- Surat Dari Jauh

2.4K 131 5
                                    

Selamat Pagi.

Bagaimana di sana? Masihkah kau sering keluar sendirian saat sore? Pakailah sweater rajut merahmu. Aku tau, kau tak betah akan dingin. Juga, jangan lupa hentikan kebiasaan meminum kopimu. Kau selalu terlihat gelisah.

Bersama surat ini telah ku kirimkan jaket dengan motif beruang coklat, sebagaimana yang pernah kau lakukan dulu. Bersama surat ini telah ku kirimkan bubuk Teh herbal, kau harus mengganti kopi itu dengan ini--aku tidak mau tau.

Kabarku tidak terlalu baik--kalau kau ingin tau.
Seperti biasa, setiap malam aku selalu menghabiskan berpuluh-puluh kertas untuk menuliskan rinduku, padamu--jangan tanya lagi.

Iringan melodi dari Roberta Flack selalu membuatku mengingatmu. Entah kali keberapa daftar lagu ini aku ulang-ulang. Yang jelas bersama irama yang membuai syaraf Vestibulokolear, kenangan-kenangan itu kembali begitu saja.
Tanpa izin, namun mendobrak sedemikian parah--pintu yang coba aku tutup rapat.

Aku tak bisa memejamkan mata,
Jujur saja aku ingin melarikan diri sejenak dari apa yang kusebut rindu ini. Aku ingin melupakanmu sejenak. Aku ingin istirahat sejenak.

Tapi--yah, sebagaimana yang bisa kau prediksi,
Usaha-usahaku untuk mengenyahkanmu dari segala macam bentuk ingatan berakhir dengan kegagalan yang sama. Berakhir dengan deretan alur yang sama ;

Mencoba menutup mata namun tak bisa--Menulis dengan air mata yang sama---lalu bermuara pada ingatan tentangmu. Selalu seperti itu.

Tentangmu dan tentang kita yang selama ini coba kujadikan abu, namun selalu menemui jalan buntu.
Padamu, ingin kujelaskan apa itu menunggu.
Padamu, ingin kujelaskan apa itu terbelenggu.
Sama seperti kopi yang sering kau teguk, yang pahit manisnya selalu tersaji dengan rapi di dalam cangkir.
Dan bagimu, aku hanyalah gula yang diaduk dalam gelas, yang lenyap tanpa sempat berucap. Dan bagiku, kaulah rasa pahit itu. Sulit dihilangkan, namun sakit untuk kusimpan.

Berbaik hatilah untuk diam sebentar. Biarkan aku menuangkan kekesalanku, rinduku, dan ingatan tentangmu pada aksara di atas kertas ini.
Berbaik hatilah untuk mengingatku sebentar.
Berbaik hatilah untuk kembali sebentar,
Karena aku merindukanmu

dan

bahumu.

----
Ekwa.

HUJAN: Sebait Kenangan KusamWhere stories live. Discover now