lomba not lumba-lumba

440 69 143
                                    

"Today will be the awesome day!" Seru girang dari Ashton yang mengetahui dirinya akan ikut berlomba bersama teman-temannya dan orang-orang yang tak ia kenal.

"I can't wait for the lumba-lumba!" Kata Calum berjalan dengan riang, "really? Do dolphins will be there? That'll be sick!" Kata Luke yang tiba-tiba menimpali perkataan Calum.

"Please deh, lum. Lomba bukan lumba." Balasku yang dari kemarin sudah ngomong ampe berbusa kalau ini tuh nanti lomba bukan lumba.

"Mulut mulut gua." Balas Calum sewot yang bikin hidungnya tambah megar.

Kami berjalan dari villa hingga ke lapangan bola yang tak jauh letaknya dari villa. Hanya dengan berjalan kaki beberapa menit, kita sudah sampai.

Di pukul setengah tujuh pagi hari ini, kawasan lapangan yang biasa nya hanya dikerumuni oleh kerbau dan juga kambing milik warga, sekarang berganti terbalik dipenuhi oleh masyarakat.

"It's new experience for us." Kata Luke mewakilkan teman-temannya yang sedang memperhatikan tiang bendera yang berada di pinggir lapangan dan bagaimana ramainya suasana.

Acara upacara akan dilaksanakan pada pukul tujuh tepat, jadi masih ada waktu setengah jam. Kami memutuskan untuk ngaso dibangku coran penonton dan memulai strategi nanti untuk perlombaan.

Calum akan lomba makan kerupuk.

Aku, Ashton dan Luke akan lomba bakiak

Michael akan lomba cerdas cermat.

Tidak semua lomba kami ikuti karena ya kami juga ingin menikmati orang lain sedang lomba.

"I can't wait to eat all of those frisbee!" Ucap Calum kesenangan saat melihat pujaan hatinya dari dulu, yaitu kerupuk, yang tengah ditenteng oleh Arjuna. Bocah itu tak ada bosannya untuk memakan makanan renyah itu.

"You just can eat one kerupuk, lum. Besides you have to eat it very quickly while your hands will be in something like handcuffs but with rope." Jelas Arjuna yang membuat Calum mengernyit bingung.

"What? No one told me that." Kata Calum, "I have told you, but you didn't listen." Ujar Arjuna sembari menatap malas Calum.

Tepat pukul tujuh tepat pada pagi hari, kami pun melaksanakan upacara. Aku dan yang lainnya ikut berkumpul dibarisan yang mengingatkanku waktu jaman aku masih sekolah disini.

"It's been a long long time." Gumamku yang mengenang sedikit percikkan memori masa lalu. "You say we have to be quiet, so quiet!" Ucap Michael yang berdiri disebelahku dengan tegap dan tangan dikepal disamping pahanya. "Indeed."

Upacara berjalan dengan hikmat dan sang bendera merah putih sudah berada di puncak dimana ia seharusnya berada, menyapa cakrawala. Tiupan angin membuatnya tambah gagah mengetahui berada di atas sana.

"Para peserta lomba diharap bersiap-siap, lomba akan dimulai dalam waktu lima belas menit lagi." Suara dari panitia membuat kami semua bersiap-siap. Ditambah lagi Michael yang sekarang membuka kamus bahasa indonesia di ponselnya.

"So okay," Michael mengambil nafas untuk tenang, "I got this, saya pasti bisa!" Ucapnya dengan nada yang begitu semangat.

"Should I say saya or gua saat sedang lomba?" Gaya bicara Cinta Laura ternyata tertular ke Michael sekarang. "Saya, because you know, banyak orang disini dan kita harus sopan." Ucap Arjuna mengingatkan pria berambut sigung itu.

Lomba pertama yang diselenggarakan kali ini untuk anak-anak, yaitu memasukkan paku kedalam botol yang digantung dari bokong mereka. Kami pun menunggu giliran lomba kami dengan melihat para bocah-bocah itu berlomba.

Hi or Hey // 5SOSWhere stories live. Discover now