25) I Try To Save Her

376K 23.6K 1.2K
                                    

Sean membuka lokernya, mengambil beberapa buku dari sana. Ia terhenti saat tak sengaja mendengar percakapan dua siswi yang memiliki loker tak jauh dari lokernya. Sean dapat mendengar dengan jelas percakapan dua siswi tersebut.

"Sumpah gue nggak bohong. Si Axel selalu menyelinap masuk ke asrama putri. Dia menemui Davina hampir setiap malam!"

"Sumpah? Biasanya Axel cuma sekali seminggu mengunjungi Davina."

"Ya mungkin karena Davina sekarang satu kamar sama Ocha."

"Ocha yang mana?"

"Ocha yang itu lho. Okalina Taruni, siswi yang selalu menang olim. Dia kan target bullyannya si Axel. Mungkin si Axel mau ngebully dia di asrama juga."

"Kalau gue jadi Ocha, mungkin gue bakal keluar dari Delton."

Tangan Sean mengepal marah. Ia membanting pintu lokernya hingga membuat semua orang yang berada di sekitarnya terperanjat kaget. Tak bisa dibiarkan Axel terus mengganggu Ocha, batin Sean.

Sean berjalan cepat menuju rooftop sekolah. Mondar-mandir tak tenang menunggu kedatangan Ocha. Saat mendengar ada suara langkah kaki yang berjalan menaiki tangga, Sean cepat-cepat duduk dan memasang wajah datarnya.

"Aduh, Kak. Maaf. Aku telat. Soalnya menu di kantin enak banget. Jadi pengen nambah terus tadi," jelas Ocha.

Sean melihat arlojinya. "Lo telat 6 menit 51 detik," tegur Sean kesal.

Ocha meringis malu. "Sorry."

"Duduk!" perintah Sean.

Ocha duduk dengan gerakan yang cukup hati-hati, takut Sean bertambah kesal karena keterlambatannya.

"Cha?"

"Hm?" sahut Ocha cepat seraya mengeluarkan gitarnya dari dalam wadah.

"Apa gue boleh tanya satu hal ke elo?"

"Boleh." Ocha mengangguk.

"Apa Axel masih gangguin elo?"

"Enggak juga sih. Teman-teman udah nggak jauhin aku. Terus Lokerku juga nggak ada yang mengotori lagi."

"Kalau di asrama? Gue dengar, dia masuk ke asrama putri."

"Dia pacaran sama Davina gitu. Meskipun nggak ganggu, tapi aku agak risih lihat mereka cinta-cintaan mulu."

"Ooooh." Sean mengangguk paham. Ia cukup lega mendengar bahwa Ocha tidak diganggu oleh Axel di asrama. Tapi tetap saja keberadaan Axel di asrama putri membuat Sean was-was. Apalagi pacar Axel satu kamar dengan Ocha. Sepertinya Sean harus melakukan sesuatu.

Sebenarnya, diam-diam Sean mengirim chat pada seluruh siswa Delton agar berhenti menjauhi Ocha dan bersikap seperti biasa pada Ocha. Jika terdapat satu orang saja yang sengaja menjauhi Ocha, maka siapa pun itu pasti dalam bahaya. Sean jarang mengamuk seperti Axel. Tapi sekali ia memutuskan membully orang, dia ratusan kali lebih kejam daripada Axel. Wajah tampannya membuat orang-orang di sekitarnya tidak tahu kalau dia tak memiliki rasa iba sedikit pun pada target bullyan. Jika Axel biasa membully hanya selama seminggu atau dua minggu saja. Sean berbeda! Sean akan membully sampai target merasa benar-benar frustrasi dan memutuskan keluar dari Delton. Bahkan beberapa target Sean banyak yang pindah ke luar negeri hanya untuk menghindari Sean.

"Kak, kunci D yang kemarin kayak gimana? Gini ya?" Ocha menekan beberapa senar.

"Iya." Sean mengangguk.

Embusan angin yang cukup kencang membuat kelopak bunga tabebuya berterbangan ke rooftop sekolah, menerpa rambut Ocha, dan membuat Ocha tampak anggun di mata Sean. Degupan jantung Sean yang tadinya normal mendadak beritme cepat. Perasaan menggelitik itu datang lagi. Dan bodohnya, Sean tidak tahu apa itu.

I am in danger [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now