Part 37

61 9 0
                                    

R. VVIP 220 Sp. Kanker

Di ruangan itu hanya ada Fadil dan Putri, karna Fadil sudah menyuruh Shinta untuk pulang.

Hanya ada keheningan di antara Putri dan kakaknya. Putri mulai bosan dengan keadaan seperti ini.

Putri mengalihkan pandangannya ke sang kakak, terlihat kakaknya sedang memikirkan sesusatu.

"Kak!" Panggil Putri namun Fadil masih sibuk dengan pikirannya.

"Kak Fadil!!!" Teriak Putri di telinga sang kakak yang duduk di sampingnya membuat Fadil tersadar dari pikirannya.

"I-iya ada apa Put?" Tanya Fadil kaget.

"Kak Fadil kenapa sih?" Tanya Putri balik.

"Emang kakak kenapa?" Tanya Fadil balik ke Putri membuat Putri menghela nafas kasar.

"Daritadi itu kakak ngelamun. Kakak mikirin apa sih??" Jawab Putri sambil menanyakan apa yang dipikirkan Fadil sampai-sampai adiknya memanggilnya namun tidak respon.

"Hhmm... kak Fadil cuman lagi kepikiran omongannya Aulia tadi pagi." Jawab Fadil membuat Putri mengerutkan keningnya.

"Emang kak Aulia kesini?" Tanya Putri dijawab anggukan oleh Fadil.

"Yang berantem tadi di depan sama kak Shinta, dek." Jelas Fadil membuat Putri terkejut.

"Itu tadi kak Aulia?" Tanya Putri memastikan.

"Iya." Jawab Fadil.

"Emang kak Aulia ngomong apa kak sampai kakak kepikiran?" Tanya Putri penasaran.

"Dia bilang kakak akan menyesal suatu saat nanti karna sudah membela kak Shinta." Jawab Fadil lagi-lagi berpikir.

"Serius Kak Aulia ngomong gitu?" Tanya Putri tidak percaya Aulia akan mengatakan seperti itu. Fadil menjawab pertanyaan Putri dengan anggukan.

"Kakak masih ingat gak? Waktu Putri tanya ke kak Fadil. Kalo semisal wanita yang ada di samping kakak saat ini tidak mencintai kakak dengan tulus. Apa yang akan kak lakuin? Masih ingat kan kak??" Tanya Putri membuat Fadil mengangguk ragu karna dia tidak paham apa yang dimaksud dengan adiknya.

"Ingat. Terus hubungannya apa sama omongan Aulia tadi pagi?" Tanya Fadil tidak paham.

"Apa yang dikatakan kak Aulia itu benar kak. Kakak akan menyesal suatu hari nanti karna sudah belain kak Shinta." Ucap Putri membuat Fadil semakin bingung.

"Emang apa yang bikin kakak menyesal karna sudah belain calon tunangan kakak sendiri Put?" Tanya Fadil.

"Orang yang kakak belain saat ini tuh orang yang salah" ucap Putri membuat Fadil terkejut.

"Orang yang salah?? Apa maksud kamu dek??" Tanya Fadil mulai sedikit emosi.

"Kak Shinta itu...." jawaban Putri terpotong.

Tokkk...tokk...tokk...

Fadil dan Putri teralihkan ke arah pintu. Fadil berdiri dan membuka pintu ruangan Putri memperlihatkan dua pelajar muda yang cantik.

"Masuk!" Ucap Fadil mempersilahkan masuk.

"Putri!!!!" Teriak Rara dengan wajah sumringah karna bertemu sahabatnya yang dirindunya.

"Husstt Ra!! Ini tuh rumah sakit, jangan teriak-teriak!" Sahut Nabila membuat Rara nyengir.

"Put, nih gue bawain roti buat lo" Ucap Rara.

"Aku bawain kamu buah." Sahut Nabila tak mau kalah dengan Rara.

"Makasih. Kak Fadil minta tolong ya... roti sama buahnya." Ucap Putri minta tolong ke Fadil untuk menerima roti dan buah yang dibawa kedua sahabatnya.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang