Kedai Kopi

1.3K 68 0
                                    

Satu tahun berlalu, dan rasanya masih sama.
Duduk termangu diantara sudut kedai kopi masih sama rasanya, menenangkan. Meredam berbagai bentuk kecemasan hidup, mengendapkan segala macam bentuk luka, menerima segala yang ada.
Dari awal, aku yakini
Segala sesuatu diciptakan sebagai batas,
Sebagaimana hari ini yang menjadi batas antara kemarin dan esok,
Sebagaimana esok yang menjadi pembatas antara hari ini dan lusa,
Dan bagiku, kedai kopi ini adalah batas
Batas antara sepi dan luka,
Batas antara ruang dan waktu,
Batas antara kamu dan aku,
Resah didadaku dan senyum di matamu yang kubalut dalam deretan puisi yang dipisahkan oleh huruf-huruf yang terukir dalam secarik kertas yang kaku
Begitu pula rindu,
adalah batas antara seorang insan yang berpuisi dan seorang petualang gila,
Begitu pula hadirmu,
Adalah dinding diantara batas ketidakwarasanku,

Seperti kopi yang kupesan,
Yang juga adalah batas antara manis dan pahit,
Yang juga adalah batas antara harapanku dan nyataku,
Yang juga adalah batas yang selalu menahanku dari terperosok pada ruang-ruang kosong mimpi.

Duduk termangu diantara sudut kedai kopi masih sama rasanya,
Kisah tentang seorang manusia yang tak berdaya di hadapan takdir,
Kisah tentang seorang manusia yang terperangkap dalam pahitnya kopi dan sakitnya sunyi.

---
Surabaya, 24/09/18
Ekwa

HUJAN: Sebait Kenangan KusamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora