XXII - A Little Story About Jimin

1.5K 156 21
                                    

"Rin"

Jimin berlari menghampiri gadis yang tepat berada di halte bus, gadis yang sedang menunggu ke datangannya. Gadis cantik yang sudah satu setengah tahun ini menjadi teman sebangkunya, sahabat terbaiknya, dan dambaan hatinya.

Iya gadis itu Yerin, gadis yang sudah mengukirkan sediki demi sedikit namanya di hati seorang Park Jimin.

Jimin tersenyum ketika dia sudah sampai di hadapan Yerin, mencubit pipi Yerin yang selalu membuat dirinya gemas dan ingin memakannya. 

"Yak.. Park Jimin, sakit lepaskan"

Yerin berusaha melepaskan cubitan yang dilakukan Jimin, kasihan pipinya akan berubah warna menjadi merah setelahnya. Tetapi Jimin selalu mengusap pipinya dan memberi kecupan menggunakan tangannya agar pipi Yerin bisa kembali membaik. Itu membuat Yerin mengusap pipinya untuk menghapus jejak kecupan Jimin.

"Aish, jangan melakukannya"

"Kenapa...? Dia kesakitan dan butuh kecupan... Apa kau ingin aku kecup secara langsung?" goda Jimin membuat Yerin semakin kesal.

"Yak Park Jimin Byuntae"

Yerin kembali memperhatikan kedepan, dia tersenyum melihat seseorang yang berada di sebrang jalan. Jimin yang bingung mengikuti arah penglihatan Yerin dan dia melihat ada seorang laki-laki berdiri di dekat tiang dengan headset yang bertengger di telinganya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau sedang menguntit?" Tanya Jimin yang bingung dengan apa yang di lakukan Yerin. Karena gadis itu selalu memperhatikan ke arah lelaki itu.

Yerin yang mendengarnya langsung menutup mulut Jimin, karena halte sedang ramai banyak murid yang menunggu bis seperti yang mereka lakukan.

"Aish yak, pelankan suara mu.. Kau menarik perhatian karena bahasa mu kau tau"

Jimin yang melihat Yerin berkata seperti itu dengan pelan melihat keselilingnya dan benar saja banyak murid yang memperhatikan mereka.

"Ah maaf"

"Tadi apa katamu menguntit, yak aku tidak melakukannya"

"Lalu mengapa kau memperhatikan laki-laki itu huh?" tanya Jimin sambil menunjuk laki-laki yang menjadi pusat perhatian Yerin menggunakan dagunya.

"Jimin-ah, dia tampan bukan?"

Jimin terlihat terkejut karena ucapan Yerin, apakah saat ini Yerin sedang tertarik pada laki-laki. Selama ini gadis itu tidak pernah menaruh perhatian ke murid laki-laki, bahkan banyak yang menyukai gadis itu tetapi tidak ada yang menarik perhatiannya. Apa Yerin sedang menyukai seseorang.

Jimin memperhatikan kembali laki-laki yang menjadi pembicaraan mereka. Menurut dia laki-laki itu memang tampan, kulitnya putih. Tetapi jika di bandingkan dengan dirinya bukannya tidak berbeda jauh, Jimin juga tampan bahkan banyak gadis yang mengejarnya.

"Biasa saja"

"Aish, salah jika aku bertanya pada pria seperti mu. Pasti kau akan bilang jika masih tampanan dirimu bukan."

Yerin meninggalkan Jimin berjalan menaiki bus yang sudah ada di hadapan mereka. Jimin menyusulnya dan duduk di samping Yerin di dalam bus.

"Memang kenyataannya seperti itu bukan"

"Tingkat kepercayaan dirimu luar biasa Jimin-ah"

"Biarin, aku memang tampan. Tunggu dulu, kenapa kau membicarakan laki-laki tadi. Apa kau menyukainya?"

Yerin tersenyum dan senyumnya membuat Jimin terlihat was-was. Apa Yerin benar menyukainya, apa gadis itu tidak menyukai Jimin yang selalu berada di sampingnya, tapi kenapa. Itu semua yang Jimin pikirkan sejak tadi.

KIM...Where stories live. Discover now