XXVIII - Goodbye,Yerin..!

1.9K 208 61
                                    

"Jimin, Yuju-ah. Maaf kami terlambat datang"

Yuju menoleh melihat ke arah teman-temannya, dia tersenyum melihat Sinb dan Yerin serta kedua laki-laki yang menemaninya.

Jimin, laki-laki itu sempat membeku untuk beberapa saat. Setelahnya dia menunduk dan menghapus airmata yang jatuh tanpa perintahnya.

Jimin berusaha mengatur dirinya untuk dapat tersenyum. Dia bahkan sempat menarik nafasnya untuk dapat mengendalikan suaranya.

Jimin membalikan tubuhnya, melihat ke arah empat orang yang sudah ada di hadapannya dan Yuju. Tersenyum ke arah mereka hingga pandangannya berhenti ke arah Yerin yang menangis.

Jimin tersenyum, berusaha untuk kuat dan tidak menangis ketika melihat gadis itu menangis.

"Jimin-ah" ucap Yerin sambil menangis dan mengusap airmatanya menggunakan tangannya.

"Kenapa menangis hem?" tanya Jimin berusaha menutupi kesedihannya.

Keempat orang yang berada di antara mereka memperhatikan Yerin yang menangis. Dua di antaranya juga memperhatikan perubahan wajah Jimin. Mereka melihat ada kesedihan di mata Jimin, dan laki-laki itu menyembunyikan kesedihannya dengan baik.

"Menyebalkan" Yerin memukul Jimin sekali, karena laki-laki itu bertingkah menyebalkan beberapa hari ini. Jimin yang resign tanpa bilang sebelumnya kepada Yerin dan Jimin yang mengabaikan semua pesan dan panggilan yang dilakukannya bahkan laki-laki itu susah di temui.

Jimin bertingkah bingung karena perkataan Yerin dengan menaikan alisnya. Menunggu penjelasan gadis yang menangis di hadapannya.

"Kau menyebalkan Park Jimin, kenapa kau tidak membicarakan ini denganku sebelumnya. Kenapa harus melalui surat huh. Dan kenapa kau... K-kau tidak menjawab panggilanku" ucap Yerin panjang menjelaskan ucapan yang dikatakan sebelumnya.

Jimin sebenernya sudah mengetahui alasan apa yang membuat Yerin menyebut dirinya menyebalkan. Hanya saja dia ingin bertingkah bodoh untuk menutupi semuanya.

"Maafkan aku, hanya aku tidak bisa menemuimu untuk menceritakannya. Ada yang harus aku urus" Jimin menjeda perkataannya dan menarik nafasnya sebentar.

"Dan untuk panggilan mu, aku juga minta maaf karena aku lupa membawa ponselku ketika aku pergi." lanjut Jimin tersenyum ke Yerin sambil menyatukan tangannya di depan dada.

"Ish, alasan kenapa tidak membalas pesanku kalau begitu"

"Ah itu, aku lupa hehe"

Yerin masih memasang wajah kesalnya, tapi tidak lama dia tersenyum dan memeluk Jimin.

"Baiklah lupakan, aku tidak ingin marah hari ini denganmu. Karena hari ini hari yang baik untukmu"

Jimin terkejut dengan pelukan yang dilakukan Yerin, dia langsung melihat kearah Taehyung yang berdiri di sebelah kiri Yerin. Taehyung yang melihat Jimin memandangnya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Dan Jimin melihat Yuju, yang sebenarnya cemburu karena melihat Yerin memeluk Jimin. Tapi Yuju berusaha tersenyum ke arahnya.

Jimin membalas pelukan Yerin dan menepuk pundak gadis itu pelan. Ini akan menjadi pelukan terakhirnya untuk gadis itu karena setelahnya mungkin Jimin tidak akan bisa memeluk Yerin seperti ini lagi.

"Cepatlah kembali bersama Yuju. Dan cepatlah menikah dengannya. Aku berharap kau bahagia dengan Yuju, Jimin-ah. Aku pasti akan merindukan kalian. Cepatlah kembali"

Yerin melepas pelukannya dan memandang Jimin dan Yuju bergantian, mengenggam tangan Jimin dan Yuju. Selanjutnya dia menyatukan tangan keduanya dan tersenyum.

"Oya, aku punya hadiah untuk kalian" ucap Yerin dan mengambil dua buah kado dari dalam tasnya.

