Part 40

70 10 0
                                    

Tepukan tangan seseorang membuat mereka berempat menoleh ke sumber suara.

Seseorang itu tersenyum sinis, sedangkan mereka berempat menatapnya tak suka.

"Jihan, kenapa lo di sini? Bukannya lo di dalam jagain si Dr. Ganjen itu." Sindir Shinta menatap tajam Jihan. Jihan membalas dengan senyuman sinisnya.

"Kenapa? Lo kaget ternyata gue cuman mau mergokin lo? Sampai kapanpun gue gak akan pernah bisa ngebenci Dr. Hesti (menatap Hesti dan tersenyum) karna dia memiliki hati yang baik dan tulus. Beda sama lo!! Lo itu orang yang gak punya hati!!" Jawab Jihan membuat Shinta tertawa keras.

Mereka berempat mengerutkan keningnya melihat Shinta tertawa keras.

"Dia bener-bener sudah gila!!" Bisik Rani pada Fadil dan Fadil masih diam melihat orang yang selama ini ia sayangi ternyata bukan orang baik.

"Hahaha.... gue gak kaget lo akan ngelakuin ini! Karna gue tahu lo deket sama Dr. Ganjen itu dan gak mungkin lo ngebenci dia!" Ucap Shinta tertawa lalu merubah wajahnya menjadi seperti macan yang siap menerkam mangsanya.

"Tapi lo salah karna main-main sama gue Jihan!! Mungkin sekarang kalian sudah bebas, tapi apa kalian ingat dengan 2 gadis di mobil lo Fadil??" Ucap Shinta menekankan kata Fadil membuat Fadil dan Rani berhadap-hadapan.

"Aulia." Gumam Rani.

"Putri." Gumam Fadil. Sedangkan Hesti berada di antara mereka berdua.

"Kakak bawa Putri?" Tanya Hesti tak percaya Fadil membawa adiknya di situasi bahaya seperti ini.

"Iya... dia takut sendiri di rumah sakit jadi gue ajak deh!" Jawab Fadil.

Shinta menepuk tangannya 3 kali lalu memunculkan dua pria bertubuh besar dengan masing-masing membawa gadis yang mulutnya sudah di selotip.

Fadil panik saat adiknya berada di genggaman pria bertubuh besar itu.

Fadil melihat adiknya yang menangis karna takut, Putri menatap mata Fadil seperti berkata "kak tolongin Putri!"

Lalu Fadil membalas tatapan adiknya seperti memberi petunjuk "kamu akan baik-baik saja dek."

Rani, Jihan, Fadil dan Hesti pucat karna melihat Aulia dan Putri yang disandra oleh Shinta sedangkan Shinta tersenyum bahagia.

Fadil maju ke arah Shinta menatap tajam pacarnya itu.

"Lepasin Putri, Shinta!" Pinta Fadil.

"Ngapain gue lepasin adik lo?? Emang adik lo penting?? Dia itu penyakitan. Emang lo mau uang lo habis cuman gara-gara ngobatin dia yang gak akan pernah bisa sembuh!!!" Jawab Shinta membuat Fadil geram dan langsung mencengkram pergelangan tangan Shinta membuat Shinta meringis.

"Dengar ya!! Bagi gue adik gue lebih berharga daripada uang!! Gue gak peduli meskipun uang gue habis buat ngobatin dia asalkan dia bisa terus tersenyum. Dia emang penyakitan tapi hati dan pikirannya sehat!! Gak kayak lo, orang yang gak punya hati!!! Lo emang sehat tapi hati dan pikiran lo udah gila Shinta!!! (Tunjuk Fadil pada Shinta)." Jawab Fadil membuat Hesti memandangnya kagum karna mendengar perkataan Fildan barusan.

Shinta berusaha melepas genggaman erat Fadil namun sayang tenaga Fadil lebih besar dibandingkan tenaganya.

"Gue gila karna lo!!! Gue gila karna cinta lo Fadil!!" Ucap Shinta berteriak membuat Jihan emosi dan maju menghampiri Fadil dan Shinta.

"Gak!!! Dia gak pernah cinta sama kak Fadil!! Dia gak pernah menaruh hati ke kak Fadil!! Dia hanya menjadikan kakak sebagai bank berjalan!! Dia hanya memanfaatkan kak Fadil!! Dia bohong kak!!" Sahut Jihan emosi membuat Fadil tak percaya menatap calon tunangannya. Sedangkan Shinta menatap tajam Jihan seperti mengancamnya.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang