"Jika lo mau aman bersekolah di sini, lo juga harus menghindari dua orang yang lebih berbahaya dari guru BK," kata Lisya penuh penekanan.
Ocha meneguk ludah. Ia mendengarkan penjelasan Lisya dengan seksama sembari bersiap mencatat. Demi menjaga beas...
Ocha duduk di sofa, melihat-lihat ke sekeliling. Kamar asrama Delton seperti hotel bagi Ocha. Kasurnya empuk dan dilengkapi dengan AC. Dan yang lebih menyenangkan, Ocha bisa tinggal secara gratis di asrama karena dia masuk dari jalur beasiswa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ocha?" sapa seorang cewek yang baru saja masuk ke kamar, dia adalah Davina, teman sekelas Ocha yang tak lain adalah pacar Axel.
"Davina?" Ocha menyapa balik.
"Jangan bilang kalau lo teman sekamar gue."
"Jadi, ini kamar lo?"
Davina adalah siswi Delton yang berasal dari Kalimantan Tengah. Ayahnya memiliki ratusan hektar lahan kelapa sawit. Tak heran jika dia mampu bersekolah di Delton dengan uang pribadi.
"Iya." Davina mengangguk. "Ini kamar gue."
"Ooooh." Ocha mengangguk kikuk, bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Ia tak begitu pandai bergaul. Selama bersekolah di Delton, ia hanya mempunyai satu teman akrab, yaitu Lisya.
"Sebenarnya, gue senang sekamar sama lo. Tapi gue takut Kak Axel mutusin gue gara-gara dia tahu kalau gue sekamar sama lo," ungkap Davina blak-blakan seolah mengusir Ocha secara halus.
Seorang cowok membuka pintu jendela seenaknya. "Enggak. Kamu tenang aja, Sayang," sahut cowok itu.
Ocha menoleh terkeget-kaget mendapati sosok Axel yang menyelinap di asrama putri. Ocha menghela napas tak percaya, ia masih ingat betul kalau Axel adalah anak pemilik sekolah. Mungkin karena itulah Axel tidak akan pernah mendapatkan hukuman meskipun dia menyelinap di asrama putri.
"Sayang, kenapa kamu ke sini lagi?" tanya Davina malu-malu.
"Kangen," jawab Axel singkat.
Ocha seolah mau muntah, jijik mendengar rayuan Axel terhadap Davina. Ocha bergidik, memilih menata baju-bajunya ke dalam lemari dan buku-bukunya ke dalam rak, tak menghiraukan Axel dan Davina yang bermesraan, tak ada gunanya melapor. Axel seolah memiliki wewenang penuh bahkan melebihi kepala sekolah.
😊😊😊😊😊 Di mana-mana, ketemu sama dua cowok paling berbahaya!!
Ingat, Sean itu juga berbahaya ya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.