Part 43

77 10 0
                                    

"Kalo gue sih ngijinin aja... tapi lo tanya ke Putrinya dulu ya..." jawab Fadil sambil membuka pintu ruangan Putri.

Hesti mengikuti Fadil di belakang dan dia melihat Putri yang sudah bangun namun dengan kedua tangan dilipat di dada seperti orang yang sedang ngambek.

"Dek, udah bangun?" Tanya Fadil sambil meletakkan bungkusan di atas meja.

"Belum masih tidur!" Jawab Putri dengan nada ngambek membuat Hesti yang melihatnya tersenyum memperlihatkan gingsulnya. Sedangkan Fadil mendekat ke adiknya.

"Maaf yaa.... kakak tinggal sebentar tadi." Ucap Fadil membuat Putri memalingkan wajahnya dari Fadil.

"Kakak emang kemana? Pagi-pagi udah ngilang aja!!" Sewot Putri membuat Fadil gemas.

"Kakak dari kantin... nih ada kak Hesti! Mau ngomong sama kamu." Jawab Fadil mempersilahkan Hesti duduk di samping ranjang Putri.

Putri yang mendengar nama dokter kesayangannya langsung sumringah.

"Hay Put!" Sapa Hesti tersenyum gingsul.

"Hallo kak Hesti!" Jawab Putri tersenyum manis.

"Tadi kakaknya gak disenyumin. Boro-boro disenyumin, dilihat aja kagak!!" Sewot Fadil melirik Putri.

"Sewot aja!! Kak Hesti dengar gak?? Ada yang ngomong barusan, tapi kok gak ada orangnya ya..." jawab Putri menyindir kakaknya membuat Hesti tertawa kecil.

Sedangkan Fadil gemas dengan adiknya, ingin menggelitiki adiknya namun dia tahan karna adiknya sedang sakit.

"Kamu gak boleh gitu ah!! Kakaknya sendiri kok digodain sih!" Ucap Hesti.

"Biarin!" Jawab Putri singkat.

Fadil masih mendengarkan percakapan adiknya dan Hesti.

"Put, kamu mau sembuh kan?" Tanya Hesti yang dijawab anggukan oleh Putri.

"Kalo kamu mau sembuh, kamu harus mau dikemo ya??" Tanya Hesti membuat Putri ragu-ragu menjawabnya.

"Hhmmm... setahu Putri kemoterapi itu kan gak bisa nyembuhin total kak." Jawab Putri.

"Iya... memang kemoterapi tidak bisa menyembuhkan total, tapi setidaknya meminimalisir kanker yang ada di otak kamu. Jika kamu melakukannya secara rutin, insyaallah kamu bisa sembuh total kok Put." Ucap Hesti membuat Putri sedikit tenang, namun dia memikirkan efek sampingnya.

"Hhmmm... tapi efek sampingnya..." ungkap Putri ragu-ragu.

"Put, kalo kamu ingin mencapai sesuatu, kamu juga harus berani mengorbankan sesuatu untuk mencapai yang kamu mau." Jawab Hesti tersenyum membuat Putri yakin untuk melakukan kemoterapi.

"Iyaaa Putri mau kemo kak... tapi kak Hesti kan yang melakukan kemoterapi ke Putri?" Tanya Putri tersenyum menatap Hesti memastikan bahwa yang melakukan kemo pada dirinya adalah dokter kesayangannya.

Hesti bingung harus menjawab apa, karna pada hari itu dia sudah harus pulang ke Bandung.

Fadil mengalihkan pandangannya ke Hesti, menunggu jawaban Hesti karna sedari tadi memang Fadil mendengarkan adiknya dan Hesti. Fadil mulai mengerutkan keningnya heran.

"Kenapa Hesti gak jawab-jawab?" Tanya Fadil dalam hati. Fadil melihat Hesti yang sepertinya kebingungan menjawab pertanyaan adiknya.

"Hhmm..." jawab Hesti terpotong oleh Fadil yang tiba-tiba menyahut.

"Hes, ini udah jamnya lo istirahat." Sahut Fadil membuat Hesti bernafas sedikit lega karna Fadil mengalihkan pembicaraannya dengan Putri.

Hesti melihat jam yang melingkar di tangannya.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang