Part 36

67 8 0
                                    

Fadil masih menatap kepergian Aulia dengan tatapan bingung.

"Makasih ya sayang... sudah belain aku. Udah gak usah dipikirin omongan Dr. Aulia, dia cuman emosi tadi." Ucap Shinta mengelus lengan Fadil. Shinta benar-benar bermain cantik di depan Fadil.

"Yaudah yukk kita masuk aja! Kasihan Putri sendiri di dalam." Ucap Shinta sok care dengan Putri padahal kenyataannya tidak sama sekali.

Fadil masih teringat kata-kata Aulia tadi.

"Apa maksudnya gue akan nyesel karna udah belain Shinta??" Tanya Fadil dalam hati penasaran.

Bagian Resepsionis.

Rani sedang ada di bagian resepsionis untuk membicarakan sesuatu dengan Jihan.

"Gimana tadi?" Tanya Rani langsung to the point pada Jihan.

"Beres Dr. Rani. Si Annabel itu sudah menerima ajakan kerja sama dengan aku." Jawab Jihan tersenyum bangga.

"Baguss! Terus kapan Shinta akan melakukan rencananya?" Tanya Rani.

"Gak tahu ya Dokter... pokoknya dia ngajak aku buat ketemuan di taman rumah sakit malam ini." Jawab Jihan membuat Rani manggut-manggut.

"Jam berapa?" Tanya Rani dijawab angkatan bahu oleh Jihan.

"Lohh... kok bisa gak tahu, terus lo nanti mau kesana jam berapa kalo lo gak tahu jamnya." Ucap Rani sedikit emosi.

"Iya juga ya.... gak kepikiran sampai situ dokter." Jawab Jihan nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Haduhh... Jihan Jihan." Keluh Rani sambil menepuk jidatnya.

"Ok gak apa-apa... pokoknya lo harus hati-hati sama Shinta. Dia itu licik, dia bisa jadiin lo sebagai kambing hitamnya." Ucap Rani membuat Jihan mengerutkan keningnya tidak paham dengan perkataan Rani.

"Maksudnya kambing hitam? Emang si annabel itu penyihir bisa ngerubah aku jadi kambing hitam." Tanya Jihan membuat Rani tepuk jidat.

"Haduhh... nih suster cantik-cantik kok gini banget yakk.." gumam Rani melihat ke arah Jihan yang nyengir kuda.

"Kambing hitam itu seperti lempar batu sembunyi tangan, Shinta yang melempar batu tapi lo yang dituduh ngelempar batu itu." Lanjut Rani membuat Jihan sedikit takut.

"Maksudnya si annabel itu bakal nuduh aku sebagai pelakunya yang melukai Dr. Hesti gitu??" Tanya Jihan memastikan dan dijawab anggukan oleh Rani.

"Terus gimana dong Dr. Rani?? Aku jadi takut nih!" Ucap Jihan.

"Lo tenang aja! Nanti malam gue akan nemenin lo." Jawab Rani menenangkan Jihan.

"Beneran ya Dr. Rani..." ucap Jihan dijawab anggukan oleh Rani.

"Tapi lo harus ingat!! Jangan pernah lo mau ngelakuin apa yang disuruh sama Shinta!" Ucap Rani.

"Terus alasan nolaknya apa?" Tanya Jihan.

"Ya lo pikir dong!! Apa kek?? Alasan apa kek??" Jawab Rani membuat Jihan cemberut.

"Yaelah... mikir lagi dong!" Runtuk Jihan.

"Ayolah tolong! Demi Hesti... ya??" Ucap Rani memohon membuat Jihan menghela nafas pasrah.

"Iya... aku ngelakuin ini demi Dr. Hesti." Jawab Jihan membuat Rani tersenyum.

"Thankss Jihan!" Ucap Rani dibalas senyuman oleh Jihan.

Jihan melihat Aulia sedang berjalan ke arahnya. Jihan memberi kode ke Rani agar diam, justru Rani bingung dengan sikap Jihan yang aneh.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang