Part 29

70 11 0
                                    

R. VVIP 5 Umum.

Hesti sudah dipindahkan ke ruang rawat sebelumnya dan Aulia tetap setia menemani Hesti yang masih menutup matanya.

Setelah Hesti dipindahkan ke ruang rawat, dokter langsung melakukan tranfusi darah kepada Hesti. Dan saat ini selang infus yang ada di tangannya sedang mengalirkan darah ke dalam tubuh Hesti.

Aulia menatap Hesti dengan sendu.

"Maafin gue Hes... seharusnya gue kemarin gak pulang... seharusnya gue kemarin di sini jagain lo... mungkin ini semua gak akan terjadi sama lo..." ucap Aulia menyesal karna kemarin dia menuruti perintah Hesti untuk pulang.

Tokkk....tokkk...tokkk...

Aulia bangkit dari duduknya dan membuka pintu yang memperlihatkan Lutfi dan Putri.

"Lutfi? Putri? Silahkan masuk!" Ucap Aulia mempersilahkan Lutfi dan Putri untuk masuk ke ruang rawat Hesti.

Lutfi mendorong kursi roda Putri mendekati ranjang yang ditiduri Hesti dengan infus ditangannya.

Putri mengernyitkan dahi saat melihat infus yang mengalirkan darah ke tubuh Hesti.

"Kak Aulia!!" Panggil Putri tetap menatap Hesti.

"Iya Put?" Jawab Aulia.

"Kok infusnya kak Hesti penuh darah?" Tanya Putri karna memang Putri belum tau kejadian yang menimpa Hesti tadi malam.

"Itu memang darah Put. Tangan Hesti mengeluarkan banyak darah, jadi dia butuh darah di dalam tubuhnya." Jawab Aulia menatap Hesti.

"Tangan kak Hesti ngeluarin darah? Kok bisa gitu?" Tanya Putri pada Aulia.

"Kemarin Hesti minta gue buat pulang, jadi dia sendirian di sini. Gak tau kejadiannya seperti apa, tiba-tiba pak Budi cleaning service di sini nemuin Hesti udah mengeluarkan banyak darah dari tangannya. Pak Budi langsung nelfon gue dan gue langsung kesini jam 5 tadi pagi." Jelas Aulia membuat Putri menutup mulutnya karna kaget.

Lutfi yang mendengar penuturan Aulia juga terkejut kenapa tiba-tiba tangan Hesti mengeluarkan banyak darah.

"Tangan yang mana yang ngeluarin banyak darah Aul?" Tanya Lutfi yang sedari tadi diam. Aulia mengalihkan pandangan ke Lutfi.

"Tangan Hesti yang dipasang infus." Jawab Aulia singkat membuat Lutfi mengerutkan keningnya.

"Apa perawat memasang infusnya kurang kenceng? Jadi tangan Hesti ngeluarin darah." Tanya Lutfi.

"Kemarin gue lihat sebelum pulang, infus yang dipasang perawat itu kenceng banget. Gak mungkin lah bisa ngeluarin darah sebanyak itu." Jawab Aulia membuat Lutfi berpikir.

"Kalo misal Hesti yang melepas infusnya itu gak mungkin... dia dokter, dia tau apa yang salah dan apa yang benar dalam dunia medis." Ucap Lutfi membuat Aulia menganggukkan kepalanya.

"Kalo menurut gue, kayaknya ada yang niat jahat sama Hesti deh." Pikir Aulia.

"Itu gak mungkin Aul... Hesti itu orang baik, dia gak punya musuh di sini. Bahkan semua pasiennya sangat menyayanginya." Ucapan Lutfi membuat Putri teringat sesuatu, hanya satu nama yang diingat Putri yaitu "Shinta".

"Jadi yang dimaksud kak Shinta lebih parah dari kak Hesti itu ini??" Gumam Putri dalam hati.

Aulia melihat Putri bengong lalu menepuk pelan pundak Putri membuat Putri tersadar.

"Kenapa Put? Kok bengong?" Tanya Aulia.

"Gak apa-apa kak... Putri cuman sedih aja lihat kak Hesti kayak gini." Jawab Putri berbohong tentang Shinta pada Aulia.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang