Part 17

76 11 0
                                    

Rumah keluarga Gilang dan Kia

Ada seorang wanita cantik memasuki halaman rumah keluarga Gilang dan Kia dengan membawa koper.

Tingg tungg....

"Maaf mbaknya cari siapa? Apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap pembantu baru di rumah itu.

Semenjak Putri sakit rumah itu tidak ada yang merawat karna Fadil harus ke rumah sakit untuk menjaga Putri.

"Anda tidak tau siapa saya?" Jawab seorang wanita itu dengan membuka kacamata hitamnya.

"Kenalin saya Shinta. Saya kekasih dari Fadil. Dan akan menjadi calon tunangannya." Jelas shinta sejelas-jelasnya dengan senyuman sombongnya.

"Maaf mbak Shinta, tuan Fadilnya sedang tidak ada di rumah." Ucap pembantu itu yang bernama bibi Inem.

"Kemana dia?" Tanya shinta sambil memasuki rumah Fadil tanpa permisi, membuat bi Inem mengikutinya dari belakang.

Shinta duduk di sofa dengan seenaknya.

"Tuan Fadil lagi di rumah sakit." Jawab bi Inem. Shinta yang awalnya santai langsung spontan berdiri saat mendengar Fadil di rumah sakit.

"Whaatt?? Rumah sakit mana?? Dia sakit apa??" Cerocos shinta.

"RS. Jaya Abadi, tapi..." jawab bi Inem terpotong karna shinta sudah keburu pergi.

Shinta keluar dengan menaiki mobilnya dan menuju ke RS. Jaya Abadi menggunakan GPS, karna shinta tidak tau daerah sekitar Jakarta kecuali rumah Fadil.

Setelah cukup lama menelusuri Jakarta dengan GPS, akhirnya shinta tiba di RS. Jaya Abadi. Sekarang dia sudah berada di bagian resepsionis. Terlihat Jihan sedang menerima telepon, tapi Shinta tiba-tiba datang dan nyerocos tanpa mau menunggu Jihan selesai menelepon.

"Suster!! Suster!! Suster dengerin saya dong!! Malah asik telponan" teriak shinta membuat semua orang di sana melihat ke arahnya termasuk Hesti yang sedang berbicara dengan karyawan di sana.

"Sebentar ya pak... saya permisi dulu." Ucap Hesti pada Pak Budi, cleaning service di RS. Jaya Abadi yang juga berasal dari Bandung sama seperti Hesti.

"Oohh iya silahkan dokter!" Jawab pak Budi.

Hesti menghampiri Jihan dan menepuk bahu Jihan pelan. Jihan menutup teleponnya dan berpaling memandang Hesti.

"Iya Dr. Hesti ada perlu apa?" Tanya Jihan belum menyadari kehadiran Shinta di situ. Hesti hanya tersenyum dan mengarahkan tangannya pada shinta. Pandangan Jihan mengikuti arah gerak tangan Hesti menunjuk dan baru menyadari ada orang di situ.

"Oo ya ampun maaf mbak... gak nyadar kalau ada orang tadi." Ucap Jihan minta maaf.

"Makanya dong kalau kerja itu fokus jangan teleponan mulu sampai gak liat ada orang di sini!!" Jawab shintabdengan nada tinggi membuat semua orang menatap Shinta dan Jihan.Jihan hanya menunduk malu.

"Iya mbak maaf yaa... S. Jihan tadi tidak tau kalo mbak ada di sini." Sahut Hesti meminta maaf dengan tersenyum.

"Oke untuk kali ini gue maafin lo! Ruang rawat atas nama Fadil Rahayu?" Jawab Shinta dengan menanyakan ruang rawat atas nama Fadil, membuat Hesti mengerutkan kening.

"Maaf mbak... di sini tidak ada pasien dengan nama Fadil Rahayu." Jawab Jihan.

"Gak mungkin gak ada!! Ini RS. Jaya Abadi kan.... pasti ada lah pasien atas nama Fadil Rahayu!!" Ucap Shinta dengan nada tinggi.

"Maaf mbak tapi di sini benar-benar tidak...." ucapan Jihan terpotong saat Hesti memegang tangannya untuk menghentikan ucapannya.

"Mari saya antar mbak ke ruangan atas nama Fadil Rahayu." Sahut Hesti membuat Jihan bingung karna memang tidak ada pasien atas nama itu.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang