feet in the sand

495 76 116
                                    

Didalam mobil selama perjalanan ke Jogjakarta, suasana gaduh terdengar dari basis belakang.

Luke dan Michael tengah berdebat masalah kacamata Luke yang tadi ia pakai tidak sengaja terjatuh. Lalu, Michael yang sedang sangat hiperaktif memainkan guitar air nya didalam mobil, sembari menghentak-hentakkan kakinya dan kacamata itu terinjak oleh kaki Michael yang tengah dibalut sepatunya.

"Look what you did! My glassess is gone now! It broke, man. It broke!" Teriak Luke frustasi yang tengah ngempet diketeknya Ashton.

Michael pun menjelaskan bahwa ia tidak sengaja dan tidak tau bahwa ada kacamata Luke berada disana.

Luke pun mengatakan kacamatanya jatuh gara-gara Michael yang terlalu hiperaktif memainkan gitar bohongannya dengan kekuatan badak dan tangannya pun tanpa sengaja menempeleng kepala Luke yang bersandar di jok mobil.

Calum, Arjuna, dan Ashton yang tidak ada masalah hanya mencak-cakkan Michael dari kursi penonton mereka masing-masing.

Sedangkan Nenek tertidur disampingku, begitu juga dengan Pak Giman hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dari belakang kemudi.

Kacamata Luke terkapar lemah ditelapak tangan sang empu yang frame dan lensanya sudah terpisahkan layaknya Romeo dan Juliet.

"Stop acting like an immature. I'll fix it with glue or anything when we get back at the villa." Kata Michael yang membuat Luke angkat kepala dari keteknya Ashton.

"With glue? Do you wanna try a traditional one, Mek? You dont have to use a glue, you can use rice to fix it." Usul Arjuna sembari mengangguk-angguk yakin dari bangku depan yang membuat bingung semua bule rusuh itu.

"You dont have to cost money for a glue tho. With rice it'll be free." Kata Arjuna.

"Boljug tuh boljug." Michael ngangguk-ngangguk lalu mengatakan terima kasih atas usulannya dan akan mencobanya nanti saat di jam makan siang.

Kelakuan medit Michael pun berlanjut dan akhirnya rambut Michael pun menjadi cemilan pagi hari untuk Luke.

"Get off your hands!" Teriak Michael yang langsung membuat orang-orang di mobil itu menjadi budeg temporer.

"Fine. Fine. Fine. I'll get you one! With no glue or traditional way with the rice. Are you happy now?" Ucap Michael yang membuat Luke mengangguk-ngangguk.

"Not yet because you haven't gave me the glassess." Balas Luke yang membuat Calum menggumamkan sesuatu disampingku.

"When you nod your head yes, but you wanna say no. What do you mean?" Nyanyi Calum yang berada disampingku yang bosan melihat semua orang didalam mobil ini mengangguk-anggukan kepalanya.

Tadi, kita berangkat sebelum matahari muncul dan sekarang matahari sudah menunjukkan peradaban. Butuh sekitar waktu tiga sampai empat jam untuk sampai Jogja.

Yang menjadi tujuan pertama kami adalah Pantai Parangtritis.

Semua dari kami sangat merindukan suasana pantai yang begitu khas. Menginjakkan kaki pada pantai pasir yang halus sehabis disapu oleh ombak. Matahari yang menghangatkan kulit. Tentu saja suara deburan ombak yang menjadi irama musik alam. Menurut Calum, maupun Luke dan juga Ashton, liburan musim panas tak lengkap jika tidak ke pantai.

"Hey, you sleepy?" Tanya Calum sembari memainkan rambutku yang aku biarkan lepas begitu saja, tidak dikuncir. "Kinda." Ucapku sembari membenarkan posisi dudukku.

"Here, listen to this song." Calum memeasangkan satu headsetnya yang sebelah kiri ke telinga kananku.

Alunan gitar dari lagu The Silence baru saja membuat saraf di otakku tersentak.

Hi or Hey // 5SOSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora