"Eh-eh kenapa?" Si penepuk pundak itu pun ikut kaget melihat yang ditepuk berteriak.

Ara menoleh. "Elo! Ngapain sih ngagetin segala!" Teriaknya marah.

"Y-ya..." Farel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tak segan Ara menabok keras lengan Farel yang berada di depannya. "Nyebelin!"

"Kok belom pulang?"

Ara tak menghiraukan kalimat yang baru saja terlontar itu. Ia kembali melangkahkan kakinya cepat menuju kedai jus depan sekolah.

"Lah...ditinggal."

Sesampainya si kedai jus itu Ara kembali dibuat kesal karena melihat antrean pelanggan yang terlihat panjang. Malas saja bila harus ikut berdiri memanjang seperti mereka. Jadi, Ara lebih memilih sedikit menepi guna menunggu antrean sedikit berkurang.

"Jus apa?"

Ara mendongak. Wajahnya kembali datar ketika melihat siapa yang baru saja berbicara kepadanya.

"Mau jus apa, biar gue yang antre. Sebagai permintaan maaf gue."

Mata Ara berbinar. Senyumnya seketika mengembang. "Jus mangga."

Setelah mendengar permintaan cewek tadi, Farel pun buru-buru berdiri di jalur antrean yang memang panjang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Farel telah kembali dengan dua buah jus.

"Nih."

Farel mengangkat sebelah alisnya. Melihat ke arah uang sepuluh ribu yang disodorkan padanya. "Nggak usah."

"Ck! Ini."

"Gue yang traktir."

Ara pun mengangkat bahunya acuh. "Thanks."

"Balik bareng?"

"Nggak."

"Ayola--"

Ara berhenti sebentar. "Nggak liat?" Tangannya menunjukk ke arah mobil jemputannya yang telah terparkir rapi di tepi jalan.

Ara pun menghampiri mobil itu. Mengetuk pelan kaca mobil yang tertutup. "Ara ambil tas dulu ya Pak."

"Baik non."

Ara berbalik. Dan Farel tetap mengikuti langkah Ara yang kembali menuju gedung sekolah. Ia berusaha menjajarkan langkahnya dengan Ara yang berjalan cepat.

"Ara! Kok nggak ajak-ajak sih. Lo tau nggak sih gue tuh haus banget abis debat sam--."

"Nih." Ara menyodorkan jus miliknya. "Gue balik dulu." Ucapnya sambil menyambar tas yang berada di bangkunya.

"Tumben mau bagi-bagi jus mangga. Biasanya nggak boleh."

"Lo balik sama Farel?"

"Nggak." Teriak Ara yang sebenarnya telah melewati ambang pintu.

"Bayar itu jus." Ucap Farel pada Febby yang sekarang tengah menghabiskan setengah jus yang Ara berilan tadi.

About YOUWhere stories live. Discover now