"Ini adalah barang couple untuk kalian yang akan mengingatkan kalian dengan kami. Jadi aku yakin kalian akan merindukan aku dan Sinb, dan kembali ke sini secepatnya. Yuju-ah sukses dengan tesisimu"

Mereka menerimanya, Jimin tidak mengatakan apapun hanya terus memandang hadiah yang di pegangnya berbeda dengan Yuju yang mengucapkan terima kasih ke Yerin.

"Taehyung-shi, bisa kita bicara sebentar? " tanya Jimin ke Taehyung yang sempat bingung dan menganggukan kepalanya.

Mereka pamit untuk dapat berbicara berdua saja. Setelah menemukan tempat yang pas untuk berbicara Jimin memulai pembicaraannya.

"Taehyung-shi, maaf membuatmu bingung waktu ku tidak lama untuk berbicara. Aku hanya ingin menitipkan Yerin kepadamu, jaga dia jangan membuatnya menangis dan bantu dia untuk mengingat makan siangnya. Dia adalah gadis yang lemah dan berusaha terlihat kuat di hadapan semua orang. Jadi aku percayakan dia kepadamu, aku yakin kau bisa menjaganya karena kau kekasihnya. Pesan ini sebenarnya pernah aku terima dari seseorang hanya saja sekarang aku tidak bisa menjaganya dan berada di dekatnya. Jadi aku akan menitipkan pesan ini lagi kepadamu dan ini juga pesan dari ku yang sama dengan pesan orang itu. Kau bisa menjaganya untukku kan? "

Taehyung sedikit bingung karena Jimin menyebutnya kekasih Yerin. Padahal dia bukan kekasihnya, apa karena Sinb? Itu semua yang ada di benak Taehyung.

Taehyung tersenyum dan menganggukan kepalanya meyakinkan Jimin bahwa dia akan menjaga Yerin.

"Aku akan menjaganya tanpa kau memintaku untuk menjaganya. Tapi karena kau sahabatnya jadi aku akan menjaganya juga untukmu. Terima kasih karena sudah menjaga Yerin sebelumnya"

Jimin tampak sedih dan tersenyum ke arah Taehyung.

"Baiklah, aku tenang meninggalkannya. Terima kasih" mereka saling tersenyum dan jimin melihat jamnya yang sudah mendekati waktu keberangkatannya.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang"

Jimin dan Taehyung kembali ketempat empat orang yang sedang melakukan perpisahan dan berpelukan. Jimin tersenyum ke arah mereka dan mengajak Yuju intuk melakukan check-in sekarang.

"Terima kasih sudah datang" ucap Yuju kepada ke empatnya.

"Eoh, cepatlah kembali Yuju-ah" ucap Yerin

"Eoh, kami akan merindukan kalian jadi cepatlah kembali ya" lanjut Sinb.

"Semoga penerbangan kalian menyenangkan" tambah Jungkook.

Jimin tersenyum dan mengangguk, mereka berjalan ke arah petugas check-in dan pergi menjauh meninggalkan ke empat orang tersebut.

Yerin dan Sinb terus melambaikan tanggannya, dan Yuju membalasnya. Setelah melakukan check-in Jimin melihat ke arah Yerin berada yang masih melambaikan tanggannya.

Dan dia ikut melambaikan tangannya ke arah Yerin. Hingga mereka masuk dan tidak terlihat lagi oleh keempatnya.

Jimin sudah memasuki pesawat dan duduk di dalamnya. Pandangan matanya kosong ke arah kado pemberian Yerin yang belum dia buka.

Yuju yang melihatnya memegang wajah Jimin dan mengarahkan wajahnya ke arah dirinya agar laki-laki itu melihat ke matanya.

"Menagislah kak, mereka sudah tidak ada dan tidak akan melihatmu. Jadi menangislah sepuasmu, hanya ada aku disini"

Jimin menangis mengeluarkan airmata yang sejak tadi ia tahan. Yuju memeluknya, menepuk pundak Jimin berusaha memberikan kekuatan dan dirinya ikut menangis bersama Jimin.

Melepaskan beban yang selama ini dia rasakan. Sama seperti Jimin.

'Selamat tinggal, Yerin'

TBC

Annyeong Jimin dan Yuju, mereka sudah berangkat kawan.

Jadi next chapter mereka sudah tidak muncul.. Sedih akutuh :'(

Huaa gimana ceritanya, feelnya dapet engga?

Kata seseorang kenalan aku ceritanya aneh. Kok jadi buat aku engga pede buat lanjutin cerita ini ya.. 😭

KIM...Where stories live. Discover now