Part 18

77 11 5
                                    

Keesokkan harinya

Hesti berangkat dengan Rani seperti biasa, mereka berdua jalan kaki karna memang jarak kost.an dan rumah sakit cukup dekat.

"Hes, lo suka ya sama kak Fadil?" Pertanyaan Rani membuat Hesti memberhentikan langkahnya tepat saat mereka berada di depan gerbang rumah sakit.

"Lohh kok berhenti sih??" Sahut Rani. Hesti melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Rani tadi.

"Kok gak lo jawab sih pertanyaan gue... wahh bener ya lo suka sama kak Fadil." Tuduh Rani membuat pipi Hesti memerah.

"Gak..." jawab Hesti gugup.

"Gak apa?" Ucap Rani.

"Gak tau." Jawab Hesti membuat Rani tersenyum.

Tiba-tiba...

Tiiiinnnn!!!!

Ada sebuah mobil yang hampir saja menabrak Hesti saat ingin nyebrang untuk masuk ke rumah sakit. Hesti yang membawa sedikit berkas pasien terjatuh karna kaget.

"Yaaa.... berkasnya!!" Sahut Hesti spontan saat melihat berkas pasiennya berhamburan. Hesti mengambil satu persatu berkas pasiennya yang jatuh dengan dibantu Rani.

"Wooyy!! Kalo mau nyebrang liat-liat dong!! Masih untung gak ketabrakk lo!!" Teriak wanita di dalam mobil. Rani geram dengan ucapan wanita itu tidak punya sopan santun.

Rani menghampiri mobil itu dan memandang tajam wanita yang ada di dalam mobil.

"Eehhh lo tuh bawa mobil ugal-ugalan!! Ini itu rumah sakit bukan area balapan!! Gak tau sopan santun banget sih!!" Teriak Rani tak kalah keras dengan wanita itu.

"Heee!! Gue gak ugal-ugalan bawa mobil, temen lo aja tuh gak liat-liat mau nyebrang!! Gue ngerti lah ini rumah sakit, kalo perlu gue bisa beli nih rumah sakit!! Minggir! Nanti mobil gue kotor dipegang sama orang kampung kayak lo!! Woyy minggir !!!(meneriaki Hesti yang sedang membereskan berkas pasiennya)" ucap wanita itu dan melajukan mobilnya ke parkiran rumah sakit saat Hesti sudah berada di depan pintu masuk rumah sakit.

Rani mengepalkan kedua tangannya di depan muka.

"Hiiii!!! Dasar orang kaya!! Bisanya cuma songong!!" Teriak Rani.

"Udahlah Ran gak apa-apa.... yuk kita masuk!" Ajak Hesti meredakan emosi Rani.

"Pagii sahabatkuu!!" Sapa Aulia yang sudah menunggu mereka di bagian resepsionis sekaligus mengobrol dengan Jihan.

"Pagi!!" Jawab Hesti tersenyum sedangkan Rani tidak menjawab karna masih kesal dengan wanita tadi.

"Kenapa lo?? Pagi-pagi tuh muka kusut banget." Tanya Aulia pada Rani sambil meledek sahabatnya itu.

"Tadi ada cewek songong, gak tau sopan santun!!" Kesal Rani.

"Yaudah yuk ke ruanganku dulu!" Ajak Hesti pada kedua sahabatnya.

"Ayo!!" Jawab Aulia sedangkan Rani hanya mengikuti Aulia dan Hesti di belakangnya sambil menggerutu.

R. Hesti

"Udahlah Ran! Gak usah dipikirin." Ucap Hesti sambil menduduki sofa dan menata ulang berkas pasiennya yang berantakan.

"Gimana gak dipikirin Hes, mulutnya itu lohh kayak gak pernah di sekolahin." Jawab Rani.

"Udahlah Ran!! Cewek kayak gitu mah banyak di Jakarta. Kayak baru satu dua hari aja lo di Jakarta." Sahut Aulia membuat Rani sedikit tidak memikirkannya lagi.

Hening beberapa saat dengan pikiran masing-masing. Hingga Aulia memecah keheningan itu karna teringat sesuatu.

"Oh iya Hes, Lutfar itu suka sama lo." Tanya Aulia pada Hesti.

DOKTER ITU MOTIVATOR ADIKKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang