for now

276 66 159
                                    

"FIGHT! FIGHT! FIGHT!"

Dentuman alas sepatu beradu dengan lantai dingin koridor yang tengah ramai. Di depan loker, aku mencari sumber suara dimana terdengar seseorang yang sedang berdebat. Suara pukulan pun terdengar seiring para siswa berlari menuju satu titik. Terlihat kerumunan yang membentuk sebuah lingkaran di samping toilet perempuan.

Wah seru nih.

Ada tawuran.

"Where's the bitch who always calm you down?!" Rasa penasaran membuatku menutup loker lalu melangkahkan kaki menuju kerumunan. "Shut the fuck up or I will smack your thin ass again?!" Terlihat dua pria sedang beradu jotos. Satu tengah terkapar di lantai dan yang satu sedang ditenangkan oleh beberapa temannya.

"I'm fine," ucap pria yang terkapar dengan membenarkan posisi rambutnya yang sudah mulai berantakkan. "That bastard who needs to calm down," pria yang tersungkur tadi menunjuk lawannya yang aku ketahui bernama Jamie, "call her bitch to give him some tits." Aku yang berada dibelakang Jamie merasakan aura kekesalan yang begitu memuncak. Urat pada lehernya terlihat dengan jelas, warna merah yang menguasai lehernya terlihat seperti sehabis terbakar. "Don't listen to him, man. He's totally nuts." Ucap salah satu temannya.

Anak lelaki tadi yang berasa sok jagon pun tertawa lalu mendekati langkahnya ke Jamie. "Yall right when you say I'm a nuts," lelaki itu pun menyodorkan tangannya pada Jamie, "I'm sorry," Jamie yang hendak menggapai tangan lelaki itu pun langsung mengelak dari tangan lelaki tersebut karena lelaki tadi hendak meninjuk Jamie. Namun, Jamie dapat menghindarinya dengan menunduk ke bawah.

Kesialan pun berpihak padaku. Aku yang tepat berada di belakang Jamie harus menerima tinju telak itu pada dahiku.

Suara yang tidak dapat aku dengar mengiringi badanku yang lemas lalu terduduk di lantai.

"CARTER! WHAT DID YOU DO?!" Teriak salah satu temannya yang aku dengar selagi kepalaku berputar hebat layaknya kemedi ombak. "(Y/n)? Can you hear me?" Ucap salah satu orang yang aku tak ketahui namanya, pandanganku buram. Aku hanya bisa mengangguk. "Do you see her friends here? Like Kian or Calum or the 5 ES OH ES guys?" Tanya salah satu orang lagi yang aku ingin jitak karena mengucapkan nama 5SOS salah.

"CHASE CARTER DON'T LET HIM RUN!" Teriak Jamie yang samar-samar aku dengar. "Oh my gosh, I'm so sorry, are you alright?" Tanya suara Jamie yang sangat ingin aku hantam wajahnya dengan rumah baru milik Flintstone. "Are you blind? she's definitely not okay!"

Y kylie.

Nih ga liat gua udh lemes kek rose di film tetanik.

"Lift her up and I'll bring her to nursing room." Ucap Jamie. Selagi itu aku pun merasa dibopong oleh seseorang. Kepalaku rasanya sangat pusing dan lebih pusing daripada berada di kelas matematika selama tiga jam pelajaran penuh.

"What's going in here people?!" tanya salah satu guru yang sepertinya melintas dan melihat aku yang tengah dibopong oleh Jamie, "why are your face have bruises?!" Dengan suara guru itu yang meninggi membuat kepalaku semakin terasa berdenyut tak karuan.

"Someone explain to me!" Lanjutnya yang aku ingin sleding kali ini juga. Namun, aki tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mensledingnya, lagi pula aku juga tidak memiliki keberanian yamg cukup untuk mensleding guru. "Sorry Mr. Delgado, but as you can see I dont have much time, I must carry her to nursing room, but I'll explain everything to you." Ucap Jamienyang terdegar oleh pendengaranku. Aku cukup bingung kenapa aku tidak pingsan sepenuhnya setelah ditonjok dengan seorang lelaki yang bertenaga seperri badak.

"Okay, I will wait you in my office." Ucap Mr. Delgado. Aku dapat merasakan jika Jamie mulai berlari karena tergopoh-gopoh membawaku. "Oh shit, there's Ashton and Kian." Umpat salah satu teman Jamie yang aku dengar. Apa mereka Ashton Irwin dan Kian Lawley? Banyak murid yang namanya pasaran layaknya Ashton disini.

Hi or Hey // 5SOSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora