34) Forgetful Girl

346K 20.4K 674
                                    

Sean kembali ke kamarnya. Ia memegang dadanya sendiri yang masih berdegup tak karuan. Sensasi kenyal dari bibir Ocha membuatnya ingin lagi. Ia meneguk ludah lalu menggeleng kuat-kuat setelah berpikir sesaat.

"Apa gue udah gila?" Sean berbicara sendiri sambil berjalan menuju kamar mandi untuk sikat gigi.

Sean memandang dirinya sendiri di depan cermin. Lagi, sensasi ciuman tadi masih terasa, membuat Sean enggan untuk menggosok gigi, takut jika sensasi itu hilang.

"Iya. Pasti gue udah gila. Sejak kenal Ocha, sekarang gue jadi kurang suka kebersihan. Pertama, gue nyium dia. Bahkan gue nggak tahu bibir dia itu higienis atau enggak. Kedua, gue mendadak malas gosok gigi." Sean masih berbicara sendiri.

Sean menguatkan tekadnya. Ia mengambil sikat dan pasta gigi lalu menggosok giginya walaupun ia cukup menyayangkannya. Sensasi di bibirnya cukup berkurang walaupun sedikit.

Setelah gosok gigi dan cuci muka, Sean merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Tatapan matanya kosong, melihat langit-langit kamarnya. Sesekali ia tersenyum, mengingat pengakuan Ocha. Dan hal itu membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

***

Ocha mengucek matanya saat pagi tiba. Perutnya terasa mual-mual. Ia berlari memasuki kamar mandi lalu muntah di dalam closet. Kemudian ia memijat kedua pelipisnya yang terasa pusing. Ocha pun tersadar kalau sekarang dia bukan berada di asrama melainkan di rumah keluarga Radeya.

"Kenapa gue bisa ada di rumah Kak Sean?" Ocha bertanya-tanya. "Apa yang terjadi padaku semalam? Kok aku nggak ingat apa-apa sih?"

Ocha mengingat-ingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Tapi sekeras apa pun ia mengingat, ia tetap tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hal terakhir yang ia ingat saat pesta adalah ketika ia meminum air putih yang rasanya sangat aneh dan membuat tenggorokannya merasa tak nyaman.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu. Ocha segera keluar dari kamar mandi lalu membuka pintu. Di sana sudah ada Sean yang berdiri sambil membawa seragam sekolah untuk Ocha.

Sean tak berkata apa-apa. Ia datang hanya untuk memberikan seragam itu kemudian pergi menuju ruang makan, membiarkan Ocha berdiri dengan muka bingung. Ocha mengedikkan bahu, membiarkan apa yang terjadi tadi malam begitu saja. Kalau tidak ingat, ya sudah. Ocha tak terlalu peduli.

Ocha kemudian berjalan menuju ruang makan setelah mandi dan memakai seragam Lisya meskipun sedikit kebesaran. Ia juga mengenakan sepatu Lisya. Kebetulan ukuran kaki mereka sama.

Ocha tercekat sebentar melihat hanya ada Sean di ruang makan. Ia baru ingat kalau Lisya dan Bu Liana sedang ada di Paris untuk mengikuti lomba fashion. Sedangkan Pak Radeya memang sejak dulu jarang pulang untuk berkeliling dunia, mengurus bisnisnya yang begitu besar.

"Apa lo ingat kejadian tadi malam?" tanya Sean akhirnya terlontar setelah ia menahan pertanyaan itu cukup lama, semalaman.

"Hm? Emangnya tadi malam ada kejadian apa?" Ocha mengambil tempat duduk lalu meletakkan secentong nasi di piringnya. Perutnya masih mual. Ia tak berani makan terlalu banyak.

"Ya udah. Lupakan aja," kata Sean kecewa. Padahal ia berharap Ocha mengingat semuanya meskipun dalam keadaan mabuk.

Ocha mengedikkan bahu, tak peduli tentang kejadian yang ia lupakan tadi malam. Kalau lupa, ya sudah. Ocha tak berniat memaksa otaknya bekerja keras untuk mengingat sesuatu. Tentu saja hal itu membuat Sean merasa kesal.

😊😊😊😊
Ocha lupa kejadian semalam hehe
Bikin Abang Sean kecewa
Next chapter, Bang Axel beraksi. Tunggu besok ya, reader yang budiman

 Tunggu besok ya, reader yang budiman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Bang Sean nggak bisa tidur semalaman gara-gara Ocha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini Bang Sean nggak bisa tidur semalaman gara-gara Ocha

Ini Bang Sean nggak bisa tidur semalaman gara-gara Ocha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Axel berangkat ke sekolah dulu

I am in danger [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang