selamat malam

451 84 76
                                    

"Did everyone see my phone?" Tanya Ashton tiba-tiba dengan panik.

"Nope," ucap Calum, lagian juga tadi Ashton tidak memainkan ponselnya saat di mobil kan?

"The last time I checked, it was in my pocket." Jawab Ashton dengan grasak-grusuk mencari ponsel disekitar kantung celananya. "Maybe it fell on the seat car, you should check it." Kata Luke yang ada benarnya juga. Jadi, Ashton pun mengecek ke garasi yang untungnya masih ada arjunanya.

Aku dan ketiga yang lainnya bersama Nenek sudah masuk kedalam villa dan sudah ada satu pria dan wanita disana yang terlihat lumayan berumur.

Mereka berdua pun menyapa kami dan bersalaman, berbincang sedikit-sedikit untuk ramah tamah di ruang tamu.

Aku baru menyadari jika mereka adalah Mbok Warsih dan juga Pak Giman.

"Kamu (y/n) toh? Sudah besar sekali ya, ayu tenan." Ucap Mbok Warsih dengan nada medok jawa. "Iya Mbok." Aku hanya bisa tersenyum dan canggung jika bertemu dengan orang baru yang bahkan sudah lama tidak bertemu. Mbok Warsih dan Pak Giman tengah berbincang-bincang dengan Nenek karena sudah lama mereka tidak bertemu.

Aku pun melihat kearah para dedemit yang ternyata sedang duduk disampingku dengan canggung dan memainkan kaki mereka semua.

"What should we say to them?" Bisik Luke kearah Michael dan juga Calum. "I don't know, man. I dont know how to speak bahasa." Jawab Calum sembari berbisik yang membuatku ingin tertawa.

"We don't have to say anything, if they talked to us, just smile and say iya, terima kasih, sans, kuy. They will understand us." Jawab Michael yang ingin rasanya aku piting tapi dia ada benarnya juga, "but what if they asked us about our name in bahasa, but in the end we just sit here like an idiot and answer the wrong question?" Ucap Luke yang lagi-lagi membuat kedua temannya itu bingung.

"Ha? What do you mean?" Tanya Calum yang bingung dengan ucapan berkeloknya Luke.

"For example, if that woman ask me ohh you're so handsome, what's your nameIn bahasa I don't know how to answer it and because I dont know, I just smile at her and say terima kasih? It would tottally embarrassed myself." Jelas Luke panjang kali lebar seperti rumus luas persegi panjang.

Michael dan Calum yang memang otaknya rada singit pun hanya memasang munga cengok. "I still don't get your point, dude." Ucap Calum yang ingin aku tonjok mukanya. "Me either." Balas Michael.

"Chill guys, I'll translate it to you." Jawabku yang membuat Luke menatapku sebentar dan tersenyum lega.

"Aduh aduh, ini toh cowok cowok Australia, ganteng bianget." Ucap Mbok Warsih yang sekarang menghadap ke ketiga bule itu dengan membawa nampan berisi teh manis yang masih ngebul dan baru ku sadari karena mungkin dari tadi aku terfokus oleh perbincangan Michael, Luke, dan Calum.

"Ini monggo teh nya diombe, bu, tehnya diminum dulu." Kata Mbok Warsih dan yang langsung aku samber tehnya karena enak untuk suasana seperti ini. Aku pun memberi isyarat ke mereka bertiga untuk meminum tehnya. Sebenarnya aku tidak tau apa yang dikatakan oleh Mnok Warsih, tapi karena dia membawa teh pasti disuruh minum.

"Loh ini, ada satu orang sini juga toh? Ganteng juga." Ucap Mbok Warsih sembari melihat kearah Calum yang baru saja mengambil satu gelas teh hangat.

"Jeneng mu sopo toh mas?" Tanya Mbok Warsih ke Calum yang sekarang tersenyum bingung, ia pun seperti meminta bantuanku untuk translate. Tapi, sialnya aku juga tidak tahu apa yang Mbok Warsih katakan karena memakai bahasa Jawa.

Hi or Hey // 5SOSWhere stories live. Discover now