Part 28

74 11 0
                                    

"Gimana dok keadaan Dr. Hesti?" Tanya Aulia khawatir.

"Alhamdulillah Dr. Hesti tidak mengalami luka serius." Jelas dokter yang memeriksa Hesti.

"Tapi kenapa kata pak Budi wajah Dr. Hesti pucat seperti tak ada darah yang mengalir di tubuhnya?" Tanya Aulia.

"Ya itu karna Dr. Hesti mengeluarkan cukup banyak darah dari tangannya. Tapi yang saya herankan, kenapa infusnya terlepas dan mengeluarkan banyak darah? Tidak mungkin kan Dr. Hesti yang melepasnya." Jawab dokter itu heran karna tangan Hesti yang seharusnya terpasang infus justru malah berdarah.

"Dr. Hesti tidak akan melakukan itu dokter. Dia itu seorang dokter,dia tidak mungkin membahayakan nyawanya sendiri." Sahut pak Budi yang sedari tadi diam.

"Hhmmm maaf.... saya permisi dulu." Ucap Fadil tiba-tiba pamit untuk segera pergi dari UGD.

"Mau kemana kak?" Tanya Aulia.

"Gue harus ke kantor, ngecek pekerjaan karyawan bokap gue. Nanti setelah itu gue langsung nemuin Hesti." Jawab Fadil ternyata ingin berangkat kerja. Aulia menjawab ucapan Fadil dengan anggukan.

R. VVIP 315 Sp. Jantung.

Jam menunjukkan pukul 7.00.

Rafa keluar dari ruangan nenek Halimah. Biasanya Hesti selalu datang setelah Rafa memeriksa nenek Halimah. Namun hari ini tidak ada tanda-tanda kedatangan Hesti.

"Kenapa Dr. Rafa? Pasti nyariin Dr. Hesti ya??" Tanya assistent Rafa saat melihat Rafa seperti mencari seseorang.

"Enggak... tumben aja Hesti belum ke ruangan nenek Halimah, biasanya jam segini dia sudah kesini." Jawab Rafa berbohong.

"Oohh gitu. Mungkin Dr. Hesti kesininya agak siangan kali... kalo Dr. Rafa gak nungguin Dr. Hesti yaudah kita lanjut periksa pasien lain aja!!" Ajak assistent Rafa.

"Sebentar..." cegah Rafa karna masih ingin menunggu kedatangan Hesti. Assistent Rafa tersenyum jahil.

"Tuh kan!! Berarti Dr. Rafa nungguin Dr. Hesti datang ya..." goda assistent Rafa membuat Rafa gelagapan.

"Enggak...Yaudah ayok!!" Ajak Rafa dengan meninggalkan assistentnya tertawa kecil.

"Dr. Rafa... Dr. Rafa... pake malu segala!! Tinggal bilang nyariin Dr. Hesti aja susah banget." Gumam Assistent Rafa lalu berjalan menyusul Rafa.

R. VVIP 315 Sp. Jantung.

Kakek Hendra baru selesai membersihkan diri, dan melihat istrinya sepertinya sedang gelisah.

"Kenapa nek?" Tanya kakek berusaha membuang rasa penasarannya. Nenek Halimah menoleh ke arah suaminya.

"Nak Hesti kok belum dateng ya.... biasanya kan jam segini dia udah di sini." Jawab nenek Halimah dengan tatapan gelisah.

Kakek tersenyum dan memegang tangan istrinya.

"Nek.... nak Hesti kan seorang dokter. Mungkin dia tidak bisa kesini karena sedang memeriksa pasiennya sekarang. Kita tunggu sampai siang ya..." ucap kakek Hendra menenangkan istrinya.

Nenek Halimah menjawab dengan anggukan dan terus menatap pintu ruangannya berharap Hesti akan datang.

R. VVIP 220 Sp. Kanker.

Putri terbangun dari tidurnya dan melihat sudah ada Shinta di sofa ruang rawatnya.

"Kak Fadil udah berangkat kak?" Tanya Putri hati-hati karna takut kejadian kemarin terulang kembali.

"Udah barusan." Jawab Shinta singkat.

Setelah Putri menanyakan itu, Putri hanya terdiam karna takut kalo harus bertanya lagi pada Shinta.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang