Chapter 9 (It hurts enough)

1.5K 70 2
                                    

Wellcome in this chapter
Jangan lupa vote and commend ya...

Siap-siap buat ketemu si tamfan di chapter ini😂

Happy reading guys:-)

***

Anna memasuki sebuah cafe dan langsung mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari. Ia memang sudah membuat janji dengan teman SMA nya, tepatnya sahabat SMA nya. Dua orang yang masih tersisa dari kisah masalalu yang sudah ia lupakan semampunya. Setidaknya masih ada sedikit cerita menyenangkan dalam bait-bait masalalu itu.

"Anna! Disini!" Teriakan kecil itu berhasil terdengar oleh Anna, membuatnya menoleh dan mendapati Jessie tengah duduk di salah satu bangku cafe tersebut.

"Anna! Disini!" Teriakan kecil itu berhasil terdengar oleh Anna, membuatnya menoleh dan mendapati Jessie tengah duduk di salah satu bangku cafe tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Emma Muscat as jessie

Anna segera menghampiri Jessie dan duduk di bangku yang kosong,
"Apa kau sudah lama?" Tanya Anna sambil membetulkan rambutnya yang sempat tak beraturan karena angin.

"Belum terlalu lama, mungkin sekitar 15 menit yang lalu" Jessie terus memperhatikan Anna, bukan tanpa alasan, tak biasanya temannya yang dingin ini meminta bertemu dengan alasan hal penting. Sejak kapan Anna peduli dengan hal-hal penting, ia bahkan lebih senang mengobrol sepanjang hari dengan buku diary usangnya dibanding bertemu dan menceritakannya pada Jessie.

"Baguslah, tapi dimana Ian? Apa dia belum datang?" Anna menanyakan satu lagi sahabatnya, memang bukan wanita, tapi Adrian atau yang biasa di panggil Ian oleh Anna adalah sahabat terbaik yang Anna miliki, bahkan Jessie mungkin hanya tau 50% dari apa yang Ian tau tentang Anna.

"Seperti biasa, ia selalu sibuk dengan kegiatannya. Mungkin sebentar lagi sampai" Jessie mengecek ponselnya, mungkin saja ada pesan masuk dari Ian.

"Ah, baiklah. Maaf mengganggu waktu kalian. Aku hanya ingin memberi tahu hal penting pada kalian"

"Aku penasaran, hal penting apa yang membuatmu menceritakannya pada kami? Biasanya kau lebih suka membaginya dengan buku usangmu itu" Jessie meneguk jus yang sudah ia pesan sebelumya.

"Entahlah, sepertinya ini akan mengejutkan, tapi sebaiknya kita tunggu Ian, aku tak mau jika harus bercerita dua kali nantinya" Anna tetaplah Anna, selalu tak mau repot.

"Ya ya... baiklah... terserah kau saja" Jessie menyerah membujuk Anna, itu hanya akan membuang waktu. Ia memutuskan mencari kontak Ian dan mengirim pesan agar ia cepat datang.

Sedangkan Anna, ia membuka satu persatu pesan dari Flo dan juga Jane yang mengiriminya beberapa contoh kartu undangan, gaun dan lain sebagainya, tanpa membalasnya. Ia belum bisa berfikir tentang pertunangannya, jadi sebaiknya ia tak banyak bicara dulu.

"I'm coming" ucap seseorang menghentikan kegiatan Anna dan Jessie, ia Adrian, ia Ian, satu-satunya sahabat laki-laki mereka yang kini sudah duduk dihadapan mereka.

TANGLED (Dave-Anna Story) COMPLETEWhere stories live. Discover now