"Ini hanya softlen, karena ini bukan warna mata asli gue, ini bukan style rambut gue" kata gue membuka softlen dan menggerai rambut yang gue kepang

"Dan ini bukan warna kulit gue" gue ngebersihin bedak hitam di tubuh gue dengan tissu basah yang udah gue siapin di kantong
"And see inilah gue"

"Gila, bisa gitu ya berubahnya"
"Tau gitu gue dekatin tu anak"
"Jauh banget ya bedanya"
"Aduh gue pernah bully dia lagi"

"Ada apa ini ribut ribut?" Tanya pak Haryo sok berwibawa
"Loh nona Queen bagaimana anda bisa disini? Kenapa rambut nona kotor?" Tanyanya sok lembut nah karena para guru udah pada ngumpul semua di kantin, dan ada juga beberapa wali murid yang sudah datang menjemput, termasuk emak sama bapaknya si Icha ini sekalian aja deh gue umum in

"Ouh, pak Haryo berhubung anda sudah berada disini, saya ingin bertanya. Boleh?"
"Tentu nona"
"Apakah ada sesuatu yang anda sembunyikan dari saya dan keluarga?" Tanya gue datar seketika gelagat pak Haryo pun sudah mulai aneh
"T- tidak nona"
"Ouh tidak ada ya, hmm kalo yang mengorupsi uang sekolah, anda tau?"
"Tt-tidak juga nona"

"Ouh tidak tau juga ya, hmm baiklah, eh hai tuan Fernandez, bagaimana kabar kerja sama dengan perusahaan Amora? Baik?" Tanya gue mengalihkan perhatian dan gue sempat melihat kalo  pak Haryo menghembuskan nafas lega. Kenapa gue alihin ke pak Toni? Karena dia juga punya masalah sama gue, ya dia adalah bokap nya Icha
"Baik nona, saya senang bekerja dengan anda" ya iya lah lo senang lo bisa korupsi uang perusahaan kan, lo pikir gue Ngak tau! Ya dia juga koruptor di persusahaan, tapi hanya sebentar karena ada alasan dibalik kelakuannya Tapi hanya senyuman yang gue berikan

"Baiklah ada beberapa pengumuman yang ingin saya sampaikan. Tunggu sebentar" kata gue dan langsung menelpon tangan kanan gue untuk membawa semua bukti kemari.

"Oke saya hanya ingin bilang bahwa jangan pernah bermain main dengan keluarga Amora, dan saya lihat sudah ada yang berani bermain main dengan keluarga saya. Untuk kasus pertama yang saya ingin selesaikan adalah pengkorupsian yang terjadi di sekokah ini. Pak Haryo apa benar anda tidak tau apa apa?" Tanya gue sekali lagi
"Ti-tidak nona"
"Oke karena buktinya sudah sampai jadi jangan berlama lama" kata Queen karena sudah melihat tangan kanannya di area sekola serta bukti ditangan nya, dan sudah mendapat beberapa pihak ke polisikan yang sudah hadir

"Ada seseorang yang berkhianat disini dia sudah mengambil uang sekitar 8,5 miliyar lebih, alasan nya untuk perbaikan sekolah tapi, perkembangan yang saya lihat disini sama sekali tidak ada. Dan orang itu adalah pak Haryo Bambang Ardindes"

"Kabarnya dia melakukan ini untuk membelikan barang barang mewah untuk Bu Luna dan Milla, serta mengajak mereka untuk liburan. Benar?"

"Iit-itu t-tidak benar" kata pak Haryo tetap mengelak, hingga seketika semua diam ketika mendengar

"Pa, papa liatkan anaknya pak Riyan?"
"Ya emang kenapa"
"Aku pengen kayak gitu pa"
"Gimana?"
"Putih, rambutnya bagus, barang barangnya branded semua lagi"
"Ya kamu belilah sayang"
"Uangnya?"
"Nanti papa minta ke yayasan, butuh berapa?"
"1,5 miliyar udah cukup kok pa, sekalian liburan, hehehe"
"Yaudah nanti papa minta"
"Thankyou papa, love you"
"Too beib"

Ya itu suaranya Milla dan pak Haryo tadi pagi
"Ekhhmm, sepertinya semua sudah jelas, pak Haryo yang terhormat, hari ini sampai seterusnya anda tidak perlu lagi capek capek menjadi pemimpin di sekolah ini, karena mulai hari ini jam ini menit ini dan detik ini saya memecat anda dengan cara tidak hormat karena tindakan pengkorupsian yang anda lakukan, dan hukuman yang anda dapat adalah 12 tahun penjara, serta semua aset yang anda miliki disita. Untuk Milla anda juga di keluarkan dari sekolah ini secara tidak terhormat" ucap gue tegas

"Maaf in gue Queen, gue masih mau sekolah, nanti gue tinggal dimana?" Kata Milla sambil berlutut memohon kepada gue
"Berdiri!" Suruh gue
"Ngak Queen maafin gue dulu"
"Berdiri Milla" kata gue sedikit lembut dan Dia pun mulai berdiri
"Gue udah siapin rumah sederhana di Bogor, lo bisa tinggal disana dan sekolah disana itu sih kalo lo mau? Tapi kalo untuk di Jakarta lo pasti gak bakalan diterima dan pasti bakal bully, karena pernah sekolah disini dan dikeluarkan secara tidak terhormat disekolah ini, semoga lo bisa berubah" ucap gue mendapat anggukan dan senyuman dari Milla

"Ya ampun baik banget"
"Masih dikasih fasilitas?"
"Kalo gue jadi Queen, gue pasti gak mau peduli lagi kehidupannya si Milla kayak apa"
"Gue kok malu sendiri ya pernah takut sama dia"







"Satu lagi......?"

Hello akhirnya back, voment pliss biar makin semangat buatnya, ini cerita pertama aku loh ya, maaf karena makin GAJE gini jadi nya

Vote vote vote pleasss

Queen (End)Where stories live. Discover now