Part 26

73 14 0
                                    

Skip di depan UGD.

Aulia mondar-mandir di depan UGD karna khawatir dengan keadaan Hesti. Sedangkan Fadil duduk di depan UGD dengan wajah khawatir namun berusaha untuk tidak terlihat khawatir karna gengsinya yang tinggi. Fadil memandang Aulia yang mondar-mandir di depannya.

"Hee Aulia!! Lo bisa diem gak sih??? Gak capek apa lo mondar-mandir kayak gitu??" Ucap Fadil membuat Aulia berhenti mondar-mandir dan memandang Fadil.

"Gue itu khawatir sama Hesti kak... gue takut dia kenapa-napa... dia jarang banget kayak gini..." jawab Aulia sembari duduk di sebelah Fadil.

"Iya gue tau lo khawatir... tapi mending lo diem deh!! Gue pusing lihatnya... gak cuman lo aja yang khawatir di sini." Ucap Fadil membuat Aulia menatap Fadil dengan mengerutkan keningnya.

"Maksud kak Fadil.... gak cuman Aulia aja yang khawatir di sini??? Di sini kan cuman ada Aulia sama kak.... oohh Aulia ngerti, kak Fadil khawatir ya sama Hesti..." ucap Aulia menunjuk Fadil dengan senyuman jahilnya. Fadil gelagapan menanggapi tuduhan Aulia meskipun itu benar.

"Ya iyalah gue khawatir.... kalo Hesti kenapa-napa yang periksa adik gue siapa?? Adik gue kan tanggung jawab dia!! Gimana sih lo!!" Ucap Fadil bohong menutupi kekhawatirannya.

"Oohhh gitu... Aulia pikir kak Fadil suka sama Hesti makanya khawatir..." jawab Aulia.

"Gue emang suka sama Hesti Aul!!" Ucap Fadil namun sayang Fadil hanya bisa mengucapkannya dalam hati.

Di koridor khusus Dokter.

Rani sengaja melewati ruangan Hesti karna sedari tadi dia tidak melihat Hesti, begitupun dengan Aulia. Rani melirik sedikit ruangan Hesti, namun dia tidak melihat siapapun didalam.

"Kok gak ada ya... mereka kemana sih??" Tanya Rani dalam hati. Rani memutuskan untuk ke bagian resepsionis mungkin Jihan tahu keberadaan Hesti.

Bagian resepsionis.

Rani menghampiri Jihan untuk menanyakan apakah dia melihat Hesti ataupun Aulia.

"Jihan!!" Panggil Rani.

"Iya dokter? Ada yang bisa saya bantu??" Jawab Jihan.

"Lo lihat Hesti atau Aulia gak?" Tanya Rani.

"Tadi sih lihat... Dr. Aulia lagi mapah Dr. Hesti karna kepala Dr. Hesti pusing." Jawab Jihan membuat Rani kaget.

"Hesti sakit??" Tanya Rani memastikan.

"Perasaan dia jarang banget sakit... mungkin karna kecapekan kali." Gumam Rani masih terdengar oleh Jihan.

"Kalo menurut Jihan sih bukan karna kecapekan dokter." Sahut Jihan membuat Rani mengerutkan kening.

"Maksud lo?" Tanya Rani.

"Tadi sebelum kepala Dr. Hesti pusing, ada mbak-mbak yang narik rambut Dr. Hesti kenceng banget. Tapi Jihan gak tau siapa namanya. Pokoknya orangnya itu jahat banget kayak nenek lampir." Jelas Jihan membuat Rani khawatir.

"Kok orangnya tiba-tiba narik rambut Hesti?" Tanya Rani masih penasaran.

"Gak tau... tadi sebelum narik rambut Dr. Hesti, mereka sempet adu mulut yang paling nyolot tuh si annabel." Jawab Jihan.

"Yaudah makasih infonya Jihan" Ucap Rani sambil berjalan mencari Hesti dan Aulia.

"Haduhh mereka kemana sih??" Gumam Rani dalam hati.

Meskipun Rani dalam keadaan kecewa sama Hesti karna Hesti gak mau jujur tapi rasa khawatirnya sebagai seorang sahabat lebih besar dibandingkan rasa kecewanya.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang