Chapter 12 (Disappointed)

1.2K 60 0
                                    


Wellcome in this chapter guys...
Jangan lupa vote and commend nya...

Ngomong-ngomong ini di publish ulang karena kesalahan teknis kemarin... semoga kalian ga bosen ya...

Happy reading 😍

***

Anna POV

Aku sedang berada di rumah saat ini, sendiri dan berdiam diri. Aku sedang ingin menikmati hidupku, menepi dari realita hidup yang kadang terasa begitu tak adil menghakimiku. Masa bodo dengan kewajibanku yang harus bekerja hari ini, aku sudah bilang pada Mommy bahwa aku sedang ingin beristirahat, Mommy yang mengira aku sedang tidak sehat tentu saja mengizinkan itu.

Disinilah aku sekarang, duduk sendiri di taman belakang berteman album lama yang berhasil aku selamatkan dari kerusakan kisah masalaluku, kerusakan masalalu yang sepertinya akan berlanjut pada masa depanku.

Katakan padaku! Siapa yang akan baik-baik saja saat kau tau kau hanya dijadikan jembatan keberuntungan bagi orang lain? Siapa yang tidak hancur saat kau diperdaya sedemikian rupa demi terwujudnya keinginan orang lain. Memang siapa aku harus melakukan itu semua untuk orang yang baru aku kenal? Bahkan hanya ia yang mendapat keuntungan dari semua yang sedang terjadi, manusia seperti apa sebenarnya dia? Tak berhati sama sekali!

Ya! Ini aku! Anna, Zienna Johnsson, gadis yang telah dipilih menjadi calon anggota baru dari keluarga besar Walter. Mereka bilang aku seharusnya merasa bangga dan bahagia dengan nasib baikku ini? Tapi apa? Apa setelah tau semuanya aku masih bisa merasa bahagia menjadi gadis pilihan itu? Sebenarnya siapa yang salah disini? Aku yang terlalu bodoh atau dia yang terlalu picik?

Ya, aku sudah tau semuanya, semua yang dibicarakan Dave dan Martin dua hari yang lalu, semua rahasia terselubung dari perjodohan yang sedang aku hadapi saat ini. Dimana otak jenius yang katanya dimiliki oleh si sulung keluarga Walter itu? Kenapa ia bisa melakukan hal sepicik ini? Memperalat orang lain hanya demi ambisinya.

Aku tidak tau ambisi apa yang sedang Dave impikan, tapi dari yang kufahami, itu tidak lebih penting dari hati nuraninya sendiri. Martin bahkan menasehatinya habis-habisan agar berhenti bersikap ambisius seperti itu.

Ingin rasanya ku hentikan semuanya, kembali ketempatku semula dan menjalani hari seperti biasanya, tanpa masalah seperti saat ini. Sudah cukup aku bertemu dengan orang-orang serakah yang tak berhati selama ini, jangan ada lagi orang baru yang membuatku berfikir bahwa hidup memang benar-benar tak adil padaku.

Tapi aku bisa apa?
Ini bukan hanya tentang perjodohanku, ini bukan hanya tentang masalah antara aku dan Dave.
Ini tentang persahabatan antara dua keluarga, tentang dua keluarga yang sudah saling menganggap layaknya saudara.

Aku tak mungkin menceritakan ini semua pada Mommy, ia akan kecewa jika tau semuanya, lalu bagaimana dengan persahabatannya nanti? Haruskah aku menjadi dalang dari rusaknya ikatan tak kentara itu? Tidak! Aku tak ingin egois. Ini masalah antara aku dan Dave, sudah seharusnya aku dan Dave yang menyelesaikan ini semua, mereka semua tak pantas ikut andil dalam masalah ini.

Drrrttt...drrrttt...

Ponselku bergetar, memaksaku kembali pada dunia nyata penuh luka ini. Aku menyalakan ponselku, memeriksa pesan yang baru saja masuk tadi

"Mommy bilang kau tak masuk kerja? Apa kau sakit, Anna?"
-Dave

Dia bertanya apakah aku sakit? Coba beritahu padanya, apa hatiku bisa tetap sehat saat tau semua kebohongannya?

TANGLED (Dave-Anna Story) COMPLETEWhere stories live. Discover now