Part 3

3.5K 181 7
                                    

Skip pulang sekolah Putri
SMAN 1 Jakarta

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan berakhirnya pembelajaran pada hari ini.

Putri berjalan keluar kelas dengan diikuti sahabatnya (Rafli, Rara, dan Nabila)
"Put, lo mau langsung pulang??" Tanya nabila
"Iya bil, takutnya kak Fadil sudah nunggu di depan." Jawab Putri.

"Gak mau ke kantin dulu?? Gue traktir deh..." tawar Rafli.
"Maaf ya raf... gak bisa deh kayaknya soalnya kasihan kak Fadil nanti nunggu lama." Tolak Putri karena takut kakaknya sudah menunggunya lama.

"Yaudah aku duluan ya... assalamualaikum." Lanjut Putri sambil berlari menuju gerbang sekolah.
"Eee... put, jangan lupa salamin ke kak Fadil ya!!" Teriak Rara yang dibalas acungan jempol oleh Putri.

"Yaelah raf... gak usah sedih kali, kan masih ada waktu lain buat traktir Putri. Mending sekarang lo traktir kita aja. Ya kan bil??" Ucap Rara yang diangguki oleh Nabila.
"Yeee... enak aja lo. Niat gue kan mau traktir Putri bukan traktir kalian!" Ucap Rafli sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Hisshh... lo mah gitu. Kita kan juga sahabat lo, dasar Puver!" Ledek Rara.
"Apaan tuh Puver?" Tanya Nabila yang sedari tadi diam.
"Putri Lover... hahaha." Jawab Rara sambil melirik Rafli dan menarik tangan Nabila untuk pergi dari tempat itu. Sedangkan Nabila hanya menurut dan tertawa.

"Dasarrr looo...!!" Teriak Rafli sambil meninggalkan sekolah tanpa bilang ke sahabatnya.

Di dalam mobil Fadil.

"Kita ke taman dulu kan kak?" Tanya Putri, Karena sudah menjadi kebiasaan mereka untuk pergi ke taman kota setelah Putri pulang sekolah.

"Hari ini kita langsung pulang aja ya?? Kita bantuin mama sama papa nyiapin barang untuk ke luar negeri malam ini." Jawaban Fadil membuat Putri yang awalnya memandang jendela teralihkan karena ucapan sang kakak.

"Kak Fadil bercanda ya... mana mungkin mama sama papa mendadak pergi ke luar negeri, malam ini lagi." Ucap Putri dengan santai sambil tertawa.

Putri memang gadis yang ceria sampai-sampai tidak bisa membedakan mana yang serius dan mana yang bercanda.

"Yaudah kalo gak percaya... Nanti kamu tanya sendiri sama mama papa." Ucap Fadil yang tetap setia memandang ke depan karna dia sedang menyetir.

Terjadi keheningan beberapa saat dalam mobil

1menit...2menit...3menit

Hingga Putri teringat sesuatu.
"Oh iya kak, tadi Rara titip salam buat kakak." Putri membuka pembicaraan.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Fadil.
"Kakak tau gak..." belum selesai Putri bicara Fadil sudah memotong.
"Enggak." Potong Fildan

"Iihh... kak Fadil nyebelin!! Kan Putri belum selesai bicara." Ucap Putri sambil cemberut
"Hehehe... iya maaf. Adik kakak yang cantik ini mau bicara apa sihh?? anjutin!" Ucap Fadil sambil mencolek dagu adik semata wayangnya itu.

"Kayaknya Rara suka deh sama kakak.." Tatapan Putri berubah serius.
"Ohh ya???(dengan ekspresi kaget) beneraannn? Tapi kakak gak percaya tuh!' Jawab Fadil dengan ekspresi datar.
"Ihhh.. kak Fadil nyebelin!!!"

Sesampainya di rumah, Putri langsung mencari kedua orang tuanya untuk memastikan apakah yang dikatakan kakaknya tadi benar? Dan ternyata memang benar orang tuanya akan pergi ke luar negeri malam ini juga.

Lalu Putri keluar dari kamar orang tuanya dengan tidak bersemangat.

"Makanya lain kali harus bisa bedain mana omongan yang serius dan mana omongan yang bercanda." Sahut kak Fadil yang sedang berada di ruang tamu.

Keesokkan harinya...

Di kamar yang serba hello kitty

Di kamar yang serba hello kitty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap ini kamar Hesti yaa)

Hesti POV

Aku sedang memasukkan beberapa bajuku ke dalam koper dan tak lupa 2 bingkai foto yang memperlihatkan senyum orang-orang yang aku sayangi.

Dan tatapanku berubah sendu saat melihat fotoku dengan sang kakak.

"Di foto ini kaka terlihat bahagia, kakak tersenyum. Kakak gak kangen Hesti ya?? Hesti kangen bangeeetttt sama kakak... Hesti tau kok di sana kaka sudah bahagia... Di sini Hesti bakal berjuang supaya orang lain tidak merasakan apa yang Hesti rasakan kak..."

Hingga ketukan pintu membuatku menghapus air mata buru-buru.

Kubuka pintunya yang menampakkan wajah orang yang sangat kusayang.

Author POV

"Iya bun, ada apa?" Tanya Hesti.
"Ayo turun! Sarapan dulu." Bunda Sarah membalikkan badan untuk kembali ke meja makan, tetapi sebuah tangan mungil memeluk tubuh sang bunda.

"Hesti sayang sama bunda.." Ucap Hesti.

Bunda Sarah membalikkan badan menghadap ke arah Hesti sambil tersenyum haru.

"Bunda juga sayang sama Hesti... Bunda gak nyangka gadis kecil yang dulu masih bunda gendong, gadis kecil yang dulu masih bunda suapin. Ternyata sekarang dia sudah tumbuh menjadi gadis yang mandiri, gadis yang kuat." Air mata keluar dari mata sang bunda.

"Apapun yang terjadi nanti, Hesti harus kuat menghadapinya. Sebesar apapun masalah Hesti, Hesti harus ingat doa Ayah dan Bunda selalu menyertaimu sayang... Meskipun nanti ayah dan bunda gak ada dideket kamu, tapi bunda dan ayah selalu ada di sini." Pesan Bunda Sarah sambil menunjuk hati Hesti.

Mendengar ucapan sang bunda, Hesti langsung berhambur memeluk bundanya sambil menangis.

"Yaudah kita turun yuk! Kasihan ayah nunggu di meja makan." Ucap bunda yang dibalas anggukan oleh Hesti.

Skip selesai sarapan

Hesti pamit untuk berangkat ke Jakarta.
"Ayah, bunda? Hesti berangkat ya... nanti kalo Hesti sudah tiba di Jakarta Hesti pasti hubungin ayah dan bunda." Pamit Hesti dengan senyum manis yang memperlihatkan gingsulnya sambil menatap kedua orang tuanya.

"Bunda akan merindukan senyuman kamu sayang." Bunda memeluk putrinya itu dengan kasih sayang.

"Jaga diri baik-baik ya nak di sana. Doa ayah dan bunda selalu menyertaimu." Ganti ayah yang memeluk Hesti.
"Assalamualaikum." Salam Hesti
"Wa'alaikumussalam." Jawab orang tua Hesti.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang