yang tengah mendekapku itu, ada semacam lagu pengantar tidur yang bisa membuatku lupa atas apa yang aku risaukan sekarang.

Mata kami berdua tertuju pada hamparan cakrawala, mengamati tenangnya laut yang membiaskan cahaya mentari sore, diantara balutan kabut yang enggan pergi, kami berdua terdiam.

Menghirup aroma tubuh satu sama lain, mengisi rongga paru dengan penuh, dengan serakah, seakan tak ada hari esok.

Deburan ombak sore ini sedang hening, yang ada hanya lautan tenang, mengiring berparagraf sajak tentang dua manusia yang telah lama dipisah waktu,
mengantar sebuah puisi,
tentang hati yang tak lagi mati.

---
Ekwa

HUJAN: Sebait Kenangan KusamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang