Part 46

68 10 0
                                    

Pak Budi menambahkan satu ranjang lagi di ruangan itu untuk Putri istirahat.

Tokk...tokk...tokk..

Rafli membuka pintu dan memperlihatkan Lutfi yang membawa roti tawar dengan diikuti seorang dokter di belakangnya.

"Hallo semua!" Sapa Lutfi tersenyum.

"Hay kak!" Jawab semua kecuali Rafli yang sudah mulai berubah raut wajahnya.

"Kakakmu udah tidur ya Put?" Tanya Lutfi meletakkan roti tawar di meja dekat sofa.

"Iya kak..." jawab Putri.

"Oh iya, ini kenalin sahabat kakak. Namanya Dr. Rafa, dokter Sp. Jantung di rumah sakit ini." Ucap Lutfi memperkenalkan Rafa yang sedang bersamanya.

"Panggil kak Rafa aja ya.." ucap Rafa tersenyum dijawab anggukan oleh Nabila dan Rafli. Namun Putri terlihat seperti melamun.

"Put! Kamu gak apa-apa?? Kok ngelamun." Ucap Lutfi menepuk bahu Putri pelan membuat Putri tersadar.

"Hehhh... gak apa-apa kak. Cuman kayaknya Putri pernah lihat Dr. Rafa deh... tapi dimana ya??" Jawab Putri berpikir dan mengingat-ngingat dimana dia bertemu dengan Rafa.

"Iya saya memang pernah bertemu kamu, di saat Hesti masih sakit." Sahut Rafa membuat Putri teringat saat itu kakaknya cemburu melihat Hesti bersama dengan cowok yaitu Rafa.

"Oohh iya... waktu itu kak Fadil cemburu lihat Dr. Rafa begitu dekat dengan kak Hesti." Ucap Putri membuat semua yang ada di situ tersenyum kecuali Rafa.

"Cemburu?" Tanya Rafa memastikan diangguki oleh Putri. Lutfi mengerti kenapa sahabatnya heran mendengar Fadil cemburu saat melihat Hesti dekat dengannya.

"Pria yang terbaring di atas ranjang itu adalah orang yang ada di hati Hesti." Bisik Lutfi pada Rafa.

"Maaf saya tidak tahu kalo kakakmu adalah pacar Hesti." Jawab Rafa pada Putri membuat semua yang ada di situ tertawa.

Rafa justru mengerutkan kening bingung.

"Kok ketawa? Perasaan saya gak ngelucu deh." Ucap Rafa bingung.

"Kak Fadil belum pacaran sama kak Hesti kok dokter." Jawab Putri sambil tertawa kecil.

"Ooo itu alasannya kalian ketawa... ya kan saya pikir Fadil pacaran sama Hesti makanya Fadil cemburu." Ucap Rafa nyengir menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Orang yang ada di hati Hesti belum tentu pacar Hesti mas bro" Ejek Lutfi berbisik pada Rafa membuat Rafa menginjak kaki Lutfi membuat Lutfi meringis karna kakinya di injak oleh Rafa.

"Kak Lutfi, bisa minta tolong gak?" Tanya Putri membuat Lutfi mengalihkan pandangannya ke Putri.

"Apasih yang gak buat kamu... Emang mau minta tolong apa Put?" Tanya Lutfi mencolek dagu Putri membuat Putri tersipu malu.

Sedangkan Rafli sudah mulai emosi dan Lutfi melirik sekilas Rafli dengan senyum sinis.

"Minta tolong pasangin infusku kak." Jawab Putri.

"Putri mau tidur di sini?" Tanya Rafa.

"Iya dokter.... Putri mau nemenin kak Fadil. Untungnya kak Hesti bilang ke Pak Budi untuk menambahkan satu ranjang lagi di ruangan ini." Jawab Putri menunjuk ranjang di sebelah ranjang Fadil

"Hesti memang wanita idaman semua pria. Pantas untuk diperjuangkan dan gue akan perjuangin dia." Gumam Rafa dalam hati kagum dengan Hesti.

"Infusnya sudah ada?" Tanya Lutfi pada Putri.

"Ini kak infusnya." Sahut Nabila menyerahkan infus pada Lutfi.

"Ok. Terima kasih." Jawab Lutfi mengambil infus yang diberikan Nabila.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Место, где живут истории. Откройте их для себя