hey everybody

546 82 76
                                    

"Indonesia's fresh air!" Kata Michael sembari merentangkan tangannya. "We're not even outside," balas Calum yang mendorong trolly dengan tumpukkan kopernya dan Michael. Sekitar jam 9 malam, kami sudah mendarat di Bandara Adi Sumarmo yang berada di Boyolali.

"Shut up, carry me please." Michael akhirnya dengan seenak rambut es krimnya, lompat keatas trolly yang menyebabkan gempa kecil disekitaran area Calum berdiri yang kira-kira berdiamater 50 cm itu. "Hey baboon!" Seru Calum sembari mendorong trollnya kuat-kuat agar baboon itu jatuh bersamaan dengan koper-koper. "Look! All of the suit cases fall down and why aren't you carry yours?!"

"I don't have enough energy." Balas Michael dengan sangat dramatis. "Dasar lemah, dasar payah!" Seru Calum dengan lantang.

"Boys!" Seru Nenek yang lebih lantang dari Calum sembari menatap mereka berdua dengan tajam dan sedikit menyipit namun aku dapat melihat Michael langsung berlari kearahku dan juga Ashton, sedangkan Luke yang dari tadi disamping Nenek hanya tertawa sembari menahan kantuknya. "It's his fault, not mine." Kata Calum dengan menunjuk Michael yang sudah tidak tahu kemana.

"(Y/n) and Ash please wait me, cause I want to go to toilet. I'll be back." Ucap Michael yang langsung lari seribu bayangan ke toilet. Aku dan Ashton pun menunggunya. "Where is the papa smurf?!" Tanya Calum yang menggebu-gebu bersamaan dengan trollnya.

"Toilet." Jawabku yang menatap wajah Calum yang terlihat merah, "why is your face looks so red?" Tanya Ashton yang sepertinya menyadari wajah Calum. "Are you detain your poop?" Lanjut Ashton yang membuatku ngakak.

"No! I'm mad! I'm mad at your friend," ucap Calum yang mengambil ancang-ancang menunjuk tumpukkan koper, "he jumped off on this trolly like a baboon and left me alone after that, and you know what? I have to lift his big suitcase."

Setelah kembalinya Michael dari toilet, Nenek pun menyuruh kita untuk langsung keluar berasa diusir dan Calum sudah beradu mulut lagi dengan Michael.

"Kids, please don't make noises in public or arguing something, okay?" Nasihat Nenek yang tadi melihat pertengkaran Malum. Semua dari kami pun akhirnya kena ceramahan walau yang tadi adalah suara Calum yang terlampau nyaring dan juga tingkah Michael yang terkadang minta dipites. Kami pun mengangguk mengerti agar beliau tidak banyak omong lagi.

Minta dipites.

Pites kek nama sambel.

"Finally, fresh air!" Ujar Michael yang sekarang baru terdengar benar karena kami sudah berada diluar. "It's kinda chilly here." Ucap Luke setelah sekian lama tidak berbicara.

"So, Nenek, which cab that are we gonna take?" Tanya Ashton seperti anak tk karena melihat jejeran taxi layaknya pajangan hot wheels. "No, Ash. Someone's will pick us up, but where is he?" Jawab Nenek yang sekaligus menjelaskan bahwa ada seseorang yang akan menjemput kami.

Uhh he loh he.

Berarti cowo loh.

Semoga ae bukan mbah-mbah.

"Go call him then." Kata Michael yang langsung dipukul kepalanya olehku. "We can't call him cause the signal, you idiot. We just have to wait him here, right?" Jawabku yang disetujui oleh Nenek dan tentunya kami tidak akan menemukan satu batang sinyal pun disini, karena berbeda.

"He should be here 15 minutes ago, but where is Arjuna?" Ucap Nenek yang memandang depan jalan dengan khawatir. "What? Marijuana? Dang bro." Kata Ashton dengan takut-takut yang mungkin membayangkan satu helai daun ganja menjemput kami, namun aku memiliki pandangan yang lain tentang Arjuna karena namanya seperti tidak asing bagiku.

Hi or Hey // 5SOSWhere stories live. Discover now