Selesai dengan kalimatnya, Ara tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah rangkulan di bagian bahu. Ia menoleh dan mendapati wajah tengil Farel yang dekat dengan wajahnya.

"Bilang apa tadi? Hem?"

Buru-buru jemari tangan Ara dilebarkan, kemudian mendarat tepat di muka Farel dan mendorongnya menjauh.

"Kalo pacaran bilang, jangan diem-dieman. Ntar gue nggak tau dan nggak dapet peje." Ucap Clarissa dengan nada jenaka. "Ya nggak, Feb?"

"He'em."

Tidak ada yang tau, ditempatnya Febby memandang nanar ke arah Clarissa. Tiba-tiba ia merasa bimbang. Bagaimana ini?

***

"Bareng gue yuk!"

Ara dan Clarissa menoleh. Keduanya melihat Farel yang berada di atas motor kebanggaannya dengan tampang sok cool.

"Sana, Cla."

Farel mengangkat sebelah alisnya. Lah kok jadi Cla sih?

"Kok gue?"

Ara menarungkan kedua alisnya. "Yakali berdua."

"Lo ngajak siapa?"

Sekarang Farel yang dibuat bingung. Bila mau jujur nanti kasian salah satunya. Ia juga salah sih nanyanya.

"Gaada." Ucapnya sembari menjulurkan lidah.

Kedua cewek itu pun sontak mengela napas kasar. Orang aneh!

Gue tau Rel, lo mau ajak Ara kan?

"Sinting beneran dah tu cowok! Sebel gue."

Clarissa tersenyum kecil. Ia rasa sahabatnya memang memiliki perasaan pada Farel. Farel juga terlihat memiliki perasaan yang sama dengan Ara.

Apalagi seminggu yang lalu ia juga melihat di postingan Farel dimana Farel tengah berpose dengan Ara dibangku yang ia ketahui berada di kawasan Malioboro. Terlihat seperti sebuah pasangan yang romantis. Padahal di foto itu keduanya saling mengadu punggung tanpa senyuman di masing-masing bibir. Terlihat natural tetapi sweet.

Sekarang dirinyalah yang dibuat bimbang.

"Woi! Ngelamun lo?"

Clarissa terjingkat. Merutuk sebal ke arah Ara. "Apaan sih lo!?"

"Lah kok ngegas?"

Clarissa gelagapan sendiri. Merutuki kebodohannya yang tiba-tiba. Ia pun buru-buru menetralisir mimik wajahnya. Langsung diubahnya menjadi cengiran konyol khasnya.

"Ehehe..."

Ara bergidik, "fix! Lo gila Cla."

Keduanya pun berjalan kembali tanpa menghiraukan keberadaan sementara cowok sinting tadi.

Sesampainya didepan gerbang sekolah, Clarissa langsung pamit untuk pulang duluan. Jemputan miliknya sudah berada tepat di seberang jalan. Alhasil Ara menunggu pak Udin sendirian. Tidak sendirian juga sih, pasalnya masih banyak siswa lain yang juga berada di kawasan depan sekolah. Tapi kan, Ara tidak mengenalnya.

About YOUHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin