XXV - Lembaran Baru

1.5K 218 65
                                    

Yerin berjalan memasuki kantor perusahaan yang telah di rintis olehnya. Kantor yang tidak terlalu besar dan sederhana seperti ini saja sudah membuat dirinya senang dan bersyukur bahwa dia bisa memiliki usaha sendiri yang memang dia sukai. Melihat perjuangannya yang di bantu oleh sahabatnya dalam membesarkan usahanya hingga seperti ini membuat Yerin jadi merindukan semua sahabatnya.

Yerin berjalan cepat menuju ruangannya dengan Jimin. Dia ingin mengajak Jimin, Sinb, dan Yuju keluar untuk berkumpul bersama. Mengingat Yuju yang akan kembali ke Hongkong 2 hari lagi. Yerin ingin bersenang-senang sebelum Yuju menghabiskan waktunya kembali di Hongkong untuk menyelesaikan kuliah S2-nya.

Tidak lupa dia menyapa beberapa pegawainya dengan tersenyum. Yerin berjalan cepat ingin segera menemui sahabat laki-laki satu-satunya itu.

"Jim-"

Yerin bingung melihat bangku kerja Jimin kosong, bukan hanya tidak ada orang yang biasa mengisi bangku tersebut. Barang-barang yang biasa tergeletak di sana pun tidak ada. Yerin menghampiri meja kosong Jimin yang terdapat bingkai foto dirinya dan Jimin, dan terdapat 2 buah surat. 'surat apa ini'

"Pengunduran diri?"

Satu surat tersebut bertuliskan demikian dan surat satunya bertuliskan 'To: Rin-ah', Yerin mengabaikan surat yang bertuliskan pengunduran diri dan mencoba membuka surat untuk dirinya. Perasaannya mulai tidak enak, Jimin tidak pernah mengirim surat seperti ini. Dia biasanya akan menghubungi Yerin langsung jika ada yang ingin di bicarakan.

Hai Rin,
Ini aku Park Jimin, maaf karena aku membicarakan ini melalui surat. Karena aku tidak  akan bisa membicarakannya langsung denganmu.

Rin, aku mau mengundurkan diri, maaf karena aku tidak bisa berada di sampingmu. Aku percaya bahwa kau bisa tanpaku.
Aku minta maaf karena aku tidak bisa menepati janji ku dengan Kak Yoongi, janji dimana aku akan selalu menjagamu, menemanimu, dan berada di sisimu. Aku percaya bahwa sekarang adalah saatnya untuk kita membina kehidupan kita yang baru. Dimana aku harus terbiasa tanpamu dan kau harus terbiasa tanpaku.
Tidak mungkin kan ketika kita menikah aku atau kau berada di antaranya, haha konyol sekali aku jadi membayangkannya. Pasti itu menyedihkan.

Rin aku sungguh sangat menyayangimu, aku ingin selalu berada di sampingmu selamanya. Tetapi sepertinya takdir tidak sesuai dengan keinginanku. Sebesar apapun usahaku untuk merubahnya, semua akan kembali seperti yang telah di katakan takdir. 

Aku akan pergi ke Hongkong bersama dengan Yuju, aku ingin menemaninya seperti aku menemanimu. Aku ingin berada di sampingnya, dan menghabiskan waktu ku bersamanya. Bersama takdirku.

Rin semua yang berada di sampingmu sangat menyayangi mu Kak Jaehyung, Sinb, Yuju, aku dan Kak Yoongi.

Rin, terima kasih karena kamu sudah berada di sisi ku, menjadi sahabatku hah.
Tapi aku mencintaimu Jung Yerin, jaga dirimu baik-baik.

Yerin menatap kosong ke arah surat di genggamannya, surat yang memberitahukan bahwa Jimin tidak akan berada di sampingnya lagi, dan itu membuat Yerin merasa sedih.
Yerin yang selalu bergantung pada Jimin, dan sekarang harus dapat terbiasa tanpa Jimin.

Boleh kah Yerin egois, menahan Jimin untuk tetap berada di sisinya. Jimin yang membuat Yerin bergantung padanya, tetapi dia juga yang membuat dirinya harus dapat bertahan tanpa kehadirannya.

Semenjak kepergian ibunya, Jimin yang selalu menemani Yerin. Membantu Yerin ketika dalam keadaan yang sulit, memberikan pundaknya untuk dijadikan tempat bersandarnya di saat dirinya sedang sedih.

Tidak, Jimin terlalu sering menemaninya dan bahkan banyak menghabiskan waktunya bersama dirinya dari pada calon istrinya Yuju. Jimin yang lebih memilih berada di Korea bersama dengannya. Dirinya tidak bisa egois lebih lama lagi karena Yuju juga sahabatnya. Yuju pasti juga membutuhkan Jimin.

KIM...Where stories live. Discover now